A Werewolf Boy
“When you grow up, you can see
what wasn’t seen before. Knowing more sounds great, but it makes you a coward.
There is only one chance in our life. That time never comes back.”
–Soon Yi (A Werewolf Boy, 2012)
“Are you really a monster? What is
real? What is your true nature? But I don’t care. I’m okay even if you’re a
monster.” –Soon Yi (A Werewolf Boy, 2012)
Genre : drama fantasi
Sutradara : Jo Sung Hee
Rilis : 31 Oktober 2012
Pemain : Song Joong Ki, Park Bo Young
Cinta adalah bahasa pertama yang
manusia pelajari dalam kehidupan. Seperti bayi yang baru saja lahir ke dunia,
yang mengenali sang ibu melalui pancaran rasa cinta yang diterimanya, cinta
kemudian manusia belajar untuk mengenali kehidupan. Pun cinta adalah obat
paling mujarab untuk segala jenis penyakit dalam kehidupan. Kesepian dan derita
seolah sirna ketika manusia mulai mengenal cinta. Tentang cinta yang memberi
arti pada kehidupan, itulah makna yang coba disampaikan dalam sebuah film
berjudul “A Werewolf Boy”. Menghabiskan masa tuanya di Amerika Serikat, pada
suatu hari Soon Yi harus kembali ke tanah airnya, Korea Selatan. Di sana ia mengunjungi rumah
lamanya yang terletak di sebuah pedesaan. Sesampainya di sana , seketika ingatannya melayang ke 47 tahun
silam, ketika untuk pertama kalinya ia mengenal cinta.
Kisah ini berawal pada tahun 1965, ketika Soon Yi remaja (Park Bo Young) beserta ibu dan adik perempuannya pindah ke sebuah rumah di pedesaan. Karena kelainan paru-paru yang dideritanya, Soon Yi terpaksa berhenti sekolah. Keluarganya pun pindah ke pedesaan demi Soon Yi supaya gadis itu mendapatkan udara yang lebih baik, serta mendapatkan suasana tenang untuk menjalani pengobatannya. Meskipun di luar ia terlihat tenang dan tegar, Soon Yi menyimpan rasa gelisah dan depresi atas penyakit yang ia alami, yang kemudian membuatnya terisolasi dan kesepian. Ia tidak memiliki teman dan tidak dapat bermain bebas di luar seperti anak-anak seusianya yang lain. Pada malam pertama ia tidur di rumah barunya, Soon Yi mendapati keanehan yang berasal dari gudang tua di samping rumahnya. Rasa penasaran Soon Yi kemudian menuntun gadis itu membuka sebuah pintu ruangan di dalam gudang itu.
Keesokan harinya, Soon Yi dan
sang ibu mendapati sesosok bocah lelaki aneh di halaman rumah mereka. Lelaki
itu jelas-jelas berwujud manusia, namun ia bertingkah layaknya hewan yang
berjalan dengan kaki dan tangannya. Ia juga tidak dapat bicara maupun membaca. Merasa
simpati terhadap bocah itu, sang ibu memutuskan untuk merawatnya dan memberinya
nama, Chul Soo (Song Joong Ki). Pada awalnya, Soon Yi merasa kesal dan
terganggu dengan kehadiran Chul Soo. Namun lambat laun, Soon Yi mendapati bahwa
dirinya merasa bahagia di tengah usahanya untuk menjinakkan Chul Soo. Soon Yi
mengajarinya bertingkah laku layaknya manusia, serta mengajarinya membaca dan
menulis. Melalui Chul Soo, Soon Yi menemukan sesuatu yang membuatnya tidak
memikirkan tentang penyakitnya. Ia menjadi ceria dan membuka hatinya. Ia juga
berteman dan bermain di luar bersama Chul Soo, adiknya, serta anak-anak kecil
di desa tersebut. Lebih dari itu, ia menemukan cinta.
