Judul : Papa
Genre : drama keluarga
Sutradara : Han Ji Seung
Rilis : 2 Februari 2012
Durasi : 118 menit
Distributor : Lotte Entertainment
Pemain : Park Yong Woo, Go Ara
Apakah makna keluarga? Apakah
yang disebut keluarga hanya berbatas pada orang-orang yang sedarah daging?
Apakah yang disebut keluarga hanya berbatas pada suku dan ras yang sama? Sebuah
film Korea Selatan berjudul “Papa”, mencoba menghadirkan makna keluarga dalam
bingkai kisah drama berbalut komedi. Chun Seob (Park Yong Woo), pergi ke
Amerika Serikat hanya dengan modal nekat. Tujuan utamanya adalah untuk mengejar
artis baru yang kabur ke Negeri Paman Sam itu. Sebagai manajer artis, apabila
ia tidak berhasil membawa artis tersebut pulang ke Korea Selatan, maka dirinya
terancam dipenjara. Karena tidak memiliki izin tinggal, Chun Seob akhirnya
kawin kontrak dengan seorang penyanyi klub asal Korea yang telah lama tinggal di
Amerika Serikat. Namun naas, tidak sampai sehari usia perkawinan mereka, sang
istri meninggal dalam kecelakaan mobil.
Nasib Chun Seob pun kembali di
ambang batas deportasi. Hingga pada suatu hari, ia mendapati bahwa dirinya
telah menjadi seorang ayah dari enam anak kandung almarhum sang istri dari
perkawinan-perkawinannya sebelumnya. Mereka adalah June (Go Ara) si sulung
keturunan Korea, Gordon (Michael MacMillan) si baik hati keturunan Negro yang
bisa berbahasa Korea, Maya (Meg Kelly) si cuek keturunan Latin yang penyendiri,
Jimmy dan Tommy (Parker Townsend) si kembar kulit putih yang super jahil, serta
Rosie (Angela Azar) si bungsu keturunan Timur Tengah. Demi tidak dideportasi
dari Amerika Serikat dan menemukan artisnya yang kabur, maka dimulailah
petualangan Chun Seob sebagai seorang ayah dari enam anak dengan latar belakang
suku dan ras yang berbeda-beda itu. Sementara itu, secara tak sengaja ia
menemukan bakat terpendam dalam diri anak-anaknya untuk menjadi seorang
bintang.
Sebagai sebuah film drama keluarga, meskipun berbalut komedi, “Papa” menyajikan beberapa poin yang menjadi sorotan saya. Pertama, bahwa makna keluarga lebih dari sekadar berbagi darah daging yang sama, ataupun memiliki suku dan ras yang sama. Keluarga adalah kebersamaan. Lebih dari itu, keluarga adalah perjuangan bersama. Perjuangan untuk dapat menjalani hidup di dunia yang keras ini. Keluarga adalah rumah, sebuah tujuan untuk pulang setelah sejauh apapun kita pergi melangkah. Keluarga adalah kasih sayang, yang akan selalu ada di saat terbaik dan terburuk kita. Keluarga adalah kekuatan, yang akan selalu menjadi motivasi dan inspirasi di segala situasi untuk terus bertahan.
Kedua, bahwa sebuah tanggung
jawab yang besar menjadi seorang anak sulung dalam keluarga. Sebagai seorang
anak sulung dalam keluarga, saya memahami betul apa yang dirasakan oleh
karakter June dalam film ini. Rasa kecewanya yang mendalam kepada sang ibu
karena ia tidak pernah hadir untuk anak-anaknya, rasa putus asanya dalam
mengasuh dan menjaga adik-adiknya yang memiliki berbagai macam sifat dan sikap
yang berbeda-beda. Betapa ia begitu ingin melindungi adik-adiknya, memberikan yang
terbaik, serta usaha kerasnya untuk melindungi keutuhan keluarga mereka. Rasa
marah dan sedihnya pada diri sendiri karena ia merasa belum sanggup menjadi
seorang kakak yang baik bagi adik-adiknya. Saya mengerti betul perasaan itu.
Rasa tak berdaya seorang anak sulung yang dilimpahi tanggung jawab begitu besar
di usia yang sangat muda. Bahwa ia tidak sempat menikmati hidupnya sendiri
karena harus mengurus keluarganya. Namun ia menjalani semuanya dengan sepenuh
hati, karena baginya keluarga adalah segalanya, dan ia takkan dapat bertahan
tanpa kehadiran mereka.
Ketiga, bahwa sebuah tanggung jawab yang luar biasa untuk menjadi seorang kepala keluarga. Seorang Chun Seob yang sebelumnya hidup seorang diri, terbiasa melakukan apa saja atas keinginan dan demi kepentingan dirinya sendiri. Namun ketika kemudian ia mendapati bahwa dirinya tidak lagi seorang diri, melainkan seorang ayah dari enam orang anak, ia pun perlahan menyadari bahwa segala keputusan yang ia ambil dan segala hal yang ia lakukan adalah menyangkut hajat hidupnya dan anak-anaknya. Seorang kepala keluarga dituntut untuk mendahulukan kepentingan keluarga di atas kepentingan pribadi. Lebih dari itu, ia menemukan bahwa kebahagiaan keluarganya dapat membuatnya bahagia pula. Bahkan jauh lebih bahagia daripada ketika ia masih sendiri dulu.
Pihak produser film “Papa” menyelenggarakan VIP premiere night pada tanggal 17 Januari 2012, sebelum akhirnya film ini dirilis di bioskop-bioskop Korea Selatan pada tanggal 2 Februari 2012. Sebanyak 90% adegan dalam film ini diambil gambarnya di Amerika Serikat, sementara sisanya mengambil setting di Korea Selatan. Adalah sebuah keputusan yang tepat oleh sutradara Han Ji Seung untuk memasang aktor kawakan Park Yong Woo sebagai pemeran tokoh utama. Ia sanggup menghidupkan karakter Chun Seob yang slacker dengan komikal. Jempol juga patut diacungkan untuk aktris cantik Go Ara yang berhasil membawakan karakter June dengan apik. Honestly, I fall for the cast of this movie. Those kids are adorable! Cute Rosie, crazy yet funny twin brother Jimmy and Tommy, cool yet caring Maya, and hilarious Gordon. Bagi para pecinta film yang mendambakan film ringan menghibur sekaligus menyentuh hati bertema keluarga, maka “Papa” adalah pilihan yang tepat untuk mengisi waktu luang kalian. :)
0 komentar