A Love to Kill
“Love isn’t duty or obligation.”
(A Love To Kill, 2005)
“Is love really that important?”
–Kim Joon Sung (A Love To Kill, 2005)
“Do you understand what love is?
Do you really do? No, you don’t. If you really understand what love is all about,
you wouldn’t have done something like this. To do this to a woman who loves
another man just to reclaim your pride and status, to do such horrid things,
even if you were to be reincarnated eight times over, you still wouldn’t
understand what love is.” –Cha Eun Suk (A Love To Kill, 2005)
Kata orang, cinta itu dapat
membunuh. Bagaikan obat, dosis yang tidak tepat atas cinta akan membunuh
orang-orang yang merasakannya. Apakah cinta benar-benar dapat membunuh? Mungkin
jawabannya adalah iya. Lalu bagaimana cinta dapat membunuh seseorang? Tentu
saja karena rasa sakit yang dibawanya. Bukan cinta namanya apabila tidak
memiliki dua sisi bagaikan sekeping koin. Ia membawa tawa, namun juga membawa
tangis. Cinta selalu datang dengan menawarkan satu paket kebahagiaan dan
kesedihan sekaligus. Orang yang mencintai harus siap akan segala konsekuensi
yang dibawa atas nama cinta. But
sometimes, we’re not aware of those
consequences. Karena cinta datang tanpa permisi, tidak peduli kepada siapa
pun juga. “A Love To Kill”, serial drama Korea Selatan, memotret kisah cinta
dua anak manusia dalam perjalanan hidup mereka. Tentang makna cinta,
pengorbanan, kesetiaan, pembalasan dendam, tentang mencari makna hidup.
Adalah Kang Bok Gu (Jung Ji Hoon
a.k.a Rain), seorang petarung profesional yang yatim piatu. Ia berbakat namun
sengaja tidak pernah setiap turnamen yang ia ikuti, karena ia tidak menyukai
ketenaran dan benci menjadi pusat perhatian. Ia tumbuh besar bersama seorang
kakak laki-laki, yang pergi meninggalkannya sepuluh tahun yang lalu karena sang
kakak tidak suka melihatnya menggunakan kekerasan, apalagi dengan temperamennya
yang tinggi. Ia menghabiskan sepuluh tahun terakhir mencari kakaknya yang
pergi. Adalah Cha Eun Suk (Shin Min Ah), seorang aktris dan bintang iklan yang
tengah naik daun. Ia cantik, terkenal, berbakat, namun tak seorang pun yang
tahu bahwa ia menyimpan rasa sedih yang mendalam dibalik popularitas yang
dienyamnya. Jauh sebelum ia menjadi seorang artis, ia menjalani hidup yang
sederhana namun bahagia bersama orang yang ia cintai, yang tak lain tak bukan
adalah kakak kandung Bok Gu. Menjadi seorang artis tak hanya merenggut
kehidupannya yang lama, namun juga memisahkannya dengan sang kekasih yang masih
sangat ia cintai. Ia tak sanggup melakukan apa-apa karena ia harus mencari uang
demi membalas budi kepada keluarga angkat yang telah membesarkannya. Di sisi
lain, jiwa dan raganya masih sangat merindukan sang kekasih. And soon, because of that one man, her
life and Kang Bok Gu’s life are entangled.
Pada suatu hari, Bok Gu akhirnya
berhasil bertemu dengan sang kakak, setelah sepuluh tahun lamanya mereka
terpisah. Namun naas, pada malam itu pula, sang kakak terjatuh dari rooftop tempat tinggalnya, karena rasa
depresi setelah mendengar kabar bahwa Eun Suk telah bertunangan dengan pria
lain. Sang kakak pun jatuh koma. Diliputi rasa sedih yang luar biasa, Bok Gu
mendapati bahwa penyebab rasa depresi kakaknya adalah mantan kekasih yang meninggalkannya
dan kini telah menjadi seorang superstar,
Eun Suk. Rasa sedih Bok Gu seketika berubah menjadi amarah, karena kakak yang
begitu ia sayangi, yang ia selalu cari-cari selama ini, seketika harus
terenggut lagi dari sisinya. Terlebih lagi, ia melihat kehidupan Eun Suk kini
begitu mewah, nyaman, dan bahagia, jauh bertolak belakang dengan kakaknya yang
terbaring di rumah sakit dalam kondisi memprihatinkan. Begitu mendengar bahwa
tunangan Eun Suk membuka lowongan pekerjaan untuk menjadi bodyguard bagi sang bintang, Bok Gu pun mengambil kesempatan ini
untuk mendekati Eun Suk. Tujuannya tak lain tak bukan adalah untuk membalas
dendam atas penderitaan sang kakak.
