The Lost Years
“Whether it rains or snows or
whether the wind blows, the 30 years I’ve been longing. I sorrow the fact that
I have nowhere to lean on, how many tears have I shed?” –Sul Woon Do, The Lost 30 Years [translated lyrics]
The Korean War, yang terjadi sepanjang tahun 1950 hingga 1953
meninggalkan bekas luka mendalam pada sebuah bangsa yang kini telah maju, Korea
Selatan. Perang saudara antara Korea Selatan dan Korea Utara ini tidak hanya
memisahkan dua negara yang terletak di Semenanjung Korea tersebut, melainkan
juga memisahkan orang-orang dari keluarga mereka, anak-anak dari orang tua
mereka, suami-suami dari istri mereka, para kekasih dari orang yang mereka
cintai. Tiga dekade setelah perang usai, tepatnya pada tahun 1983, stasiun
televisi tertua di Korea Selatan, KBS, menayangkan sebuah live program yang bertujuan mempertemukan kembali orang-orang yang
terpisahkan dari keluarga mereka akibat perang. Program tersebut bernama
“Finding Lost Family”. Sebuah theme song
untuk program acara tersebut dirilis. Lagu menyayat hati tersebut bertajuk “The
Lost 30 Years”, dan dibawakan oleh seorang penyanyi pendatang baru pada waktu
itu, Sul Woon Do. Kini, 30 tahun setelah ia debut dengan lagu “The Lost 30
Years”, Sul Woon Do hadir sebagai legend
dalam program acara musik “Immortal Songs 2: Singing the Legend” episode 107
dan 108.
Edisi spesial Sul Woon Do ini
ditayangkan sepanjang dua episode. Bagian pertama, yaitu episode 107,
ditayangkan pada tanggal 29 Juni 2013 di stasiun televisi KBS. Menyusul
kemudian pada tanggal 20 Juli 2013, episode ini mengudara di channel KBS World. Dalam episode
tersebut, lagu debut Sul Woon Do, “The Lost 30 Years”, dibawakan oleh solois
wanita Youme yang berdasarkan hasil undian mendapat jatah tampil pada urutan
kedua. Her new rendition of “The Lost 30
Years” brings her to get four straight wins on that episode. Versi asli
lagu ini adalah sebuah lagu trot.
Jenis musik trot dapat dikatakan
seperti musik dangdut di Indonesia .
Trot adalah musik ‘tradisional’ Korea
Selatan dan identik sebagai musik favorit para orang tua dan kakek nenek. The original “The Lost 30 Years” is a sad
and melancholic trot song. Meanwhile,
the new “The Lost 30 Years” is a
melancholic ballad song. A very
different sound, but has the same sad
melancholy lingering feeling.
When talking about “The Lost 30 Years”, then it’s about three main things. First is the pain of
separation. The second is the
countless hours of longing. The third
is being torn apart from family, which
this song is all about. Saya tidak tahu bagaimana dengan orang lain, tetapi
bagi saya, keluarga adalah segalanya. Mungkin banyak orang di luar sana yang lebih
memprioritaskan sahabat atau kekasih mereka, tetapi bagi saya, keluarga selalu
berada di urutan teratas daftar prioritas. Ketika orang lain berkata untuk
berbaik-baik kepada tetangga, karena kepada mereka lah kita meminta pertolongan
di kala kesusahan, maka saya akan berkata untuk berbaik-baiklah kepada
keluargamu terlebih dahulu, karena sesungguhnya mereka lah yang selalu ada
untuk kita. Family is always right there
for us. “I’d like to meet my siblings
again and share all the memories I couldn’t before.” Saudara kandung mana
yang tidak pernah bertengkar? Namun sesungguhnya, pertengkaran antara saudara
kandung bukan lah wujud kebencian, melainkan sebaliknya, kasih sayang. For siblings, fights are the moments when their love for each other gets deeper. “Mother,
father, where are you? I cry out
calling for them.” Orang bilang kasih sayang orang tua sepanjang masa, dan
kasih sayang anak sepanjang galah. Betapa pun kita pernah dikecewakan oleh
mereka, kita tidak akan pernah dapat membayangkan hidup tanpa kedua orang kita.
Maka bersyukurlah kalian yang saat ini masih hidup dengan keluarga di sisi
kalian. Sayangilah kakak dan adikmu, kedua orang tuamu. Banyak orang di luar sana yang tidak sanggup
hidup bersama keluarga mereka. Banyak orang yang merasakan sakit yang tidak
terhingga dalamnya akibat perpisahan dengan keluarga mereka. Bahkan untuk hal
paling sederhana saja, bertengkar dengan saudara kandung, mereka tidak dapat
melakukannya. Jangan ragu dan gengsi untuk menunjukkan rasa sayangmu kepada
orang tua, karena kita tidak akan pernah tahu kapan mereka akan pergi dari
dunia ini untuk selamanya.
![]() |
Youme ketika membawakan lagu "The Lost 30 Years" pada program "Immortal Songs 2" Episode 107 |
Meskipun tidak menjadi pemenang
dalam episode tersebut, penampilan Youme meninggalkan kesan mendalam bagi para
penonton maupun sesama pengisi acara. Bahkan, sang legenda Sul Woon Do sendiri
pun memuja-muji penampilan Youme tersebut. Indeed,
“The Lost 30 Years” itself has a very
deep meaning to all Koreans, especially
the generation that lived in that era. Lagu ini menjadi theme song untuk sebuah program acara
televisi bertajuk “Finding Lost Family” yang mengudara pada tanggal 30 Juni
hingga 14 November 1983. Program ini berlangsung secara live pada waktu itu selama 453 jam 45 menit. Tercatat sebanyak
10.189 keluarga korban perang dipertemukan kembali melalui program tersebut. “Finding Lost Family” had become the event
that relieved the resentment of the nation, and Sul Woon Do had become the singer that comforted the people’s pain,
the voice that cried out on behalf of the
displaced. As for Youme, this song also has a deep connection with
her, because her grandfather was a soldier
of Korean War and being separated from his family. “The Lost 30 Years” is a song that made the entire nation cry, and Youme delivers this song in a very great
emotion. Her performance is
breath-taking and one of a kind.
“Will it be tomorrow or the day
after as I wait? It’s been 30 years of tears. Being sorrowed by the fact that I
lost my hometown, how many tears did I shed?” –Sul Woon Do, The Lost 30 Years [translated lyrics]
“Biga ona nuni ona barami buna geuriwotdeon samshipnyeon sewol
(Whether it rains or snows or
whether the wind blows, the 30 years I’ve been longing)
Uijihal got eobneun i mom seoreowohamyeo geu eolmana ureotdeongayo
Uijihal got eobneun i mom seoreowohamyeo geu eolmana ureotdeongayo
(I sorrow the fact that I have
nowhere to lean on, how many tears have I shed?)
Uri hyeongje ijerado dasi mannaseo motdahan jeong nanuneunde
(I’d like to meet my brothers again
and share all the memories I couldn’t before)
Eomeonim abeonim geu eodie gyesibnikka mokmeige bulleobobnida
(Mother, father, where are you? I
cry out calling for them)
Naeirilkka moreilkka gidarin geotsi nunmul maedchin samshipnyeon sewol
(Will it be tomorrow or the day
after as I wait? It’s been 30 years of tears)
Gohyang ireun i sinsereul seoreowohamyeo geu eolmana ureotdeongayo
(Being sorrowed by the fact that I
lost my hometown, how many tears did I shed?)
Uri nammae ijerado dasi mannaseo motdahan jeong nanuneunde
(I’d like to meet my siblings
again and share all the memories I couldn’t before)”
0 komentar