• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

footer logo

pieces of me

“By knowing the reason to build a house, I will know what kind of house you want. If I understand you then I can build a suitable house for you.” –Lee Seung Min (Architecture 101, 2012)

“If I give up here, I think I will regret it.” –Lee Seung Min (Architecture 101, 2012)


Judul                : Architecture 101
Genre               : drama
Sutradara         : Lee Yong Ju
Rilis                  : 22 Maret 2012
Pemain             : Uhm Tae Woong, Han Ga In, Lee Je Hoon, Bae Suzy

Cinta pertama. Kata orang, tak akan habis cerita apabila kita membicarakan tentang cinta pertama. Terlepas dari betapa indah maupun betapa sakitnya, cinta pertama yang seseorang miliki selalu menjadi hal yang membekas di lubuk hati. Waktu dapat mengubah segalanya, meleburkan semua rasa. Namun kenangan tak akan lekang oleh waktu. Waktu dapat menjawab semuanya, membuka hal-hal yang tak sempat terungkap. Termasuk cinta pertama yang masih menyisakan pertanyaan. Tentang arti sebuah cinta pertama dalam kehidupan, itulah makna yang coba diangkat dalam sebuah film berjudul “Architecture 101”. Bahkan setelah 15 tahun berlalu, kenangan akan cinta pertama tetap melekat pada ingatan Yang Seo Yeon (Han Ga In). Kenangan yang kemudian menuntun Seo Yeon untuk mencari dan menemui kembali cinta pertamanya dulu, Lee Seung Min (Uhm Tae Woong).

Kisah ini berawal pada tahun 1997, ketika Lee Seung Min remaja (Lee Je Hoon) masih duduk di bangku kuliah sebagai mahasiswa jurusan Teknik Arsitektur tahun pertama. Ia pertama kali bertemu dengan Yang Seo Yeon remaja (Bae Suzy) dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Arsitektur, ketika gadis dari jurusan Seni Musik tahun pertama itu iseng mengambil mata kuliah jurusan lain, hanya dengan alasan bahwa ia menganggap lelaki yang berkuliah di jurusan tersebut keren. Seung Min telah terpesona pada kecantikan Seo Yeon sejak pertama kali ia melihat gadis itu. Namun karena ia belum pernah memiliki pengalaman berhubungan dengan perempuan sebelumnya, serta sifat dasarnya yang pemalu dan polos, Seung Min tidak berani mendekati Seo Yeon, apalagi mengajak gadis itu mengobrol. Meskipun demikian, dewi fortuna berpihak kepada Seung Min. Ternyata mereka tinggal di wilayah yang sama, yang membuat mereka pada akhirnya mengerjakan tugas untuk mata kuliah Pengantar Ilmu Arsitektur bersama. Selain itu, sifat Seo Yeon yang easy going semakin mempermudah komunikasi di antara mereka.
Sebagai mahasiswa Arsitektur, Seung Min berjanji membantu Seo Yeon mengerjakan tugasnya untuk kelas itu. Sebagai gantinya, Seo Yeon akan memberikan sebuah discman beserta CD album musik favoritnya. Seiring berjalannya waktu dan hari-hari yang mereka lalui bersama, Seung Min yang sejak awal telah memiliki ketertarikan kepada Seo Yeon, menemukan bahwa perasaannya berkembang semakin dalam. Ia jatuh cinta, bahkan tergila-gila. Karena ini merupakan pengalaman pertamanya, Seung Min kerap meminta saran dari sahabatnya, Nab Deuk (Jo Jung Suk). Namun, selain Nab Deuk, tidak ada yang tahu bahwa Seung Min dekat dengan Seo Yeon, termasuk teman-teman kuliahnya, dan Jae Wook (Yoo Yeon Seok), seniornya yang merupakan idola kampus. Segala sesuatunya berjalan nyaris sempurna hingga Seung Min membulatkan tekad untuk mengungkapkan perasaannya kepada Seo Yeon.
Seung Min sangat yakin dengan perasaannya kepada Seo Yeon saat itu. Ia bahkan tidak memiliki kedekatan dengan satu perempuan lain pun selain Seo Yeon. Namun sifat Seo Yeon yang humble kepada semua orang membuat Seung Min tidak tahu apa yang dirasakan Seo Yeon kepadanya. Naasnya, ketika ia telah bersiap untuk mengungkapkan perasaannya kepada Seo Yeon, terjadi kesalahpahaman di antara mereka. Seung Min melihat Seo Yeon yang dalam keadaan mabuk masuk ke dalam kamar tidur bersama Jae Wook, sesuatu yang tak dapat diterima oleh pikiran dan hati lelaki itu yang begitu polos sekaligus naif. Tanpa menjelaskan apapun kepada Seo Yeon, Seung Min kemudian memutuskan begitu saja kontak di antara mereka berdua. Sejak saat itu mereka tidak pernah bertemu lagi, hingga 15 tahun kemudian.
Seo Yeon dewasa menemui Seung Min dewasa yang telah menjadi arsitek. Meskipun pada awalnya menolak, pada akhirnya Seung Min menyetujui permohonan Seo Yeon untuk menjadi arsitek bagi pembangunan rumah wanita itu di Pulau Jeju. Ini adalah solo project pertama bagi Seung Min untuk membangun sebuah rumah pribadi, dan rupanya sekaligus terakhir karena ia berencana pergi ke Amerika Serikat setelah pekerjaannya itu selesai. Bertemu dengan cinta pertamanya lagi membuat Seung Min merenungkan masa-masa yang pernah mereka lalui bersama. Termasuk menggugah rasa harunya, karena patah hati yang pernah ia alami dari cinta pertamanya itu. Namun keadaan kali ini tentunya tidak sama dengan dulu lagi. Apalagi Seung Min kini telah memiliki seorang tunangan, yaitu Eun Chae (Go Joon Hee). Di sisi lain, Seo Yeon kini melajang setelah bercerai dari suaminya. Dengan segala hal yang tak sempat terucapkan pada masa lalu, cinta pertama mendapatkan kesempatan keduanya.


