Pretty Man
“In
the place where the heart is, there’s time.” –Dokko Ma Te (Pretty Man,
2013–2014)
“Money
is a living being. If you bring it up with care, money will grow to
unimaginable amount too. But, if it grows too big it will eat me up. In the
end, a person like me disappears, and only money remains.” –Dokko Ma Te
(Pretty Man, 2013–2014)
“A
woman has to be with a man who loves her more than she does.” –Lee Mal
Ja (Pretty Man, 2013–2014)
Where could be the
address of happiness? Is
it in every penny we own? Fancy house,
expensive car, is it in those material things? Beauty
looks, good-looking partner, is it in those physical things? Family, best friends, is it in those
nice people around us? Or maybe, is it just as simple as breathing, being able to live one more day? Or, could
it be what people referred as love? Loving
and being loved, is that it? Anyway, people live in search of happiness, or at least they think they do. But,
where could we find it? It’s in a drama series titled “Pretty Man”,
when a man who’s well-known as the most
handsome man in the town, wonder
around to find the address of his happiness. And while doing so, he also
finds out the there’s more to life than just his gorgeous look, money, beautiful and successful women, and
social status.
![]() |
"Pretty Man" official poster - source: wiki.d-addicts.com |
Dokko Ma Te (Jang Geun Suk), terkenal sebagai pria paling tampan di kampung halamannya sejak ia masih duduk di bangku sekolah. Sejak kepindahannya ke Ulsan, seketika ia menjadi idola. Dibesarkan oleh seorang single mother dengan latar belakang ekonomi yang pas-pasan, Ma Te bertekad untuk menjadi sukses dan kaya raya demi memberikan kehidupan yang layak bagi sang ibu. Adalah Kim Bo Tong (IU/Lee Ji Eun), anak gadis dari teman ibunya yang juga tetangga mereka di Ulsan. Ia tergila-gila kepada Ma Te sejak pertama kali melihat lelaki itu. Di pikirannya hanya ada Ma Te dan tujuan hidupnya adalah untuk menjadi istri Ma Te. Segera setelah lulus sekolah, Ma Te pun hijrah ke Seoul untuk mewujudkan tujuan hidupnya. Dengan memanfaatkan ketampanannya, ia pun mengencani seorang perempuan kaya raya yang berusia jauh lebih tua darinya, Jaek Hee (So Yu Jin). Berkat wanita itu pula, kini Ma Te telah memiliki rumah dan mobil mewah.
Pada
suatu hari, sang ibu meninggal dunia dan kejadian itu mengubah jalan hidup
Dokko Ma Te. Adalah Hong Yoo Ra (Han Chae Young) wanita cantik dan misterius
yang kemudian datang dalam kehidupan Ma Te, setelah sebelumnya pria itu gagal
mendekatinya. Selepas kepergian ibunya, Yoo Ra datang membawa informasi
mengenai ayah kandung Ma Te dan siapa jati diri pria itu sebenarnya. Mengetahui
bahwa sang ayah adalah Park Ki Suk (Dokko Young Jae), Presiden Direktur dari MG Group, salah satu perusahaan terbesar
di Korea Selatan, Ma Te merasa geram karena menyadari bahwa sang ibu selama ini
hidup dalam penderitaan akibat statusnya sebagai seorang wanita simpanan. Ma Te
pun menerima tawaran Yoo Ra untuk bekerja sama demi membalas dendam terhadap Na
Hong Ran (Kim Bo Yeon), istri Park Ki Suk yang telah membuat hidup ibu Ma Te
menderita. Di sisi lain, Yoo Ra memiliki alasan lain dengan tujuan yang sama,
yaitu mendapat hak asuh atas putrinya yang saat ini berada di tangan mantan
suaminya, Park Moon Suk (Kim Young Jae), yang juga adalah anak tiri Hong Ran.
Karena ulah Hong Ran, Yoo Ra terpaksa bercerai dengan Moon Suk dan hidup
terpisah dengan anak mereka satu-satunya.
Untuk
mencapai tujuannya itulah, Hong Yoo Ra membutuhkan seorang Dokko Ma Te. Alhasil,
dimulailah petualangan Ma Te untuk meraih status sosial yang selama ini
direnggut darinya, di bawah bimbingan Yoo Ra. Perjalanan pria itu tidak mudah
dan jauh dari kata sederhana. Untuk dapat menjatuhkan Na Hong Ran, ia harus
mencapai posisi yang sejajar dengan Wakil Presiden Direktur MG Group tersebut. Untuk dapat meraih
posisi itu, ia harus meraih kesuksesan secara materi dan finansial. Untuk dapat
mencapainya, ia harus belajar berbagai trik untuk dapat menjadi seorang
pengusaha sukses. Hong Yoo Ra memberi pria itu tantangan untuk menjual ribuan
pasang kaos kaki yang telah usang. Selama prosesnya, Ma Te harus “menaklukkan”
beberapa orang wanita demi memperoleh informasi dan pengetahuan berharga dari
para wanita tersebut.
