• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

footer logo

pieces of me

“You cry whenever you look at me, but then you smile after you cry all day. But I won’t be your lover; I won’t be your love. You’re a beautiful girl, just like a flower that cries then smiles. Yes, I want to hold you, but I’m happy with you as my friend.” –Lee Moon Sae, When You Look At Me [translated lyrics]


Solois pria legendaris Korea Selatan, Lee Moon Sae, tampil sebagai legend dalam edisi spesial program acara musik “Immortal Songs 2: Singing the Legend” episode 98 dan 99. Dalam edisi spesial Lee Moon Sae tersebut, solois pria JK Kim Dong Wook tampil sebagai pemenang setelah membawakan salah satu lagu hits Lee Moon Sae pada episode 99, “When You Look At Me”. Episode ini mengudara pada tanggal 4 Mei 2013 di stasiun televisi KBS, serta pada tanggal 25 Mei 2013 di channel KBS World. Lagu pop dengan tempo upbeat ini dibawakan JK Kim Dong Wook dengan fast rhythm dan sedikit sentuhan funk di dalamnya, dan berhasil merebut perhatian penonton sehingga membuatnya memenangkan edisi spesial Lee Moon Sae tersebut.
“When You Look At Me” adalah sebuah lagu yang bercerita tentang “friend-zone”. Hmmm, tema yang cukup menarik bagi anak muda tentunya. Namun, lirik lagu ini dikisahkan dari sudut pandang si lelaki, yang notabene hanya menganggap si wanita tidak lebih dari sahabatnya, meskipun ia tahu betul bahwa si wanita ini telah jatuh hati padanya dan berharap bahwa hubungan mereka lebih dari sekadar teman. Ya, dalam kebanyakan kisah memang begitu adanya. Mungkin karena wanita lebih sensitif dengan perasaan mereka, sehingga mereka cenderung jatuh hati pada sosok yang selalu ada di samping mereka dan dapat membuat mereka tertawa. Siapa lagi kalau bukan sahabatnya sendiri? Naasnya, sang sahabat tidak menginginkan lebih. Lelaki itu mengakui bahwa si wanita adalah perempuan yang cantik dan ia ingin melindunginya, namun hanya sebagai seorang sahabat. Dan yang terpenting, si lelaki merasa bahagia dengan kondisi itu.

JK Kim Dong Wook ketika membawakan lagu "When You Look At Me" pada program "Immortal Songs 2" Episode 99

Lee Moon Sae identik dengan lagu-lagu melankolis, dan “When You Look At Me” adalah satu dari sedikit lagu bertempo upbeat miliknya. Lagu ini pertama kali dirilis pada tahun 1987 sebagai bagian dari album keempatnya. Versi original milik Lee Moon Sae selalu dibawakan dengan enerjik dan penuh semangat, sehingga membangkitkan semangat para penonton dan pendengarnya. Interpretasi JK Kim Dong Wook atas lagu ini patut diacungi jempol. He put a very exciting performance. Bahkan, sang legenda sendiri pun mengakui keahlian JK Kim Dong Wook dalam memacu adrenalin penonton pada waktu itu. Indeed, the song itself is already an exciting one and such a mood-booster. Ditambah dengan penguasaan panggung yang sempurna oleh JK Kim Dong Wook, “When You Look At Me” mengalami upgrade yang luar biasa.

“I feel the love too when I look at you, looking at you all day makes me smile. But I won’t be your lover; I won’t be your man. You’re a beautiful girl, just like a flower soaked in the rain. Yes, I want to hold you, but I’m happy with you as my friend.” –Lee Moon Sae, When You Look At Me [translated lyrics]




“Geudae nareul bomyeon ulgiman haetjiman haru jongil uldaga useobeoryeotjiman
(You cry whenever you look at me, but then you smile after you cry all day)
Nan geudaeui yeonin doejinana nan geudaeui sarang doejinana
(But I won’t be your lover, I won’t be your love)

Geudae areumdaun yeoiniyeo ulda utneun kkotcheoreom
(You’re a beautiful girl, just like a flower that cries then smiles)
Geureon geudaereul angosipjiman geujeo naui chinguro joa
(Yes, I want to hold you, but I’m happy with you as my friend)

Nado geudaebomyeon sarang neukkijiman haru jongil bodaga useobeoryeotjiman
(I feel the love too when I look at you, looking at you all day makes me smile)
Nan geudaeui yeonin doejinana nan geudaeui saram doejinana
(But I won’t be your lover, I won’t be your man)

Geudae areumdaun yeoiniyeo biejeodeun kkotcheoreom
(You’re a beautiful girl, just like a flower soaked in the rain)
Geureon geudaereul angosipjiman geujeo naui chinguro joa
(Yes, I want to hold you, but I’m happy with you as my friend)”
Wrote by Mashita Fandia
“Just as time passes, everything has changed without a trace. But it’s still there at the stone wall of Deoksugung Palace, couples are walking together lovingly. One day we’ll all leave with time. But it’s still there at Jeongdonggil under the hill, a small chapel that covered in snow.” –Lee Moon Sae, Gwanghwamun Love Song [translated lyrics]