Sebagai sebuah film drama, “Architecture 101” berhasil mengangkat beberapa aspek yang memuaskan saya sebagai seorang penikmat film. Pertama, jujur saja, tema tentang cinta pertama, meski sudah menjadi hal yang umum dalam berbagai kisah drama, tidak pernah menjadi hal yang membosankan. Bagi saya, tema tentang cinta pertama selalu menarik untuk dikaji dari berbagai sisi. Membahas cinta pertama tidak akan ada habisnya. Melalui karakter remaja dalam film ini, penonton diingatkan pada kepolosan anak muda ketika menghadapi cinta pertama mereka. Feeling nervous and excited at the same time, unspoken feelings, unfinished business. Sedangkan melalui karakter dewasanya, penonton disuguhi gambaran realita ketika seseorang bertemu lagi dengan cinta pertamanya yang telah lama menghilang. Jawaban atas segala pertanyaan yang tertinggal, pilihan-pilihan yang harus dihadapi.
Kedua, transformasi karakter utama yang terjadi dalam film ini disajikan dengan cerdas. Karakter sepasang remaja yang tumbuh dewasa pada tahun 90-an dilanjutkan dengan karakter dewasa yang telah ditempa pengalaman. Rentang waktu 15 tahun bagi keduanya tidak mengubah watak-watak dasar serta kebiasaan yang mereka miliki dulu. Namun rentang waktu itu telah menjadikan mereka sosok yang lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. Dalam rentang waktu itu pula beberapa perubahan pola pikir kedua karakter utama ini terlihat. Seung Min yang dulu bahkan tidak tahu caranya merokok dan selalu terbatuk-batuk setiap kali mencoba merokok, kini telah menjadi seorang perokok aktif. Seo Yeon yang dulu adalah gambaran mahasiswa perantau dari Pulau Jeju yang memiliki harapan besar untuk sukses dengan berkuliah di Seoul, kini ia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya setelah gagal meraih apa yang semula ingin dicapainya dan merasa penat dengan hiruk pikuk perkotaan.
Ketiga, alur maju-mundur dengan pergantian bingkai waktu yang memiliki pola menarik. Pergantian adegan masa lalu dan masa kini disusun secara berkesinambungan, sehingga penonton dapat melihat gambaran cerita tanpa dibuat pusing dengan pergantian tersebut. What interesting is that the sequences show some questions and answers connection. Segala sesuatu yang di masa lalu masih menyisakan pertanyaan bagi Seung Min dan Seo Yeon kemudian dapat mereka temukan jawabannya di masa depan. Penggambaran masa 90-an juga dilakukan atas referensi yang sempurna. Penggunaan pager sebagai alat komunikasi, gaya fashion yang sedang tren pada masa itu, serta musik favorit Seo Yeon yang merupakan hits di tahun 90-an.