Dimulai
dengan Jaek Hee –pengusaha sukses, tempat ia belajar makna uang yang
sesungguhnya; Electric Fairy (Kim Ye Won) –peramal, tempat ia belajar membaca
karakter manusia; Kim In Jung (Cha Hyun Jung) –konsultan keuangan, tempat ia
belajar memiliki koneksi dan jaringan sosialisasi yang luas; Myo Mi (Park Ji
Yoon) –aktris papan atas, tempat ia belajar mengenai timing yang tepat; Kang Kwi Ji (Kim Bo Ra) –anak gadis dari
keluarga kaya, tempat ia belajar image
building; Lee Kim (Jung Sun Kyung) –jaksa, tempat ia belajar menjadi kuat,
tegas, dan adil; hingga Yeo Mim (Kim Min Joo) –hacker, tempat ia belajar memanfaatkan pengetahuan. Sementara itu,
Ma Te juga meminta bantuan Kim Bo Tong untuk menjual kaos kaki tersebut, yang
tentu saja disambut dengan luar biasa antusias oleh gadis polos nan ceria itu.
Ia mengusahakan berbagai cara agar dapat membantu pria yang digilainya itu.
Ketika
tengah berusaha menjual kaos kaki dari Dokko Ma Te, Kim Bo Tong bertemu dengan
David Choi (Lee Jang Woo). Semenjak pertemuan itu, David jatuh hati pada Bo
Tong. Di sisi lain, Bo Tong merasa senang karena ia bertemu dengan teman yang
memiliki banyak kesamaan dengannya. Ia bahkan merasa seperti menemukan versi
laki-laki dari dirinya sendiri dalam diri David. David yang ternyata berprofesi
sebagai manajer pemasaran pun membantu Bo Tong untuk menjual kaos kakinya. Ia
bahkan menyewakan kamar dengan harga murah bagi gadis itu untuk ia tempati
selama tinggal di Seoul. Di luar dugaan, kedekatan Bo Tong dengan David membuat
Ma Te merasa cemburu. Terbiasa mendapatkan perhatian penuh dari Bo Tong. Ma Te
mulai merasa tersisihkan dengan kehadiran David di antara mereka. Namun, Ma Te
harus memfokuskan dirinya pada misi dan tujuan yang ia emban terlebih dahulu,
yang tanpa ia sangka, justru membawanya pada satu kenyataan besar yang sanggup
merubah seluruh hidupnya.
![]() |
"Pretty Man" official photo - source: www.asianwiki.com |
“Pretty Man”, atau yang dikenal juga dengan judul “Pretty Boy” dan “Bel Ami”, adalah serial drama komedi romantis yang terdiri dari 16 episode. Serial ini mengudara di stasiun televisi KBS dan ditayangkan pada bulan November 2013 hingga Januari 2014. “Pretty Man” merupakan adaptasi dari manhwa (komik Korea Selatan) berjudul sama karya Cheon Kye Young. Meskipun perolehan rating serial ini jauh dari kata memuaskan, berkat popularitas pemeran utamanya, Jang Geun Suk, “Pretty Man” ditayangkan di beberapa televisi di negara-negara Asia, seperti Jepang dan Singapura. Apabila pernah menonton film barat berjudul “Bel Ami” yang dibintangi oleh Robert Pattinson, serial “Pretty Man” ini merupakan versi ringan dan menghiburnya, dengan latar belakang cerita yang sama, yaitu mengenai seorang pria yang menggunakan ketampanannya untuk memperoleh kehidupan yang mapan di kota metropolitan. Melihat dari perspektif yang lebih luas, kisah ini menceritakan perjalanan anak manusia dalam pencarian atas jati dirinya.
Orang
sering berkata bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Hal ini ada
benarnya. Termasuk uang. Human’s greed
has no limit, but ambition has.
Dalam serial ini dikatakan bahwa, “If you
have big ambitions, you end up digging your own grave.” Keserakahan dan
kerakusan. Hal itulah yang pada akhirnya akan membuat manusia menggali lubang
kuburnya sendiri. Satu hal yang Dokko Ma Te pelajari dari Hong Yoo Ra, adalah
bahwa uang tidak didapatkan secara percuma. Uang dihasilkan melalui kerja keras
dan usaha. Namun lebih dari sekadar kepuasan mendapatkan uang, Ma Te menemukan
sebuah kepuasan lain yang jauh melebihi itu. Yaitu kepuasan diri atas kemampuan
untuk mendapatkan uang itu. Kepuasan atas segala proses yang telah dilalui.
Kepuasan atas kerja keras dan usaha. It’s
not about the result, but it’s about
the process. Karena proses lah yang pada akhirnya memberi bekal pada
manusia untuk menjalani hidupnya. Uang dapat habis, namun pelajaran yang
didapat dari proses akan kekal abadi.