Kolaborasi antar penyanyi memang merupakan sesuatu yang kerap ditemukan penonton dalam program acara musik “Immortal Songs 2: Singing the Legend”. Apabila ditanya kolaborasi mana yang paling bagus, mungkin saya akan kesulitan menjawabnya, karena menurut saya tidak ada kolaborasi yang jelek dalam “Immortal Songs 2”, yang ada hanya bagus dan sangat bagus. Namun apabila ditanya kolaborasi mana yang paling berkesan, maka saya tidak akan ragu bahwa kolaborasi tersebut dapat disaksikan dalam episode 79. Episode ini merupakan edisi spesial “Winter Stories with Friends”, di mana para penampil diharuskan mengundang salah seorang rekan mereka untuk tampil bersama dalam episode tersebut dan menyanyikan lagu-lagu musim dingin. Episode tersebut ditayangkan pada tanggal 15 Desember 2012 di stasiun televisi KBS dan pada tanggal 5 Januari 2013 di channel KBS World. Kolaborasi yang saya maksud dalam episode tersebut adalah antara Jung Dong Ha dan Ali, yang tampil secara luar biasa membawakan sebuah lagu berjudul “Gwanghwamun Love Song”.
Vokalis grup rock Boohwal, Jung Dong Ha, the one who rewrote the records book with the most votes, bersanding dengan solois wanita, Ali, the one with the most final wins. Kedua pemegang rekor ini berduet dalam satu penampilan. Dapat dibayangkan bagaimana spektakulernya penampilan mereka? And yes, the record-holder couple’s harmony made them had the final win on that episode. Lagu yang mereka bawakan, “Gwanghwamun Love Song” adalah lagu milik penyanyi legendaris Korea Selatan, Lee Moon Sae, yang pertama kali dirilis pada tahun 1988. This ballad sad and lonely song was and still is a very popular song during winter in South Korea. Bahkan pada musim dingin tahun 2011, lebih dari dua dekade setelah pertama kali dirilis, lagu ini menjadi lagu terpopuler yang paling banyak di-request di radio. After watching Jung Dong Ha and Ali’s performance, everyone was taken aback. The record-holder couple, as expected, gave such an impressionable performance. Their powerful harmony brought such strange and mysterious feelings.

Jung Dong Ha dan Ali ketika membawakan lagu "Gwanghwamun Love Song" pada program "Immortal Songs 2" Episode 79

“Gwanghwamun Love Song” is a kind of song that shows the epitome of loneliness. It’s a song that reminds us of our past memories and makes you remember your past love. Ya, lagu ini mengisahkan seseorang yang dalam kesendiriannya tengah teringat pada cintanya di masa lalu. Meskipun waktu telah berlalu dan segala yang telah pergi tidak dapat kembali lagi, tempat-tempat itu masih di sana. Tempat-tempat yang dulu menjadi saksi bisu kebersamaan dan kebahagiaan mereka. Dan kini, bahkan ketika masa-masa indah itu telah berlalu, setiap kali ia melewati tempat-tempat itu, segala kenangan datang muncul kembali silih berganti. Tempat-tempat yang membangkitkan seluruh ingatan tentang cinta masa lalu. As time passes, they’re not together anymore but in the place that reminds them of each other, they remember. Dan setiap kali ia merindukan orang itu, maka ia akan menemukan dirinya selalu kembali lagi-lagi ke tempat yang penuh kenangan tentang mereka itu.
Dalam episode 99 program “Immortal Songs 2”, “Gwanghwamun Love Song” ditampilkan secara langsung oleh penyanyi aslinya, Lee Moon Sae, yang hadir sebagai legenda pada episode 98 dan 99. Dalam episode 99 tersebut, Lee Moon Sae menampilkan versi original “Gwanghwamun Love Song” sebagai opening. Episode ini mengudara pada tanggal 4 Mei 2013 di stasiun televisi KBS, serta pada tanggal 25 Mei 2013 di channel KBS World. Versi original “Gwanghwamun Love Song” adalah sebuah lagu ballad yang dibawakan secara solo. Suara sendu Lee Moon Sae yang menyayat hati berpadu manis dengan melodi mendayu-dayu yang menghidupkan nuansa sedih nan gundah dalam lagu ini. Sementara itu, Jung Dong Ha dan Ali menggubah “Gwanghwamun Love Song” menjadi sebuah lagu rock ballad yang dibawakan secara duet. Magically, their tones go so well together in this sad song for the past love. Ketika versi aslinya membuat pendengar merasakan sensasi sedih yang mendalam, maka versi Jung Dong Ha dan Ali aan membuat pendengar merasakan sensasi sedih, amarah, serta kekecewaan yang mendalam sekaligus. One word for this marvelous collaboration: BRAVO!

“When I miss the strong fragrance of May flowers deep within my heart, at the intersection in snowing Gwanghwamun, I find myself again there.” –Lee Moon Sae, Gwanghwamun Love Song [translated lyrics]




“Ije modu sewolttara heunjeokdo eobsi byeonhayeotjiman
(Just as time passes, everything has changed without a trace)
Deoksugung doldamgiren ajik nama iseoyo
(But it’s still there at the stone wall of Deoksugung Palace)
Dajeonghi georeoganeun yeonindeul
(Couples are walking together lovingly)

Eonjenganeun uri modu seworeul ttara tteonagajiman
(One day we’ll all leave with time)
Eondeokmit Jeongdonggiren ajik namaiseoyo
(But it’s still there at Jeongdonggil under the hill)
Nundeophin jogeuman gyohoedang
(A small chapel that covered in snow)

Hyanggeuthan oworui kkothyanggiga gaseum gipi geuriwojimyeon
(When I miss the strong fragrance of May flowers deep within my heart)
Nunnaerin gwanghwamun negeori i gose ireohge dasi chajawayo
(At the intersection in snowing Gwanghwamun, I find myself again there)”
Wrote by Mashita Fandia

“Just like days with rain, just like those blissful days, my heart is left here, and it keeps on being stirred up. Just like the rising smoke, I am a wanderer and vagabond. Those eyes that seek me out, they pierce my soul.” –Park Nam Jung, Days with Rain [translated lyrics]