 
Keempat, film ini memberi balutan baru terhadap kisah cinta pertama, yaitu arsitektur. Untuk membangun sebuah rumah pribadi, seorang arsitek harus mengenal dan memahami betul karakter pemilik rumah tersebut. Itulah mengapa Seo Yeon memutuskan untuk menyerahkan proyek pembangunan rumahnya kepada Seung Min. Seo Yeon ingat betul bahwa Seung Min dulu pernah berjanji akan membangunkan rumah untuknya. Seung Min pula yang tahu bagaimana persisnya rumah yang diimpikan Seo Yeon. Bagi Seung Min, membuatkan rumah bagi seorang cinta pertamanya adalah hal yang berarti. Tanpa ia pungkiri, ia memahami Seo Yeon dan tahu betul hal-hal yang berarti bagi wanita itu. Ia menganggap bahwa rumah itu adalah hadiah pertama dan terakhir bagi cinta pertamanya. Bagi Seo Yeon, fakta bahwa rumah itu dibuat oleh cinta pertamanya khusus untuknya menjadikan sebuah makna dan nilai tersendiri. Bagi mereka berdua, rumah itu menjadi perwujudan bahwa akhirnya mereka telah melepas cinta pertama mereka.
Kelima, meski tersirat, film ini juga memberi gambaran dalam mengenai hubungan antara anak dan orang tua mereka. Seung Min yang ingin menjaga ibunya, tidak sanggup membawa sang ibu pergi ke Amerika Serikat karena masalah finansial. Sementara itu Seo Yeon yang tidak memiliki masalah dengan finansial, justru tidak berdaya menghadapi penyakit yang diderita ayahnya. Ketika mereka masih mahasiswa dulu, mereka begitu fokus kepada diri mereka sendiri, sehingga bahkan mereka mungkin tidak memikirkan orang tua mereka. Seo Yeon pun meninggalkan ayahnya di Pulau Jeju untuk berkuliah di Seoul. Namun ketika usia mereka beranjak dewasa dan orang tua mereka semakin beranjak tua, mereka mulai memikirkan orang tua mereka. Seo Yeon pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke Pulau Jeju, membangun rumah di sana, dan merawat sang ayah.
Last but not least, film ini diakhiri dengan sangat realistis. I really love a realistic ending for a movie. It’s not like I tend to watch movies with a sad ending, because ‘sad’ and ‘realistic’ have a very different meaning. It’s just that what I hope from watching a movie is to watch the story goes and ends in a realistic way, because not all stories have a happy ending. And “Architecture 101” gives it out very well. Tidak semua cerita berakhir bahagia, dan itulah kenyataannya. Adalah kasus yang sangat langka ketika seseorang berakhir hidup bahagia bersama cinta pertamanya. Kebanyakan orang di dunia tidak mengalaminya. Berbagai alasan yang beragam dapat menjadi penyebabnya mengapa cinta pertama terkadang tak menjadi yang terakhir meskipun sempat diberi kesempatan kedua untuk bertemu, seperti dalam film ini. Adalah sebuah keputusan yang bijak dari Seung Min untuk tidak meninggalkan tunangannya demi cinta pertamanya yang tiba-tiba datang. Ia datang hanya untuk memberi jawaban, kemudian merelakan pergi, bukan untuk memulai segala sesuatunya dari awal lagi. Cinta pertama memang tak akan terlupakan sampai akhir hayat, walaupun keduanya tidak sampai ke pernikahan. Ketika itu terjadi, maka hanya kenangan lah yang tersimpan, dan itulah yang membuat cinta pertama menjadi berarti.

“Architecture 101” memotret kisah tentang cinta pertama sepasang anak manusia melalui dua masa yang berbeda dengan sangat apik. Pemilihan pemeran karakter dalam film ini dilakukan dengan baik. Aktor muda Lee Je Hoon membawakan versi muda tokoh Lee Seung Min dengan segala kenaifan dan kepolosan mahasiswa di tahun 90-an yang tengah jatuh cinta dengan gesture yang sempurna. Sementara aktor kawakan Uhm Tae Woong berhasil menghidupkan karakter Lee Seung Min versi dewasa yang tanpa meninggalkan beberapa sisi terbaiknya, telah tumbuh menjadi seorang pria yang lebih bertanggungjawab dan teguh dengan pendiriannya. Tokoh Yang Seo Yeon versi muda dibawakan dengan baik oleh Bae Suzy, sebagai gadis muda yang seolah memegang dunia di tangannya dan bersikap bahwa ia sanggup mendapatkan apa saja yang ia mau. Sementara itu, versi dewasa karakter Yang Seo Yeon dihidupkan oleh aktris cantik Han Ga In yang dengan membawa sisa-sisa kejayaan masa mudanya, telah tumbuh menjadi seorang wanita yang lebih percaya diri dan tahu apa yang ia kehendaki dalam hidupnya. The cast is definitely well-chosen, selain karena wajah mereka yang benar-benar mirip, juga karena kemampuan akting mereka yang apik.
Film ini menduduki peringkat 10 besar film terlaris di Korea Selatan pada kuartal pertama tahun 2012. Dalam waktu 9 minggu sejak perilisannya, “Architecture 101” memecah rekor box office Korea Selatan untuk kategori film drama, dengan penjualan tiket sebanyak 4 juta tiket, sebelum akhirnya rekor itu dipecahkan oleh film “A Werewolf Boy” beberapa bulan kemudian. Film ini juga menembus beberapa festival film bergengsi di seluruh dunia, termasuk Busan International Film Festival dan Hawaii International Film Festival. Kekuatan film ini terletak pada referensi latar waktunya yang rapi terutama ketika setting 90-an, alur ceritanya yang halus meski melompat bolak-balik antara setting masa kini dan tahun 90-an, serta sinematografi yang apik. Selain itu, tema utama tentang cinta pertama yang selalu menarik untuk diangkat dalam cerita berhasil dituangkan dengan cukup realistis. I love how the story begins and develops. Moreover, I love how the story ends. “Architecture 101” bravely brings out the never-get-old idea of first love, yet it successfully brings it in a different and more realistic way. It’s not just an ordinary story about first love, that’s why this melodrama movie is worth to watch.