Kepada Soon Yi yang memperlakukannya selayak orang tua mengajari anaknya yang baru lahir dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, Chul Soo menunjukkan loyalitas dan afeksi yang luar biasa. Hingga pada suatu malam, Soon Yi mendapati bahwa Chul Soo bukanlah manusia biasa, melainkan seorang manusia serigala. Adalah Ji Tae (Yoo Yeon Seok), sumber dari segala petaka yang kemudian menimpa Soon Yi dan Chul Soo. Ji Tae adalah pemilik dari rumah tempat keluarga Soon Yi tinggal. Karena sifat Ji Tae yang angkuh dan tidak tahu sopan santun, Soon Yi tidak menyukai pria itu meskipun ia tahu bahwa pria itu adalah calon suaminya. Malam itu, Ji Tae mendatangi Soon Yi dalam keadaan mabuk. Melihat keselamatan Soon Yi terancam, amarah Chul Soo membuat insting serigalanya muncul dan merubahnya menjadi manusia serigala untuk melindungi Soon Yi.
Chul Soo kemudian diketahui
sebagai hasil eksperimen seorang ilmuwan yang mencoba membentuk sebuah pasukan
khusus. Namun ilmuwan yang merupakan penghuni sebelumnya rumah keluarga Soon Yi
itu telah meninggal dunia karena serangan jantung. Ketika Soon Yi nyaris
membuat masyarakat percaya bahwa Chul Soo bukanlah makhluk jahat serta bahwa
lelaki itu sanggup belajar untuk hidup sebagai manusia, Ji Tae justru menjebak
Chul Soo ke dalam fitnah yang membuat lelaki itu ditangkap dan dikurung. Pada
akhirnya, demi keselamatan Chul Soo, Soon Yi harus berpisah dengannya. Sebelum
pergi meninggalkan Chul Soo, Soon Yi menulis sebuah pesan yang berisi agar Chul
Soo menunggunya, karena ia akan segera kembali. Ingatan Soon Yi pun kembali ke
masa kini, di tahun 2012 ketika ia mengunjungi rumah lamanya itu lagi.
Sebagai sebuah film drama fantasi, “A Werewolf Boy” memiliki dua aspek yang memenuhi harapan saya pribadi sebagai seorang penikmat film. Pertama, kisah ini sanggup melepaskan diri dari stereotype kisah drama fantasi kebanyakan. Ketika kebanyakan kisah drama fantasi romantis berakhir dengan dua karakter utamanya live happily ever after, dengan tidak memedulikan perbedaan dunia mereka, “A Werewolf Boy” mengakhiri kisahnya dengan sangat realistis, bahwa kedua insan dari dua dunia yang berbeda tidaklah dapat bersatu. Kedua, kisah ini sanggup membawa kisah drama fantasi kepada level yang lebih tinggi, yang tidak hanya mengandalkan efek teknologi super canggih ataupun aktor super tampan saja, melainkan lebih menonjolkan karakterisasi yang kuat serta skenario yang rapi. Frankly speaking, membandingkan langsung dengan kisah drama fantasi romantis terpopuler, “Twilight”, yang terdapat benang merah cerita di mana a pure lonely young girl falls in love with a beast, “A Werewolf Boy” sanggup memunculkan kedalaman emosi yang terasa lebih nyata dan menyentuh hati. Bukti nyatanya adalah ketika film ini sanggup membuat saya meneteskan air mata ketika menontonnya. Suatu hal yang tak pernah saya dapati dari “Twilight”.
Kisah ini menceritakan cinta
melalui dua perwujudan terbaiknya, yaitu ketulusan dan kesetiaan. Soon Yi
adalah orang pertama, dan satu-satunya, yang memberi makna dalam kehidupan Chul
Soo sebagai seorang manusia. Gadis itu mengenalkannya pada dunia, mematikan
insting buasnya dan menghidupkan sisi kemanusiaannya. Layaknya seorang bayi
yang baru lahir ke dunia dan mencoba beradaptasi dengan lingkungan barunya, dia
belajar bagaimana menyayangi dan menerima kasih sayang, serta melindungi
orang-orang yang ia sayangi dan mengutamakan keselamatan mereka di atas dirinya
sendiri. Chul Soo mungkin hanyalah sepenggal masa dalam kehidupan seorang Soon
Yi, tetapi Soon Yi adalah seluruh kehidupan Chul Soo. Sesuatu yang bahkan
hingga akhirnya, membuat Chul Soo sanggup menunggu Soon Yi untuk selamanya
meski hanya berbekal dua kalimat saja dari gadis itu. “Wait for me. I’ll be back for you.”