Sesuatu yang istimewa terjadi dalam program acara musik “Immortal Songs 2: Singing the Legend” episode 106. Dalam episode tersebut, solois pria legendaris Park Nam Jung tampil sebagai legend. Namun, melebihi penampilan sang legenda itu sendiri, kehadiran salah satu tim penampil berhasil menarik perhatian para penonton. Mereka adalah sebuah tim yang menamai diri mereka HotSechgodRG. HotSechgodRG merupakan gabungan dari H.O.T, SechsKies, god, dan NRG, yang notabene merupakan empat idol group yang sangat populer di Korea Selatan pada akhir dekade 1990-an hingga awal era 2000-an. These four groups were the pioneers of K-pop idol group. They’re not only the first generation idols, but also the legend of idols. These four teams have won a total of 15 Grand Prize awards. They established the South Korean idol culture, which was obtained over than 250,000 official fanclub members. Moreover, they sold more than 13 million albums.
Pada waktu itu, jangankan untuk berbagi panggung bersama dan melakukan kolaborasi, bahkan untuk saling mengenal dan berteman saja mereka tidak sanggup, dikarenakan oleh atmosfer persaingan yang sangat ketat dalam dunia musik per-idol-an di sana. Bahkan para penggemar mereka pun dulu tidak akan pernah membayangkan bahwa kini para idola yang dulu dapat membuat mereka ‘berperang’ dengan penggemar dari grup lain kini justru berkolaborasi dengan ‘idola lawan’ tersebut. Terutama bagi grup H.O.T dan SechsKies yang dulu terkenal sebagai rival. Kini, kedua leader dari grup tersebut, yaitu Moon Hee Jun (H.O.T) dan Eun Ji Won (SechsKies), justru berdiri bersama di bawah satu nama, HotSechgodRG. Grup ini terdiri dari Moon Hee Jun (H.O.T), Tony Ahn (H.O.T), Eun Ji Won (SechsKies), Danny Ahn (god), dan Cheon Myung Hun (NRG). Mereka berlima secara khusus tampil dalam edisi spesial Park Nam Jung untuk membawakan salah satu lagu hits dari the dancing King of South Korea tersebut, yaitu “Days with Rain”.

HotSechgodRG ketika membawakan lagu "Days with Rain" pada program "Immortal Songs 2" Episode 106

“Days with Rain”, dirilis pertama kali pada tahun 1992 sebagai title song dari album kelima Park Nam Jung, yang menandai comeback-nya ke dunia musik setelah satu tahun menjalani hiatus. Lagu ini mengisahkan seseorang yang mengenang masa lalunya, mengenang hari-hari kejayaan, mengenang masa-masa terindah bersama orang tercinta. Namun kini hari-hari itu telah pergi dan masa-masa itu telah berlalu. Segala yang telah berakhir dan terlewatkan tak akan kembali lagi dan hanya hadir sebagai kenangan. Meskipun demikian, kenangan atas hari-hari itu tak akan sirna dan selalu mengendap dalam relung hati terdalam. Seiring musim penghujan yang selalu datang tiap tahunnya, kenangan itu akan selalu muncul kembali.
Versi original lagu “Days with Rain” milik Park Nam Jung adalah sebuah lagu dance pop semi-electronic, yang mana seluruh aspek dalam lagu tersebut dirancang oleh Park Nam Jung sendiri. Sementara itu, versi terbaru oleh HotSechgodRG tidak mengalami perubahan aransemen yang cukup signifikan, hanya lebih dipoles dengan sentuhan modern dance pop. Through this performance, they successfully showed that they still got it! Their fantastic performance consisted of a combo of legendary 1990s dances. HotSechgodRG membuktikan bahwa mereka bukan hanya sekadar mantan idola, melainkan juga legenda bagi masa depan. South Korea’s pop culture evolved because of them. And yes, they are the idols that moved a generation. Through this song “Days with Rain”, they relive those glory days.

“In the memories that have passed on by, there are memories I can’t erase. Memories of your pale reflection, I try to call out your name. Just like the passing wind, where have you gone? Those days that passed by like the withering foliage. The memory of me, have it collapsed in exhaustion? Where are you my, love?” –Park Nam Jung, Days with Rain [translated lyrics]



“Bie seuchin naldeulcheoreom hwangholhaetdeon naldeulcheoreom
(Just like days with rain, just like those blissful days)
Yeogi naui nameun gaseum hayeomeobi heundeulline
(My heart is left here, and it keeps on being stirred up)
Taoleuneun yeongicheoreom banghwanghaneun naui useum
(Just like the rising smoke, I am a wanderer and vagabond)
Dagaoneun geu nundongja gaseumsoke pago deune
(Those eyes that seek me out, they pierce my soul)

Tteona gabeorin jinan chueoke jiulsu eobneun hayan
(In the memories that have passed on by, there are memories I can’t erase)
Jiulsu eobneun neoui moseube geudae ireumeul bulleo bone
(Memories of your pale reflection, I try to call out your name)
Seuchyeoganeun baramcheoreom eodie
(Just like the passing wind, where have you gone?)
Tteoleojineun nakyeobcheoreom jinan naldeul
(Those days that passed by like the withering foliage)
Jichyeobeorin naui moseub sseuleojyeo beolyeotna
(The memory of me, have it collapsed in exhaustion?)
Eodie iseulkka saranghaneun geudaeyeo
(Where are you my, love?)