“Observe the place where you live. Love it. Understand it. This is the start of the introduction to architecture.” (Architecture 101, 2012)
Wrote by Mashita Fandia
“When you grow up, you can see what wasn’t seen before. Knowing more sounds great, but it makes you a coward. There is only one chance in our life. That time never comes back.” –Soon Yi (A Werewolf Boy, 2012)

“Are you really a monster? What is real? What is your true nature? But I don’t care. I’m okay even if you’re a monster.” –Soon Yi (A Werewolf Boy, 2012)


Judul                : A Werewolf Boy
Genre               : drama fantasi
Sutradara         : Jo Sung Hee
Rilis                  : 31 Oktober 2012
Pemain             : Song Joong Ki, Park Bo Young

Cinta adalah bahasa pertama yang manusia pelajari dalam kehidupan. Seperti bayi yang baru saja lahir ke dunia, yang mengenali sang ibu melalui pancaran rasa cinta yang diterimanya, cinta kemudian manusia belajar untuk mengenali kehidupan. Pun cinta adalah obat paling mujarab untuk segala jenis penyakit dalam kehidupan. Kesepian dan derita seolah sirna ketika manusia mulai mengenal cinta. Tentang cinta yang memberi arti pada kehidupan, itulah makna yang coba disampaikan dalam sebuah film berjudul “A Werewolf Boy”. Menghabiskan masa tuanya di Amerika Serikat, pada suatu hari Soon Yi harus kembali ke tanah airnya, Korea Selatan. Di sana ia mengunjungi rumah lamanya yang terletak di sebuah pedesaan. Sesampainya di sana, seketika ingatannya melayang ke 47 tahun silam, ketika untuk pertama kalinya ia mengenal cinta.


Kisah ini berawal pada tahun 1965, ketika Soon Yi remaja (Park Bo Young) beserta ibu dan adik perempuannya pindah ke sebuah rumah di pedesaan. Karena kelainan paru-paru yang dideritanya, Soon Yi terpaksa berhenti sekolah. Keluarganya pun pindah ke pedesaan demi Soon Yi supaya gadis itu mendapatkan udara yang lebih baik, serta mendapatkan suasana tenang untuk menjalani pengobatannya. Meskipun di luar ia terlihat tenang dan tegar, Soon Yi menyimpan rasa gelisah dan depresi atas penyakit yang ia alami, yang kemudian membuatnya terisolasi dan kesepian. Ia tidak memiliki teman dan tidak dapat bermain bebas di luar seperti anak-anak seusianya yang lain. Pada malam pertama ia tidur di rumah barunya, Soon Yi mendapati keanehan yang berasal dari gudang tua di samping rumahnya. Rasa penasaran Soon Yi kemudian menuntun gadis itu membuka sebuah pintu ruangan di dalam gudang itu.
Keesokan harinya, Soon Yi dan sang ibu mendapati sesosok bocah lelaki aneh di halaman rumah mereka. Lelaki itu jelas-jelas berwujud manusia, namun ia bertingkah layaknya hewan yang berjalan dengan kaki dan tangannya. Ia juga tidak dapat bicara maupun membaca. Merasa simpati terhadap bocah itu, sang ibu memutuskan untuk merawatnya dan memberinya nama, Chul Soo (Song Joong Ki). Pada awalnya, Soon Yi merasa kesal dan terganggu dengan kehadiran Chul Soo. Namun lambat laun, Soon Yi mendapati bahwa dirinya merasa bahagia di tengah usahanya untuk menjinakkan Chul Soo. Soon Yi mengajarinya bertingkah laku layaknya manusia, serta mengajarinya membaca dan menulis. Melalui Chul Soo, Soon Yi menemukan sesuatu yang membuatnya tidak memikirkan tentang penyakitnya. Ia menjadi ceria dan membuka hatinya. Ia juga berteman dan bermain di luar bersama Chul Soo, adiknya, serta anak-anak kecil di desa tersebut. Lebih dari itu, ia menemukan cinta.


Kepada Soon Yi yang memperlakukannya selayak orang tua mengajari anaknya yang baru lahir dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, Chul Soo menunjukkan loyalitas dan afeksi yang luar biasa. Hingga pada suatu malam, Soon Yi mendapati bahwa Chul Soo bukanlah manusia biasa, melainkan seorang manusia serigala. Adalah Ji Tae (Yoo Yeon Seok), sumber dari segala petaka yang kemudian menimpa Soon Yi dan Chul Soo. Ji Tae adalah pemilik dari rumah tempat keluarga Soon Yi tinggal. Karena sifat Ji Tae yang angkuh dan tidak tahu sopan santun, Soon Yi tidak menyukai pria itu meskipun ia tahu bahwa pria itu adalah calon suaminya. Malam itu, Ji Tae mendatangi Soon Yi dalam keadaan mabuk. Melihat keselamatan Soon Yi terancam, amarah Chul Soo membuat insting serigalanya muncul dan merubahnya menjadi manusia serigala untuk melindungi Soon Yi.
Chul Soo kemudian diketahui sebagai hasil eksperimen seorang ilmuwan yang mencoba membentuk sebuah pasukan khusus. Namun ilmuwan yang merupakan penghuni sebelumnya rumah keluarga Soon Yi itu telah meninggal dunia karena serangan jantung. Ketika Soon Yi nyaris membuat masyarakat percaya bahwa Chul Soo bukanlah makhluk jahat serta bahwa lelaki itu sanggup belajar untuk hidup sebagai manusia, Ji Tae justru menjebak Chul Soo ke dalam fitnah yang membuat lelaki itu ditangkap dan dikurung. Pada akhirnya, demi keselamatan Chul Soo, Soon Yi harus berpisah dengannya. Sebelum pergi meninggalkan Chul Soo, Soon Yi menulis sebuah pesan yang berisi agar Chul Soo menunggunya, karena ia akan segera kembali. Ingatan Soon Yi pun kembali ke masa kini, di tahun 2012 ketika ia mengunjungi rumah lamanya itu lagi.