Satu hal terbaik yang berhasil
dilakukan film ini adalah dengan menunjukkan bahwa dalam kehidupan yang paling
utopia sekalipun tidak selalu memerlukan bumbu-bumbu klise romansa untuk
membuktikan bahwa cinta sejati itu benar adanya. Sudah cukup dengan
memperlihatkan bahwa Soon Yi dan Chul Soo menyadari bahwa yang mereka rasakan
adalah cinta sejati. Chul Soo adalah teman pertama bagi Soon Yi. Kehadirannya
dalam hidup gadis itu menjadi penawar kesepian yang selama ini diderita Soon
Yi. Terlebih lagi, eksistensi Chul Soo memberikan semangat hidup dan keberanian
pada diri Soon Yi yang sempat hilang akibat penyakit paru-parunya. Chul Soo
mungkin hanyalah sepenggal masa dalam kehidupan seorang Soon Yi, tetapi
sepenggal masa itu sanggup memberi arti bagi seluruh kehidupannya. Sesuatu yang
bahkan hingga akhirnya memberi Soon Yi kekuatan untuk tetap bertahan hidup, dan
mengatakan pada Chul Soo untuk berhenti menunggunya.
“A Werewolf Boy” memotret kisah ketulusan cinta melalui sepotong kehidupan seorang lelaki setengah serigala dan gadis manusia dengan sangat apik. Menghidupkan peran Chul Soo si bocah serigala bukanlah sesuatu yang mudah, namun tantangan ini berhasil dilakoni aktor tampan Song Joong Ki dengan sempurna. Meskipun tanpa banyak skenario, Joong Ki sanggup membawakan karakter Chul Soo dengan ekspresi dan gesture yang sangat menjiwai. Melalui perannya dalam film ini, ia berhasil membuktikan kemampuan aktingnya yang luar biasa, tidak hanya sekadar aktor yang bermodal tampang saja. Ia bahkan rela mempertaruhkan imejnya sebagai ‘flower boy’ dengan didandani super berantakan untuk menghidupkan tokoh Chul Soo. Di sisi lain, kemampuan akting aktris muda berbakat Park Bo Young tidak perlu diragukan lagi. She’s so into her character. Song Joong Ki dan Park Bo Young dipasangkan bersama adalah keputusan yang sempurna. Selain karena wajah mereka berdua yang mirip sehingga tampak serasi bersama, their chemistry is so great!
Sebelum diluncurkan secara resmi
di bioskop, “A Werewolf Boy” telah sebelumnya ditayangkan di berbagai festival
film bergengsi di seluruh dunia, seperti Toronto International Film Festival,
Busan International Film Festival, dan masih banyak lagi. Secara komersial,
film ini berhasil menggebrak industri perfilman Korea Selatan dengan menjadi all-time best selling romance film
dengan penjualan tiket mencapai lebih dari 4 juta tiket hanya dalam waktu 2
minggu sejak premiere di bioskop. Kekuatan
film ini terletak pada jalan ceritanya yang sederhana, simple yet charming, sinematografinya yang lembut dan memesona, penokohan
yang kuat, serta skenario yang disusun dengan apik. Ditambah lagi, kemampuan
akting para pemeran tokoh, yang merupakan kekuatan utama dalam film ini. “A Werewolf Boy” takes a fantasy romance
movie to the next level, heart-warming
and heart-wrenching at the same time. You
will find yourself immersed in the emotions and characters and everything else
kind of fades away into the background.
This wonderful story is well-played and well-cinematographed, which make “A Werewolf Boy” the best
must-watch romance fantasy movie ever.
“Wolves have several creatures. Wolves can live in packs unlike other predatory animals. Also it can continuously chase after prey with an incredible tenacity. Furthermore, it can endure the long period of starvation. The only species that love only one female during his entire life.” (A Werewolf Boy, 2012)
0 komentar