Naui moseub neoui moseub geudae geudae moseubsoke jiwojyeo beolyeotna
(The memory of me, the memory of you, being drown in your presence that won’t go away)
Hayage nae wileul nae wileul seuchyeo seuchyeo seuchyeogane
(On the tip of loneliness, just walk and keep walking, I’m walking away)
Gogaedeuleo useumjitneun neoui moseub hyanghan
(As I look towards your presence, I head up to build a laugh)
Naui maeum geudaeyeo ideulsu eobneun neoui moseub sojunghan neowa naui
(Oh baby, my heart won’t forget the memory of you my dear)
Chueok iyagileul ijen ijen modu jinagan naldeul gogae gogaedeuleo haneul bomyeon
(Now those stories are just memories, now all the days have gone by, as you lean your head back and look at the sky)
Neoui moseubinga ppalgan libon
(And all I see is your presence with that red ribbon)

Bie seuchin naldeul
(Those days with rain)
Seuchyeoganeun baramcheoreom eodie
(Just like the passing wind, where have you gone?)
Tteoleojineun nakyeobcheoreom jinan naldeul
(The days that passed by like the withering foliage)
Jichyeobeorin naui moseub sseuleojyeo beolyeotna
(The memory of me, have it collapsed in exhaustion?)
Eodie iseulkka saranghaneun geudaeyeo
(Where are you my love?)”
Wrote by Mashita Fandia
“Let’s go right now to the beach. Let’s leave our mistakes on the beach. This isn’t right, we were in love. Let’s bring our love back without the tears.” –COOL, Woman on the Beach [translated lyrics]



Musim panas di mana pun identik dengan pantai dan laut, begitu juga di Korea Selatan. Selama lebih dari satu dekade, musim panas di Korea Selatan identik dengan grup legendaris, COOL. Pada musim panas tahun 1997, mereka merilis sebuah lagu berjudul “Woman on the Beach”, yang pada waktu itu membuat COOL menjadi simbol musim panas. Lagu ini merupakan title song dari album keempat COOL yang bertajuk “3.5” atau "Summer Story". This summer song is the most wanted song on summer and at the beach for the past 16 years in South Korea. Lagu ini tercatat pernah ditampilkan dalam program acara musik “Immortal Songs 2: Singing the Legend” sebanyak dua kali. Pertama dalam episode 59 oleh vokalis utama boy group Infinite, Sunggyu, yang ditayangkan pada tanggal 21 Juli 2012 di stasiun televisi KBS dan pada tanggal 11 Agustus 2012 di channel KBS World. Episode ini merupakan edisi spesial “K-pop Top 10’s Summer Songs”. Kedua dalam episode 112 oleh solois pria Moon Myung Jin, di mana COOL tampil sebagai legenda dalam episode tersebut. Episode ini mengudara pada tanggal 3 Agustus 2013 di stasiun televisi KBS serta pada tanggal 24 Agustus 2013 di channel KBS World.
“Woman on the Beach” adalah lagu yang mengisahkan tentang seseorang yang mengalami patah hati pada musim panas. Musim panas dan patah hati adalah dua hal kontradiktif. Pada hakikatnya, musim panas adalah waktunya bagi orang-orang untuk bersenang-senang alih-alih bermuram durja. Namun patah hati tak mengenal waktu, ia dapat datang kapan saja. Ketika patah hati datang menghampiri pada musim panas, musimnya bersenang-senang, “Woman on the Beach” mengajak kita untuk mengalihkan segala rasa sedih dan sakit itu dengan pergi ke pantai untuk bersenang-senang. Di pantai, lepaskan dan tinggalkan segala beban dan air mata yang ada, gantikan dengan cinta dan kebersamaan. Di pantai, jangan lagi menengok ke belakang dan teruslah berjalan ke depan, maka cinta yang baru akan datang menyongsong, dan kisah baru akan segera dimulai.

Sunggyu ketika membawakan lagu "Woman on the Beach" bersama Dongwoo dan Baby Soul pada program "Immortal Songs 2" Episode 59

Moon Myung Jin ketika membawakan lagu "Woman on the Beach" pada program "Immortal Songs 2" Episode 112

Versi asli “Woman on the Beach” milik COOL adalah sebuah lagu dance pop dengan irama dan melodi super ceria. “Woman on the Beach” versi Sunggyu tidak memiliki begitu banyak perubahan dari versi aslinya, hanya saja, Sunggyu menggubahnya menjadi lebih modern pop dengan bagian rap yang lebih panjang dibadingkan versi aslinya. Dalam penampilannya, Sunggyu menghadirkan rekan satu timnya, rapper Dongwoo, dan Baby Soul. “Woman on the Beach” versi Moon Myung Jin memiliki aransemen yang jauh lebih complicated dibadingkan kedua versi sebelumnya. Ia membuka lagu ini dengan acapela, yang kemudian dilanjutkan dengan R n’ B khasnya, lalu ditutup dengan aransemen rave. Dari sekian banyak versi, saya paling menyukai versi original milik COOL. Meskipun demikian, bagaimana pun aransemennya, “Woman on the Beach” adalah lagu enerjik yang sanggup membangkitkan semangat para pendengarnya. Indeed, this song gives a refreshing fragrance and spirit of the summer. Especially with its trademark narration in intro part of the song, “Waw, it’s summer!”. No wonder that until now “Woman on the Beach” is the most desired song to hear during the summer time in South Korea.

“With the woman on the beach, we watch the sunrise together. Don’t wait, we’ve finally met. Let’s love again without the goodbye.” –COOL, Woman on the Beach [translated lyrics]





“Waw!
Yeoreumida
(It’s summer)

Summer time, I wanna let you feel the summer time

Igemwoya i yeoreume banganeman chyeobakhyeoisseo
(In this gorgeous summer I’m stuck in my room)
Andwaegesseo urigeunyang ijjeumeseo heeojyeobeoryeo
(This isn’t working, let’s just break up)

Naepumeseo heullinnunmul neomankeum na himideureosseo
(You cry in my arms, it’s so hard for me)
Ireobeorin neoui miso chadeulsu eobseulkka
(Can we bring back the smiles you lost?)
Annyeonghago doraseoneun geugeon anijana
(Let’s not say goodbye)
Sarangeul wihan yeohaengeul haja badatgalo
(Let’s go away for our love to the beach)