Sebagai sebuah film drama fantasi, “A Werewolf Boy” memiliki dua aspek yang memenuhi harapan saya pribadi sebagai seorang penikmat film. Pertama, kisah ini sanggup melepaskan diri dari stereotype kisah drama fantasi kebanyakan. Ketika kebanyakan kisah drama fantasi romantis berakhir dengan dua karakter utamanya live happily ever after, dengan tidak memedulikan perbedaan dunia mereka, “A Werewolf Boy” mengakhiri kisahnya dengan sangat realistis, bahwa kedua insan dari dua dunia yang berbeda tidaklah dapat bersatu. Kedua, kisah ini sanggup membawa kisah drama fantasi kepada level yang lebih tinggi, yang tidak hanya mengandalkan efek teknologi super canggih ataupun aktor super tampan saja, melainkan lebih menonjolkan karakterisasi yang kuat serta skenario yang rapi. Frankly speaking, membandingkan langsung dengan kisah drama fantasi romantis terpopuler, “Twilight”, yang terdapat benang merah cerita di mana a pure lonely young girl falls in love with a beast, “A Werewolf Boy” sanggup memunculkan kedalaman emosi yang terasa lebih nyata dan menyentuh hati. Bukti nyatanya adalah ketika film ini sanggup membuat saya meneteskan air mata ketika menontonnya. Suatu hal yang tak pernah saya dapati dari “Twilight”.
Kisah ini menceritakan cinta melalui dua perwujudan terbaiknya, yaitu ketulusan dan kesetiaan. Soon Yi adalah orang pertama, dan satu-satunya, yang memberi makna dalam kehidupan Chul Soo sebagai seorang manusia. Gadis itu mengenalkannya pada dunia, mematikan insting buasnya dan menghidupkan sisi kemanusiaannya. Layaknya seorang bayi yang baru lahir ke dunia dan mencoba beradaptasi dengan lingkungan barunya, dia belajar bagaimana menyayangi dan menerima kasih sayang, serta melindungi orang-orang yang ia sayangi dan mengutamakan keselamatan mereka di atas dirinya sendiri. Chul Soo mungkin hanyalah sepenggal masa dalam kehidupan seorang Soon Yi, tetapi Soon Yi adalah seluruh kehidupan Chul Soo. Sesuatu yang bahkan hingga akhirnya, membuat Chul Soo sanggup menunggu Soon Yi untuk selamanya meski hanya berbekal dua kalimat saja dari gadis itu. “Wait for me. I’ll be back for you.”
Satu hal terbaik yang berhasil dilakukan film ini adalah dengan menunjukkan bahwa dalam kehidupan yang paling utopia sekalipun tidak selalu memerlukan bumbu-bumbu klise romansa untuk membuktikan bahwa cinta sejati itu benar adanya. Sudah cukup dengan memperlihatkan bahwa Soon Yi dan Chul Soo menyadari bahwa yang mereka rasakan adalah cinta sejati. Chul Soo adalah teman pertama bagi Soon Yi. Kehadirannya dalam hidup gadis itu menjadi penawar kesepian yang selama ini diderita Soon Yi. Terlebih lagi, eksistensi Chul Soo memberikan semangat hidup dan keberanian pada diri Soon Yi yang sempat hilang akibat penyakit paru-parunya. Chul Soo mungkin hanyalah sepenggal masa dalam kehidupan seorang Soon Yi, tetapi sepenggal masa itu sanggup memberi arti bagi seluruh kehidupannya. Sesuatu yang bahkan hingga akhirnya memberi Soon Yi kekuatan untuk tetap bertahan hidup, dan mengatakan pada Chul Soo untuk berhenti menunggunya.