Berbekal buku harian sang kakak,
Bok Gu mulai mendekati Eun Suk. Niatnya adalah untuk membuat wanita itu jatuh
cinta padanya, hanya untuk kemudian menyakiti hatinya. Namun, apa yang didapati
Bok Gu kemudian sangat jauh dari perkiraannya. Menjadi bodyguard Eun Suk dan menjalani hari-hari bersamanya, Bok Gu
menemukan bahwa wanita itu tidak sebahagia kelihatannya. Bahwa wanita itu
menyimpan banyak penderitaan hidup, karena sang ibu yang meninggal dunia dengan
cara tragis di depan kedua matanya ketika ia masih sangat kecil, karena ia
dipisahkan dengan pria yang dicintainya demi karirnya sebagai seorang artis.
Tanpa ia sendiri sadari, Bok Gu menumbuhkan simpati, yang kemudian bertumbuh dalam
menjadi rasa cinta. Di sisi lain, menghadapi seorang pria dengan sikap yang tak
terduga seperti Bok Gu menimbulkan rasa penasaran dalam diri Eun Suk, terlebih
lagi kesamaan-kesamaan yang ia temui dengan mantan kekasihnya dulu dalam diri
pria itu, yang kemudian bertumbuh menjadi ketertarikan, yang kemudian berujung
cinta. Sayangnya, seluruh dunia seakan tak berpihak pada cinta mereka.
Adalah Han Da Jung (Kim Sa Rang),
gadis yatim piatu, sahabat Bok Gu yang juga mencintai pria itu. Sewaktu mereka
masih remaja, Da Jung pernah menyelamatkan Bok Gu dari sebuah peristiwa
kebakaran. Tragedi itu menimbulkan luka bakar yang cukup besar di leher Da
Jung. Karena rasa bersalah dan tanggung jawab, Bok Gu telah berjanji pada
dirinya sendiri untuk tetap berada di sisi wanita itu meskipun ia tidak
mencintainya. Adalah Kim Joon Sung (Lee Ki Woo), putra bungsu pemilik salah
satu perusahaan terbesar di Korea Selatan, tunangan Eun Suk yang sangat
protektif pada wanita itu, walaupun ia tahu bahwa Eun Suk sama sekali tidak mencintainya.
Awal mula pertunangan mereka pun karena rumor atas skandal yang beredar di
antara mereka berdua. Joon Sung yang memang sedari awal telah memiliki
ketertarikan pada Eun Suk pun memanfaatkan momen tersebut untuk mengikatnya
dalam tali pertunangan. Dengan segala konflik yang muncul dari dalam diri
mereka sendiri dan lingkungan di sekitar mereka, Bok Gu dan Eun Suk harus
bergelut dalam kenyataan. Terlebih lagi setelah Eun Suk mengetahui kenyataan
bahwa Bok Gu adalah adik kandung dari mantan kekasihnya, serta setelah Bok Gu
mengetahui bahwa dulu, bukan Eun Suk yang meninggalkan sang kakak, melainkan
sebaliknya.
“A Love To Kill” adalah serial
melodrama yang ditayangkan oleh stasiun televisi KBS Korea Selatan. Serial yang
terdiri dari 16 episode ini mengudara pada bulan Oktober hingga Desember 2005. Indeed, serial ini tayang pada musim
yang tepat, karena musim dingin adalah musimnya melodrama. “A Love To Kill”
menampilkan pasangan singer-turned-actor
Jung Ji Hoon alias Rain, dan model-turned-actress
Shin Min Ah. Meskipun ini adalah kali pertama Rain bermain dalam serial dengan genre melodrama, ia menunjukkan sisi
lain dari kemampuan aktingnya yang luar biasa memikat, setelah sebelumnya
sukses memainkan peran yang bertolak belakang dalam serial rom-com fenomenal, “Full House”. “A Love To Kill” adalah kisah
tentang kasih tak sampai, tentang cinta yang terombang-ambing di antara ego,
impian, dan realitas.