Ppallitteonaja yayayaya badaro
(Let’s go right now to the beach)
Geudonganui apeumdeul geusoke modu beorige
(Let’s leave our mistakes on the beach)
Ige aniya uri saranghaetjana
(This isn’t right, we were in love)
Ijendasi nunmuleobneun sarangeuro mandeureobwa
(Let’s bring our love back without the tears)

Saranghaneun yeonindeuli badatgareul geotgo
(When couples in love walk by the beach)
Nan sseulsseulhi badatgareul honjageoleogalttae
(I walk by the beach all alone)
At nacheoleom honjageotneun yeojal boge dwaetgo
(Then I see you all by yourself)
Nan geudwireul hayeomeobsi jjotagagedwaeseo
(I follow you endlessly)

Eodilgaseo ibamjunge dodaechega ihaega andwae
-->
(In the middle of the night I don’t know where to go)
Yeogikkaji yeohaengwaseo namanhonja naebeoryeoduni
(So I come here to travel alone on my own)

Haebyeoneseo mannanyeoin maneunyaegil deullyeojueotji
(I hear a lot of talk about a woman I met at the beach)
Ireobeorin sarangeuro yeogie watdago
(She came here after lost a love)
Doragamyeon nayeoksido honjadoelgeorago
(Me neither being alone or would be a place to return to)
Saebyeoki oneun badae anja yaegilhaetji
(
Watching the dawn is coming, I’m sitting on the sea)

Haebyeonui yeoin yayayaya geunyeowa
(With the woman on the beach)
Tteooleuneun taeyangeul urineun hamkkebongeoya
(We watch the sunrise together)
Gidarijima ijeseoya mannasseo
(Don’t wait, we’ve finally met)
Ijedasi ibyeoleobneun sarangeuro mandeulkkeoya
(Let’s love again without the goodbye)

Haebyeonui yeoin neowahamkke dasi doraganeun gilre boatji
(I saw the woman on the beach on the way back with you)
Yejeonui geunyeo meotjin jadongchae eotteon namjaga hamkke itneungeol
(The lady was in a nice car with someone else beside her)”
Wrote by Mashita Fandia
“My one and only love, you’ve unlocked my soul and shake my world. From where to where, how long have you lived without knowing me?” –Yoo Yeol & Seo Young Eun, Hymn to Love [translated lyrics]



If I ever have to mention the sweetest Korean duet love song, then undoubtedly I would say that it’s “Hymn to Love” by Yoo Yeol. This sweet love song was performed as a duet with Seo Young Eun and was released on 2000 as a soundtrack for the drama series “Fireworks” (also known as “Sparks”). Pada program acara musik “Immortal Songs 2: Singing the Legend”, lagu “Hymn to Love” tercatat pernah dibawakan sebanyak dua kali. Pertama, dalam episode 33 edisi spesial “Duet with Legends”, di mana lagu ini dibawakan oleh leader dari duo Davichi, Lee Hae Ri, bersama sang legenda, Yoo Yeol. Episode ini ditayangkan pada tanggal 14 Januari 2012 di stasiun televisi KBS serta pada tanggal 4 Februari 2012 di channel KBS World. Kedua, dalam episode 120, edisi spesial yang menampilkan Yoo Yeol dan Jung Soo Ra sebagai legenda, di mana lagu ini dibawakan oleh pasangan aktris dan aktor teater musikal, Kim So Hyun dan Son Jun Ho. Episode ini mengudara pada tanggal 28 September 2013 di stasiun televisi KBS serta pada tanggal 19 Oktober 2013 di channel KBS World. Since I heard this song for the first time, I constantly thought that “Hymn to Love” is the most beautiful happy ballad love song.
Tidak ada frase yang sanggup mendeskripsikan lagu “Hymn to Love” selain ‘lagu cinta’. Dan ya, judul lagu tersebut memang sangat sesuai untuk menggambarkan lagu ini, “Hymn to Love”, hymne cinta. Lagu ini mengisahkan dua orang yang akhirnya saling bertemu, jodoh yang akhirnya bertemu. Segera setelah pertemuan itu, mereka menyadari bahwa mereka tercipta untuk satu sama lain dan ditakdirkan untuk bersama. Feeling dan chemistry memang tidak bisa menipu, dan cinta dapat datang pada saat yang tak pernah mereka duga. Bahwa bersama orang tersebut, masa lalu yang kelabu seolah tak ada artinya lagi. Hanya hari-hari bahagia yang kelak menyongsong di hadapan, untuk dijalani bersama berdua dengannya. Pun lagu ini berisi harapan bahwa cinta itu dapat bertahan dan abadi selamanya, selama mereka hidup hingga akhir hayat.

Yoo Yeol dan Lee Hae Ri ketika membawakan lagu "Hymn to Love" pada program "Immortal Songs 2" Episode 33

Kim So Hyun dan Son Jun Ho ketika membawakan lagu "Hymn to Love" pada program "Immortal Songs 2" Episode 120

“Hymn to Love” versi original oleh Yoo Yeol dan Seo Young Eun adalah sebuah lagu ballad yang memiliki kharisma luar biasa. Suara jernih nan indah milik Seo Young Eun berpadu apik dengan suara dalam nan merdu milik Yoo Yeol. Versi remake oleh Yoo Yeol dan Lee Hae Ri juga tak kalah indahnya, tetap dengan aransemen dasar lagu ballad yang tak jauh berbeda. Ditambah lagi, tone suara Seo Young Eun dan Lee Hae Ri memiliki banyak kemiripan, sehingga nuansa yang dihadirkan pun terasa sama. Versi remake terbaru oleh Kim So Hyun dan Son Jun Ho adalah versi terindah yang pernah saya lihat. What more can I say? The chemistry of this married couple is just amazing! Not to mention that the woman is 8 years older than the man. Sekali lagi, aransemen versi ini tetap tidak berubah banyak dari aslinya, hanya saja latar belakang Kim So Hyun dan Son Jun Ho sebagai artis teater musikal memberi penekanan lebih pada vokal mereka yang khas musikal, sehingga “Hymn to Love” terasa lebih mewah dan megah.
When I saw Kim So Hyun and Son Jun Ho’s performance, I felt that this song was really made for them. This top star couple of musical brought back “Hymn to Love” to the next level. The performance showed the power of love that brought together by a musical. And what I love the most is their kissing for the ending of the performance. It marks the first kissing performance on “Immortal Songs 2” and the whole studio explodes with their romance and loveliness. Semenjak pertama kali dirilis pada tahun 2000, “Hymn to Love” merupakan lagu yang populer pada acara-acara pernikahan, because of its tranquil tunes and heartwarming lyrics. This sweet and classic love song is personally Yoo Yeol’s favorite song. Indeed, calm melody and moving lyrics made this song an old time favorite. While the original is already perfect, Kim So Hyun and Son Jun Ho’s version is excellent thanks to their chemistry and kissing performance.