“A Werewolf Boy” memotret kisah ketulusan cinta melalui sepotong kehidupan seorang lelaki setengah serigala dan gadis manusia dengan sangat apik. Menghidupkan peran Chul Soo si bocah serigala bukanlah sesuatu yang mudah, namun tantangan ini berhasil dilakoni aktor tampan Song Joong Ki dengan sempurna. Meskipun tanpa banyak skenario, Joong Ki sanggup membawakan karakter Chul Soo dengan ekspresi dan gesture yang sangat menjiwai. Melalui perannya dalam film ini, ia berhasil membuktikan kemampuan aktingnya yang luar biasa, tidak hanya sekadar aktor yang bermodal tampang saja. Ia bahkan rela mempertaruhkan imejnya sebagai ‘flower boy’ dengan didandani super berantakan untuk menghidupkan tokoh Chul Soo. Di sisi lain, kemampuan akting aktris muda berbakat Park Bo Young tidak perlu diragukan lagi. She’s so into her character. Song Joong Ki dan Park Bo Young dipasangkan bersama adalah keputusan yang sempurna. Selain karena wajah mereka berdua yang mirip sehingga tampak serasi bersama, their chemistry is so great!
Sebelum diluncurkan secara resmi di bioskop, “A Werewolf Boy” telah sebelumnya ditayangkan di berbagai festival film bergengsi di seluruh dunia, seperti Toronto International Film Festival, Busan International Film Festival, dan masih banyak lagi. Secara komersial, film ini berhasil menggebrak industri perfilman Korea Selatan dengan menjadi all-time best selling romance film dengan penjualan tiket mencapai lebih dari 4 juta tiket hanya dalam waktu 2 minggu sejak premiere di bioskop. Kekuatan film ini terletak pada jalan ceritanya yang sederhana, simple yet charming, sinematografinya yang lembut dan memesona, penokohan yang kuat, serta skenario yang disusun dengan apik. Ditambah lagi, kemampuan akting para pemeran tokoh, yang merupakan kekuatan utama dalam film ini. “A Werewolf Boy” takes a fantasy romance movie to the next level, heart-warming and heart-wrenching at the same time. You will find yourself immersed in the emotions and characters and everything else kind of fades away into the background. This wonderful story is well-played and well-cinematographed, which make “A Werewolf Boy” the best must-watch romance fantasy movie ever.


“Wolves have several creatures. Wolves can live in packs unlike other predatory animals. Also it can continuously chase after prey with an incredible tenacity. Furthermore, it can endure the long period of starvation. The only species that love only one female during his entire life.” (A Werewolf Boy, 2012)
Wrote by Mashita Fandia
“During this long time, I hear your voice. Though I’m struggling and tired, I see you. Though my reflection in your eyes may look pitiful, I hope my unchanging faith will earnestly be seen to you. Believe in me and wait for me here, just as you are.” –Luna, It’s Okay (OST. Cheongdamdong Alice) [translated lyrics]



Vokalis utama girl group f(x), Luna, turut berpartisipasi dalam mengisi jajaran soundtrack serial drama “Cheongdamdong Alice”. Penyanyi bernama asli Park Sun Young ini membawakan sebuah lagu berjudul “It’s Okay”. Lagu ini dirilis sebagai single “Cheongdamdong Alice OST Part 2” pada tanggal 8 Desember 2012.
“It’s Okay” depicts the strength and faith that love could bring. Love is strength. When we love someone, somehow that feeling could give strength for us to get through those struggling and tiring days. Somehow it could give us strength to stand up anytime we’re hurt. Love is faith. When we love someone, somehow that feeling could give faith for us to patiently waiting. Somehow it could give us faith to open up ourselves and be just the way we are. In this wild world, love could give us something to believe. Nobody is perfect, but when we believe in love, it could give us strength and faith to live on.



Lagu dynamic pop ini diciptakan oleh Hong Jung Soo dan Park Young Min. “It’s Okay” kemudian menjadi bagian dari album “Cheongdamdong Alice: Original Sound Track Vol.1” yang dirilis pada tanggal 8 Januari 2013. Lagu ini berhasil mengharmonisasikan electronic sound dan hybrid rock dengan apik.

“In this scary world, if only I’m with you. Though I’m not good at anything, if only you’ll see my true heart. Believe in me and wait for me here, just as you are.” –Luna, It’s Okay (OST. Cheongdamdong Alice) [translated lyrics]



* Ditulis sambil mendengarkan lagu “It’s Okay” oleh Luna, yang merupakan OST dari serial drama “Cheongdamdong Alice”. Lirik lagu berupa romanisasi dari huruf Hangul Korea, beserta dengan translasinya ke dalam Bahasa Inggris.

“Ginagin sigan sogeseo deullyeooneun neoui moksori
(During this long time, I hear your voice)
Himdeulgo jichyeo isseodo tteooreuneun neoui moseubi
(Though I’m struggling and tired, I see you)
Neoui nune boyeojineun nae moseubi chorahaejyeodo
(Though my reflection in your eyes may look pitiful)
Byeonchiannneun nae mideumi ganjeolhage jeonhaejidorok
(I hope my unchanging faith will earnestly be seen to you)
Nan mideo tto gidaryeo jigeum yeogi idaero
(Believe in me and wait for me here, just as you are)

Gwaenchanha nunmullado gwaenchanha utgoisseo
(It’s okay, it’s okay if you cry, just smile)
Ije ireona tto apeugo apado
(Now stand up though it hurts and hurts)
I’m gonna be with you, don’t leave me now
Natana naegewajwo natana hamkkeisseo
(Show yourself and come to me, show yourself and be with me)
Nege dallyeoga tto oechyeobwa naemameul
(My heart runs and shouts toward you)
Nalbomyeo neo utjanha
(You’re smiling at me)

Duryeowotdeon isesangdo neowahamkke halsu itdamyeon
(In this scary world, if only I’m with you)
Modeungeosi seotulleodo nae jinsimeul alsuitdamyeon
(Though I’m not good at anything, if only you’ll see my true heart)