Orang
sering berkata bahwa segala sesuatu tidak seperti kelihatannya. Pada dasarnya,
selalu ada makna tersirat di balik segala yang terlihat. Orang kedua yang
ditemui Dokko Ma Te dalam perjalanannya adalah Electric Fairy. Dari wanita itu,
Ma Te belajar untuk melihat karakteristik orang-orang, terutama kelemahan
mereka. Semuanya dimulai dengan observasi. “People
keep their weaknesses covered up in order to not be vulnerable to others.
First, learn to observe the body. The body speaks the truth of the heart.
Through the body, you’ll find a way to the heart.” Menyimpan kelemahan
mereka adalah sifat alami manusia. Namun bukan tidak mungkin untuk membaca itu
semua. Apa yang ada dalam hati manusia adalah rahasia terbesar mereka. Namun
tidak mustahil untuk melihat itu semua melalui gerak-gerik tubuh. “A person can’t control their own heart.”
Indeed, but they can control their mind and body. Hati, pikiran, dan tubuh
manusia mengalirkan energi dan sinergi yang sama. Karena selalu ada makna di
balik setiap pertanda.
Orang
sering berkata bahwa kejujuran yang pahit lebih baik daripada kebohongan yang
manis. Namun apabila kenyataan itu berujung pada luka yang tiada akhir, masih
layakkah kejujuran itu didapatkan? Is it
worth the pain? Dikatakan dalam serial ini, “There are times when the facts are sources of lasting pain. There are
times when it’s better not knowing the truth.” Namun ketika kebahagiaan
dibangun di atas kebohongan, layakkah untuk dijalani? Mencari jawabannya
mungkin akan seperti mencari mana yang lebih dulu ada di antara ayam dan telur.
Membingungkan memang, namun jawabannya sederhana apabila manusia mau melihat
melalui gambaran yang lebih luas. Tak ada yang abadi di dunia ini. Luka,
kebahagiaan, semuanya. Luka akibat kejujuran, kebahagiaan dari kebohongan,
semuanya. Pada akhirnya kejujuran tetap yang terbaik. Meskipun tak ada
kebenaran absolut di muka bumi ini, setidaknya keyakinan dapat terwujud ketika
manusia menjunjung tinggi kejujuran dalam dirinya.
Orang
sering berkata bahwa cinta tak butuh alasan. Benarkah? Lalu bagaimana menjawab,
ada orang yang kita cintai begitu dalam, dan ada pula orang yang tidak kita
cintai? Karena ketika cinta tak butuh alasan, seharusnya semua orang di dunia
ini saling mencintai. Jawabannya adalah pilihan. Mungkin cinta memang tak
memiliki alasan, namun cinta adalah pilihan. Pilihan untuk mencintai atau tidak
mencintai. Ketika David Choi, seorang pria yang begitu baik hati, tampan,
bahkan memiliki banyak kesamaan dengan dirinya, datang dalam kehidupan seorang
Kim Bo Tong dan menawarkan cinta padanya, wanita itu justru memilih Dokko Ma
Te, pria yang telah disukainya selama bertahun-tahun secara sepihak saja. “You don’t really need a reason to love.”
Begitu jawaban Kim Bo Tong ketika David mempertanyakan mengapa wanita itu lebih
memilih Ma Te dan bukan dirinya. Pada dasarnya alasan itu ada, namun hanya saja
terkadang manusia tak menyadarinya.
![]() |
"Pretty Man' official photo - source: www.asianwiki.com |
Menonton “Pretty Man” membuat saya diingatkan sekali lagi mengapa aktor tampan Jang Geun Suk memiliki begitu banyak penggemar di Asia. Meskipun rendahnya popularitas dan tingkat kesuksesan serial ini di Korea Selatan membuat Jang merasa pesimis hingga mengeluarkan pernyataan bahwa ia tak akan berakting dalam genre komedi romantis lagi, secara objektif saya menyatakan bahwa ia masih dan (mungkin) akan selalu menjadi The Prince of romantic comedy. Style-nya yang eksentrik mungkin merupakan faktor utama mengapa ia kurang diterima penonton, namun soal kemampuan aktingnya, tak perlu diragukan lagi. Despite all opinions, the characters of this series are well-casted. Tak ada selain Jang Geun Suk, IU, Han Chae Young, dan Lee Jang Woo yang dapat menghidupkan karakter Dokko Ma Te, Kim Bo Tong, Hong Yoo Ra, dan David Choi dengan begitu pas dan sempurna. Overall, “Pretty Man” is worth-watching to spend your leisure time.
“Love, it’s very scary. It makes a sensible man into a senseless man. It makes a man in despair, laugh.” –Hong Yoo Ra (Pretty Man, 2013–2014)
“People,
when they are too, too sorry, they can’t even say they’re sorry. They can’t say
it because the words aren’t even enough to express their sorrow.” –Lee
Mal Ja (Pretty Man, 2013–2014)
“The
world cannot be explained with just the relationship between men and women.”
–Dokko Ma Te (Pretty Man, 2013–2014)
0 komentar