“My one and only love, the love that I never thought would come to me like this. From the day I longed for you, I counted the time till I can meet you.” –Yoo Yeol & Seo Young Eun, Hymn to Love [translated lyrics]


“Naege chajaon danhanaui sarang jamgim naemomeul heundeureo noneun
(My one and only love, you’ve unlocked my soul and shake my world)
Eodieseo eodikkaji nal moreugo saraseulkka
(From where to where, how long have you lived without knowing me?)
Naege chajaon danhanaui sarang ireohge ol jul mollatdeon sarang
(My one and only love, the love that I never thought would come to me like this)
Mollatdeon geudael wonhaeseul ttaebuteo maeil mannal naldeureul seseuljido
(From the day I longed for you, I counted the time till I can meet you)
Jeo urimanui sesange yeongwonhi hamkke
(In a world of our own, may we love forever)
Swil suga eobseo saranghaedo mojaran sarang
(I cannot stop loving you, this never ending love)”
Wrote by Mashita Fandia
“I’ve felt the eyes were looking at me since a long time ago. I can’t avoid it yet I can’t see it anywhere I look at.” –Uhm Jung Hwa, Pupil of the Eye [translated lyrics]


Uhm Jung Hwa, the South Korea’s 90s queen of dance pop, melakukan debut sebagai penyanyi solo wanita dengan sebuah lagu berjudul “Pupil of the Eye” pada tahun 1993. Lagu ini menjadi bagian dari album perdananya yang bertajuk “Sorrowful Secret”. Pada program acara musik “Immortal Songs 2: Singing the Legend” episode 82, lagu “Pupil of the Eye” ditampilkan oleh duo parody hip-hop UV. Episode ini mengudara pada tanggal 5 Januari 2013 di stasiun televisi KBS dan pada tanggal 26 Januari 2013 di channel KBS World. Episode 82 dan 83 program acara tersebut memang menampilkan Uhm Jung Hwa sebagai legend, dan UV tampil sebagai pemenang pada episode 82 berkat penampilan memikat mereka dengan lagu “Pupil of the Eye”. Sang legenda pun terkesima dengan penampilan UV, apalagi mengingat bahwa lagu ini merupakan lagu debut yang memiliki arti begitu dalam baginya. “Pupil of the Eye” adalah lagu dance pop dengan medium tempo, yang membuat Uhm Jung Hwa naik daun sebagai sexy icon berkat ‘desahan’nya dalam lagu ini. Indeed, “Pupil of the Eye” is a sexy song.
“Pupil of the Eye” mengisahkan seseorang yang merasakan bahwa selalu ada ‘mata’ yang mengawasinya, mata dari seseorang yang ia tahu diam-diam telah jatuh hati kepadanya. Namun kemanapun ia memandang dan mencari, ia tak dapat menemukan pemilik mata itu. Setiap kali ia merasa bahwa kisah cintanya dengan orang manapun selalu gagal, ‘mata’ itu selalu membuatnya merasa nyaman, karena ia tahu bahwa ada orang di luar sana yang selalu memperhatikan dan mengawasinya. Hingga akhirnya orang itu muncul di hadapannya, ia kemudian menyadari bahwa orang itu adalah orang yang selama ini ia cintai, ia perhatikan, dan ia awasi. Without realizing, they’ve been flirting to each other, and moreover, they’ve been watching all over each other all this time.

UV ketika membawakan lagu "Pupil of the Eye" pada program "Immortal Songs 2" Episode 82


UV membuat “Pupil of the Eye” menjadi lebih dari sekadar lagu, melainkan sebuah pertunjukan musikal spektakuler. Tidak hanya kemampuan vokal yang menonjol, UV memiliki daya pikatnya sendiri sebagai sebuah parody group yang comical dan entertaining. Mereka bahkan me-remix lagu tersebut dengan lagu mereka sendiri yang bertajuk “Itaewon Freedom”. Duo yang terdiri dari komedian Yoo Sae Yoon, dan penyanyi sekaligus DJ, Muzie, ini sukses menggebrak panggung “Immortal Songs 2” dengan penampilan mereka yang super menghibur. Ketika “Pupil of the Eye” versi Uhm Jung Hwa adalah lagu yang seksi, maka “Pupil of the Eye” versi UV adalah lagu yang super maskulin nan macho. The successfully turned the stage of “Immortal Songs 2” upside down, and also become the final winner of part 1 of the Uhm Jung Hwa special episodes. Penampilan itu adalah pertama kalinya UV tampil dalam “Immortal Songs 2” dan mereka berhasil memberi nafas dan suasana baru dalam program tersebut. Namun sayangnya, hingga tulisan ini diturunkan, UV belum tampil lagi dalam “Immortal Songs 2”. Meskipun begitu, satu penampilan dari mereka saja sanggup menimbulkan kesan mendalam bagi para penonton.