I believe, naesonjaba, I believe naneun mideo
(I believe, hold my hand, I believe, believe in me)
Nareul jikyeojun ni ttatteutan hangaji
(The one thing about you is that you warmly watched over me)”
Wrote by Mashita Fandia
“I guess I only have you, I guess that’s how it is. I only think of you alone. When I see good things and go to good places, it reminds me of you.” –Byul feat. Shorry J, Reminds Me Of You (OST. Missing You) [translated lyrics]



Kim Go Eun, solois wanita yang terkenal dengan nama panggung Byul, turut menyumbangkan suara emasnya dalam mengisi jajaran soundtrack serial drama “Missing You”. Byul berkolaborasi dengan rapper Shorry J, yang terkenal juga dengan nama panggung Swings, personil dari hip hop duo Mighty Mouth. Mereka berdua membawakan sebuah lagu berjudul “Reminds Me Of You”. Lagu ini dirilis sebagai single “Missing You OST Part 3” pada tanggal 5 Desember 2012.
“Reminds Me Of You” gives highlights for the feeling of romantic longing. When people fall in love, there are some things that trigger them to remember about that person. When people fall in love, they think about that person all the time. When people fall in love, there are some things that remind them of that person. When people fall in love, anywhere they go, anything they do, they feel like they do it with that person. They are burdened by the fact that that person doesn’t know their feeling. And so, little by little, they try to approach that person and show their true feeling. And so, day by day, they pray that they will be together someday.



Lagu ini kemudian menjadi bagian dari album “Missing You: Original Sound Track” yang dirilis pada tanggal 16 Januari 2013. Dengan medium tempo yang dibalut irama pop R n’ B, “Reminds Me Of You” ditulis liriknya oleh Choi Gap Won, dengan aransemen musik dari komposer PJ dan Kim Jin Hwan. Byul’s sweet voice is perfectly harmonized with Shorry J’s rhythmic rapping. With the happier melody than the previous OST, this song slightly adds a brighter atmosphere to the painfully sad drama.

“What should I do? Can I do this? I only can see you. Wherever I am, whatever I’m doing, I’m looking at you.” –Byul feat. Shorry J, Reminds Me Of You (OST. Missing You) [translated lyrics]



* Ditulis sambil mendengarkan “Reminds Me Of You” oleh Byul feat. Shorry J, yang merupakan OST dari serial drama “Missing You”. Lirik lagu berupa romanisasi dari huruf Hangul Korea, beserta dengan translasinya ke dalam Bahasa Inggris.

“Neo ppuninga bwa geureon geonga bwa
(I guess I only have you, I guess that’s how it is)
Nan neo bakke saenggagi an na
(I only think of you alone)
Joheun geol bomyeon joheun gose gamyeon
(When I see good things and go to good places)
Sturururu sturururu ni eolgul tteoolla
(Sturururu sturururu, it reminds me of you)

Jeonhwagiman barabomyeo onda anonda
(I just stare at my phone and think, you’ll come, you won’t come)
Mameuro neowa daehwareul na honjaman nanun bam
(Tonight, I’m talking to you by myself in my heart)
Ireon nal mot neukkyeodo igeotmaneun jebal arajwoyo
(Even if you can’t feel me, please know this)
Jumeoni sok kkokkkok sumgyeodun nae sarangeul kkeonaelkka
(Should I take out my love that I hid inside my pocket?)
Jinsimeuro nega nan joha nisarangi nan gopa
(I really like you, I’m hungry for your love)
Geunde niapeman seomyeon neoran byeogeun neomu nopa
(But when I’m in front of you, the wall called you is too high)

Nae mam alkka neoneun alkka
(Do you know my heart? Do you know?)
Ireon nomi itdaneun geol neoneun jeonhyeo molla
(You don’t know that there’s a guy like me)
You don’t know me, oneuldo nan nisaenggage gominppun
(You don’t know me, again today, I’m filled with worries at your thoughts)
Nae mam molla neoneun molla
(You don’t know my heart, you don’t know)
Naemam saljjak nunchichaege heullilkka
(Should I leak my feelings a bit so you’ll find out?)
Geunyang kkamjjak gobaekhalkka
(Should I just surprise you and confess to you?)

Ttuk ttuk ttuk bit bangul sumankeum
(Drip drip drip, as much as the rain drops)
Neol saenggak hae
(I think of you)

Trust me, hangsang na honja sogarhi
(Trust me, I’m always in pain by myself)
Oeroun nae soneul jabajuneun geon beoseusonjabigun
(The only thing holding my hand is the bus handle)
Neo eobsi naneun pyeongsaeng honjaji
(Without you, I will be alone forever)
Neol maji hal junbihamyeo na geujeo gidaril ppun
(I just wait as I prepare to face you)
Ireoke biga naerineun nare
(On rainy days like this)
Neowa hamkke geotneungeol sangsanghae
(I always imagine walking with you)
Nae gaseum soganen neobakke eomneunde
(No one else, I only have you in my heart)
Kkeutkkaji neoneun geugeol mollajwo soksanghae
(But until the end you just don’t know, I’m so upset)

