Suatu Hari di Olympus: April Mop
Pagi itu, Athena dan Aphrodite
sarapan bersama di rumah makan tepi danau yang terkenal dengan keindahan
pemandangan alamnya, dekorasi yang cantik nan Instagrammable, serta tentu saja harga menunya yang selangit. Karena
hari itu hari yang spesial, dua sepupu itu tidak segan untuk menguras dompet
mereka demi sarapan mewah satu bulan sekali. Ya, hari itu tanggal 1, bertepatan
dengan hari penerimaan gaji bagi para kaum pekerja kelas proletar seperti
Athena dan Aphrodite.
Aphrodite menatap nanar ke arah
danau. “Negara ini negara yang makmur, karena rakyat-rakyatnya cerdas secara
merata, serta dewasa dan penuh toleransi.” Ujarnya tiba-tiba.
Athena tersenyum. “Pendidikan
juga merata, begitu juga dengan kesehatan.”
“Para perempuannya juga saling
menghargai...,”
“... tidak secara ironi
menyerukan untuk menghormati sesama perempuan tetapi justru malah mengatai
perempuan lainnya goblok.”
“Serta tidak secara ironi
berkencan dengan lelaki yang telah memiliki pasangan, padahal sendirinya
menyerukan untuk menghormati sesama perempuan.”
“Serta tidak secara ironi
menggoda pasangan perempuan lain, ketika dia sendiri selalu menyuarakan untuk
menghormati sesama perempuan.”
Aphrodite tersenyum menatap
Athena. “Perempuan di negeri ini tidak saling menjatuhkan perempuan lainnya.”
Athena balas menatap Aphrodite
dan tersenyum pada sepupunya itu. “Perempuan di negeri saling menghormati,
karena mereka tahu, apabila bukan mereka yang menghormati dirinya sendiri, maka
siapa lagi?”
“Perempuan di negeri ini tidak
saling berebut laki-laki.”
“Perempuan di negeri ini bisa
dengan mudahnya meninggalkan sebuah relasi ketika dia disakiti.”
“Perempuan di negeri ini memiliki
ketegasan untuk berkata tidak ketika laki-laki meminta izin untuk menyakitinya.”
“Perempuan di negeri ini tidak
akan berbahagia di atas penderitaan perempuan lainnya.”
Aphrodite dan Athena kini
memandang ke arah danau sembari berpegangan tangan. Mereka terdiam. Dalam diamnya,
mereka tahu bahwa ungkapan-ungkapan mereka tadi hanyalah bualan semata, karena
yang terjadi adalah sebaliknya. Karena pada kenyataannya, semua itu hanya omong
kosong April mop belaka.
“Aku bahagia,” ujar Aphrodite.
“Aku pun.” Sahut Athena.
Sementara itu, air mata menggenang
di mata keduanya.
0 komentar