What is love? It’s hard to
define what love is. One word maybe
is not enough to describe it, but one
word could be more than enough for them who has ever felt it. What is love? When you can not answer this simple yet hard question, then maybe you never felt it before. Yes, love
is not about the meaning, it’s about
the feeling. You know it when you
feel it. Menyorot arti cinta dari sosok seorang Cha Eun Suk, baginya cinta
adalah sumber kehidupan, sebuah semangat untuk bertahan hidup, satu-satunya hal
yang sanggup menjaga kewarasannya di tengah kegilaan dunia yang ia huni selama
ini, satu-satunya kekuatan yang sanggup menopang tubuhnya untuk tegak berdiri
di tengah kelimbungan jiwanya. Ironisnya, meskipun dia tahu betul apa itu
cinta, serta bagaimana rasanya, seluruh dunia seakan tak berpihak pada
perasaannya. Di sisi lain, karakter Kang Bok Gu melihat cinta dengan cara yang
berbeda. Tumbuh besar di lingkungan yang keras, sejak kecil Bok Gu hanya
mengenal satu bentuk cinta, yaitu dari kakaknya. Ia memahami rasa amarah dan
kebencian jauh lebih dalam dibandingkan cinta itu sendiri. Bahkan ketika ia
akhirnya merasakan cinta, ia memungkirinya, dan lebih mengedepankan egonya.
Namun, sejauh apapun manusia berusaha menghindar, cinta akan selalu menemukan
jalannya untuk merasuk ke hati.
Kata orang, cinta tak dapat
dipaksakan. Hasrat untuk memiliki adalah bagian dari cinta, namun apakah cinta
hanya soal kepemilikan? Pada dasarnya adalah munafik apabila seseorang yang
mencintai tidak berhasrat untuk memiliki apa yang ia cintai. Memiliki cinta
lebih dari sekadar memiliki objek yang kita cintai secara fisik untuk selalu
berada di sisi kita, melainkan memiliki rasa itu sendiri, memiliki cinta dari
objek yang kita cintai. Kepemilikan itu menjadi indikator kadar kebahagiaan
atas cinta. Namun ketika yang kita dapatkan hanya sebatas raga, sementara jiwa
tak berbalas, masihkah kita merasa bahagia atasnya? Tokoh Han Da Jung tak
bahagia. Ia mengikat Bok Gu untuk berada di sisinya karena rasa bersalah pria
itu, bukan karena cinta. Ia mungkin memiliki raga Bok Gu di sampingnya, namun
tidak jiwanya. Begitu juga dengan tokoh Kim Joon Sung, yang mengikat Eun Suk
dalam tali pertunangan sepihak. Pada akhirnya manusia akan tersadar, bahwa
melepaskan dan merelakan pergi adalah juga bagian dari cinta.
“A Love To Kill” menuai
popularitas tinggi pada masanya, thanks
to our lovable on-screen couple Rain and Shin Min Ah. Serial ini berhasil
membukukan rating yang cukup stabil
mulai dari penayangan episode perdananya hingga episode terakhir, dengan
rata-rata di atas 15%. “A Love To Kill” memiliki jalan cerita yang solid dan
konsisten, diawali dan diakhiri dengan apik. Meskipun banyak penggemar yang
merasa kecewa dengan ending yang
dapat dikatakan sebagai sad ending
ini, saya sendiri berpendapat bahwa ending
serial ini adalah akhir terindah yang sanggup disuguhkan oleh para tim produksi
serial ini. Kemampuan akting para pemerannya? Tidak perlu ditanyakan. Mereka
luar biasa. Mereka sanggup menghidupkan nuansa melankolis yang super sendu dan
‘membunuh’. Terutama pemeran pasangan karakter utamanya, Rain dan Shin Min Ah.
“A Love To Kill” juga didukung dengan jajaran soundtrack yang tidak kalah ‘membunuh’nya. Indeed, this series is highly
recommended. Utamanya bagi para penggemar serial melodrama, and for those who addicted to pain and tears.
“A Love To Kill” is surely worth your
time to watch.
“Want to do something crazy with
me? The punishment from heaven, let me bear it. If others cast stones, let me
take it. If there’s hell, I will happily enter. If only to forget who you are,
to forget who I am. Want to do something crazy with me? Want to leave with me?”
–Kang Bok Gu (A Love To Kill, 2005)
2 komentar
Sist puny link subtitle indony g? Q cari2 susah bgt. Cuma ada engsub tp g ngrti jg. Share link please
ReplyDeleteHalo, Ulwi.. wah, maaf, sumber yang aku punya juga semua subtitle-nya in English. Mungkin bisa cari khusus subtitle-nya aja di subscene.com, atau kalo se-videonya bisa coba cari di indowebster.com
Delete