“You’ve already fallen in love with me since the first moment you saw me. I’ve been watching you for a long time since I fall in love with you.” –Uhm Jung Hwa, Pupil of the Eye [translated lyrics]



“Aju orae jeone neukkyeowatdeon nareul boneun nundongja
(I’ve felt the eyes were looking at me since a long time ago)
Geu eoneu gose isseo bwado pihal su eobseo
(I can’t avoid it yet I can’t see it anywhere I look at)

Naege museun mareul hagopeun ji imi algo itjiman
(What kind of need to say that to me, although I already know)
Geudaen geujeo nareul barabol ppun malhaji ahnne
(Don’t say that you’re just looking only at me)

Sarangeun euneunhage dagaogido hajiman
(Love feels faint even when it comes to another guy)
Sunganedo neukkyeojineun geot ije naege mareul hae juo
(But now just let me say these words in this moment)

Geudae nareul cheoeum bon sungan imi nareul saranghago isseotdago
(You’ve already fallen in love with me since the first moment you saw me)
Geudae nareul saranghagie oraetdongan barabogo isseotdago
(I’ve been watching you for a long time since I fall in love with you)”
Wrote by Mashita Fandia
“Whether it rains or snows or whether the wind blows, the 30 years I’ve been longing. I sorrow the fact that I have nowhere to lean on, how many tears have I shed?” –Sul Woon Do, The Lost 30 Years [translated lyrics]


The Korean War, yang terjadi sepanjang tahun 1950 hingga 1953 meninggalkan bekas luka mendalam pada sebuah bangsa yang kini telah maju, Korea Selatan. Perang saudara antara Korea Selatan dan Korea Utara ini tidak hanya memisahkan dua negara yang terletak di Semenanjung Korea tersebut, melainkan juga memisahkan orang-orang dari keluarga mereka, anak-anak dari orang tua mereka, suami-suami dari istri mereka, para kekasih dari orang yang mereka cintai. Tiga dekade setelah perang usai, tepatnya pada tahun 1983, stasiun televisi tertua di Korea Selatan, KBS, menayangkan sebuah live program yang bertujuan mempertemukan kembali orang-orang yang terpisahkan dari keluarga mereka akibat perang. Program tersebut bernama “Finding Lost Family”. Sebuah theme song untuk program acara tersebut dirilis. Lagu menyayat hati tersebut bertajuk “The Lost 30 Years”, dan dibawakan oleh seorang penyanyi pendatang baru pada waktu itu, Sul Woon Do. Kini, 30 tahun setelah ia debut dengan lagu “The Lost 30 Years”, Sul Woon Do hadir sebagai legend dalam program acara musik “Immortal Songs 2: Singing the Legend” episode 107 dan 108.
Edisi spesial Sul Woon Do ini ditayangkan sepanjang dua episode. Bagian pertama, yaitu episode 107, ditayangkan pada tanggal 29 Juni 2013 di stasiun televisi KBS. Menyusul kemudian pada tanggal 20 Juli 2013, episode ini mengudara di channel KBS World. Dalam episode tersebut, lagu debut Sul Woon Do, “The Lost 30 Years”, dibawakan oleh solois wanita Youme yang berdasarkan hasil undian mendapat jatah tampil pada urutan kedua. Her new rendition of “The Lost 30 Years” brings her to get four straight wins on that episode. Versi asli lagu ini adalah sebuah lagu trot. Jenis musik trot dapat dikatakan seperti musik dangdut di Indonesia. Trot adalah musik ‘tradisional’ Korea Selatan dan identik sebagai musik favorit para orang tua dan kakek nenek. The original “The Lost 30 Years” is a sad and melancholic trot song. Meanwhile, the new “The Lost 30 Years” is a melancholic ballad song. A very different sound, but has the same sad melancholy lingering feeling.
When talking about “The Lost 30 Years”, then it’s about three main things. First is the pain of separation. The second is the countless hours of longing. The third is being torn apart from family, which this song is all about. Saya tidak tahu bagaimana dengan orang lain, tetapi bagi saya, keluarga adalah segalanya. Mungkin banyak orang di luar sana yang lebih memprioritaskan sahabat atau kekasih mereka, tetapi bagi saya, keluarga selalu berada di urutan teratas daftar prioritas. Ketika orang lain berkata untuk berbaik-baik kepada tetangga, karena kepada mereka lah kita meminta pertolongan di kala kesusahan, maka saya akan berkata untuk berbaik-baiklah kepada keluargamu terlebih dahulu, karena sesungguhnya mereka lah yang selalu ada untuk kita. Family is always right there for us. “I’d like to meet my siblings again and share all the memories I couldn’t before.” Saudara kandung mana yang tidak pernah bertengkar? Namun sesungguhnya, pertengkaran antara saudara kandung bukan lah wujud kebencian, melainkan sebaliknya, kasih sayang. For siblings, fights are the moments when their love for each other gets deeper. “Mother, father, where are you? I cry out calling for them.” Orang bilang kasih sayang orang tua sepanjang masa, dan kasih sayang anak sepanjang galah. Betapa pun kita pernah dikecewakan oleh mereka, kita tidak akan pernah dapat membayangkan hidup tanpa kedua orang kita. Maka bersyukurlah kalian yang saat ini masih hidup dengan keluarga di sisi kalian. Sayangilah kakak dan adikmu, kedua orang tuamu. Banyak orang di luar sana yang tidak sanggup hidup bersama keluarga mereka. Banyak orang yang merasakan sakit yang tidak terhingga dalamnya akibat perpisahan dengan keluarga mereka. Bahkan untuk hal paling sederhana saja, bertengkar dengan saudara kandung, mereka tidak dapat melakukannya. Jangan ragu dan gengsi untuk menunjukkan rasa sayangmu kepada orang tua, karena kita tidak akan pernah tahu kapan mereka akan pergi dari dunia ini untuk selamanya.

Youme ketika membawakan lagu "The Lost 30 Years" pada program "Immortal Songs 2" Episode 107
Meskipun tidak menjadi pemenang dalam episode tersebut, penampilan Youme meninggalkan kesan mendalam bagi para penonton maupun sesama pengisi acara. Bahkan, sang legenda Sul Woon Do sendiri pun memuja-muji penampilan Youme tersebut. Indeed, “The Lost 30 Years” itself has a very deep meaning to all Koreans, especially the generation that lived in that era. Lagu ini menjadi theme song untuk sebuah program acara televisi bertajuk “Finding Lost Family” yang mengudara pada tanggal 30 Juni hingga 14 November 1983. Program ini berlangsung secara live pada waktu itu selama 453 jam 45 menit. Tercatat sebanyak 10.189 keluarga korban perang dipertemukan kembali melalui program tersebut. “Finding Lost Family” had become the event that relieved the resentment of the nation, and Sul Woon Do had become the singer that comforted the people’s pain, the voice that cried out on behalf of the displaced. As for Youme, this song also has a deep connection with her, because her grandfather was a soldier of Korean War and being separated from his family. “The Lost 30 Years” is a song that made the entire nation cry, and Youme delivers this song in a very great emotion. Her performance is breath-taking and one of a kind.

“Will it be tomorrow or the day after as I wait? It’s been 30 years of tears. Being sorrowed by the fact that I lost my hometown, how many tears did I shed?” –Sul Woon Do, The Lost 30 Years [translated lyrics]



“Biga ona nuni ona barami buna geuriwotdeon samshipnyeon sewol
(Whether it rains or snows or whether the wind blows, the 30 years I’ve been longing)
Uijihal got eobneun i mom seoreowohamyeo geu eolmana ureotdeongayo
(I sorrow the fact that I have nowhere to lean on, how many tears have I shed?)
Uri hyeongje ijerado dasi mannaseo motdahan jeong nanuneunde
(I’d like to meet my brothers again and share all the memories I couldn’t before)

Eomeonim abeonim geu eodie gyesibnikka mokmeige bulleobobnida
(Mother, father, where are you? I cry out calling for them)

Naeirilkka moreilkka gidarin geotsi nunmul maedchin samshipnyeon sewol
(Will it be tomorrow or the day after as I wait? It’s been 30 years of tears)
Gohyang ireun i sinsereul seoreowohamyeo geu eolmana ureotdeongayo
(Being sorrowed by the fact that I lost my hometown, how many tears did I shed?)
Uri nammae ijerado dasi mannaseo motdahan jeong nanuneunde
(I’d like to meet my siblings again and share all the memories I couldn’t before)”
Wrote by Mashita Fandia
Newer Posts Older Posts Home

About Me

About Me
29 | music | movies | cultural studies

Featured post

Out of the Woods

Let’s analogizing a (romance) relationship as a tropical forest, with all of its maze of trees, wild animals, and dangerous gorges; t...


TSOGM - a fiction

TSOGM - a fiction
Click on the picture to read the stories. Enjoy! ;)
Powered by Blogger.

Blog Archive

  • ►  2020 (8)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
  • ►  2019 (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
  • ►  2018 (199)
    • ►  November (21)
    • ►  October (18)
    • ►  September (19)
    • ►  August (18)
    • ►  July (17)
    • ►  June (17)
    • ►  May (20)
    • ►  April (17)
    • ►  March (19)
    • ►  February (15)
    • ►  January (18)
  • ►  2017 (223)
    • ►  December (18)
    • ►  November (23)
    • ►  October (18)
    • ►  September (18)
    • ►  August (23)
    • ►  July (17)
    • ►  June (17)
    • ►  May (17)
    • ►  April (23)
    • ►  March (17)
    • ►  February (15)
    • ►  January (17)
  • ►  2016 (38)
    • ►  December (16)
    • ►  November (6)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (5)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
  • ►  2015 (189)
    • ►  November (14)
    • ►  October (20)
    • ►  September (17)
    • ►  August (17)
    • ►  July (18)
    • ►  June (18)
    • ►  May (17)
    • ►  April (17)
    • ►  March (19)
    • ►  February (16)
    • ►  January (16)
  • ►  2014 (199)
    • ►  December (16)
    • ►  November (18)
    • ►  October (18)
    • ►  September (16)
    • ►  August (16)
    • ►  July (17)
    • ►  June (16)
    • ►  May (17)
    • ►  April (16)
    • ►  March (17)
    • ►  February (15)
    • ►  January (17)
  • ▼  2013 (195)
    • ►  December (16)
    • ►  November (15)
    • ▼  October (17)
      • Just As A Friend
      • Still
      • Rainy Days
      • At the Beach
      • Hymn of Love
      • Pupil of the Eye
      • The Lost Years
      • Our Love
      • Unsuccessful Love
      • Rose of Betrayal
      • Faraway Love
      • It's All Lie
      • Longing For You
      • Go Away
      • Remember
      • The Man from Back Then
      • Jasmine Flower
    • ►  September (15)
    • ►  August (16)
    • ►  July (17)
    • ►  June (18)
    • ►  May (16)
    • ►  April (16)
    • ►  March (16)
    • ►  February (17)
    • ►  January (16)
  • ►  2012 (215)
    • ►  December (18)
    • ►  November (20)
    • ►  October (17)
    • ►  September (18)
    • ►  August (16)
    • ►  July (18)
    • ►  June (18)
    • ►  May (19)
    • ►  April (17)
    • ►  March (20)
    • ►  February (18)
    • ►  January (16)
  • ►  2011 (18)
    • ►  December (13)
    • ►  November (5)

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Copyright © 2016 pieces of me. Designed by OddThemes & Blogger Templates