Nae mam alkka neoneun alkka
(Do you know my heart? Do you know?)
Manwongyeongbodan naneun hyeonmigyeong cheombuteo
(Instead of binoculars, I’m like a microscope, from the start)
Gakkaieseo jasehi bogopa neoreul algopa
(I want to look at you closely, I want to know you)
Nae mam molla neoneun molla
(You don’t know my heart, you don’t know)
Ni saenggangmanhamyeon nae mameun neomunado geonganghaejyeo
(Just by thinking of you, my heart gets so much excited)
Igeot bwa nae sarangi imankeum seongjanghaesseo
(Look, my love has grown this much)

Ganjeolhi gido hae maeil maeil
(I earnestly pray everyday)
Yeongwonhi ni gyeote
(To stay forever by your side)
Nae modeun sangsangdeuri hyeonsiri doegil
(That all my dreams can become reality)
Achime nuneul tteumyeon nae ape neoga barkge utgo itgil
(That you will be brightly smiling in front of me when I wake up in the morning)

Eotteoke halkka iraedo doelkka
(What should I do? Can I do this?)
Nan neo bakke boiji anha
(I only can see you)
Eodi itdeonji tto mueol hadeonji
(Wherever I am, whatever I’m doing)
Sturururu sturururu neol bogo itjanha
(Sturururu sturururu, I’m looking at you)”
Wrote by Mashita Fandia
“I’ll wait a little longer, with my longing for you. Because I love you so much, I’m able to preciously endure for a long time. I get used to it although I cry on some days. Still, this kind of pain comes brought by you who left me, who cast me aside. You get all over me.” –Kim Min Jong, Beautiful Pain (2012 New Ver.) (OST. A Gentleman’s Dignity) [translated lyrics]



Aktor kawakan sekaligus penyanyi, Kim Min Jong, turut berpartisipasi dalam mengisi jajaran lagu soundtrack serial drama populer “A Gentleman’s Dignity”. Selain turut berperan sebagai Choi Yoon dalam serial drama ini, Min Jong juga membawakan sebuah lagu berjudul “Beautiful Pain”. Lagu ini merupakan remake dari lagu berjudul sama yang dulu pernah ia bawakan semasa masih aktif sebagai penyanyi solo.
“Beautiful Pain” portraits the desperation feeling of someone who’s in pain because of longing for someone they love. Indeed, life is hard, but rather than waiting until the storm passes, some people tend to learning how to dance in the rain. Indeed, love hurts, but some people tend to learning how to enjoy the beautiful pain of it. Because the love is way too deep, they tend to endure it, no matter how hard it will take. They choose to wait, no matter how long it will take. And as the time passes, they get used to the beautiful pain.



Lagu ballad ini dirilis sebagai single “A Gentleman’s Dignity OST Part 7” pada tanggal 22 Juli 2012. Menyusul kemudian pada tanggal 27 Juli 2012, lagu ini menjadi bagian dari album “A Gentleman’s Dignity: Original Soundtrack Album Part 2”. Kim Min Jong’s deep and husky voice brings out the perfect emotion for this sad love song. Vokalnya yang serak nan seksi berpadu apik dengan melodi lagu ini.

“Tears fall again although I try to comfortably waiting for you. Still, these tears come brought by you who left me, who cast me aside. You get all over me.” –Kim Min Jong, Beautiful Pain (2012 New Ver.) (OST. A Gentleman’s Dignity) [translated lyrics]



* Ditulis sambil mendengarkan lagu “Beautiful Pain (2012 New Ver.)” oleh Kim Min Jong, yang merupakan OST dari serial drama “A Gentleman’s Dignity”. Lirik lagu berupa romanisasi dari huruf Hangul Korea, beserta dengan translasinya ke dalam Bahasa Inggris.

“Deo gidaryeo julkke neoreul hyanghan naui geuriumeuro
(I’ll wait a little longer, with my longing for you)
Geutorog neol saranghagie oraen siganeul sojunghi gyeondil su isseosseo
(Because I love you so much, I’m able to preciously endure for a long time)
Nan igsukae jyeosseo eotteon nareun ulgiman haesseot jiman
(I get used to it although I cry on some days)
Geuraedo geureon apeumi nal tteonan neol nal beorin neol
(Still, this kind of pain comes brought by you who left me, who cast me aside)
Deo nopge mandeureosseo
(You get all over me)

Jayurobge deo jinaedo nan gwaenchanha deo isseulkke ireoke
(Even if you live more freely, I’m alright, I’ll stay here like this even more)
Naboda neol saranghan nal wihae areumdaun apeumeul neukkimyeo
(Instead of just me but for me who love you, I’ll feel this beautiful pain)

Tto nunmuri heulleo pyeonanhage gidariryeo haetjiman
(Tears fall again although I try to comfortably waiting for you)
Geuraedo geureon nunmuri nal tteonan neol nal beorin neol
(Still, these tears come brought by you who left me, who cast me aside)
Deo nopge mandeureosseo
(You get all over me)

Areumdaun apeumeul neukkimyeo
(As I feel this beautiful pain)”
Wrote by Mashita Fandia
“It’s okay if I can’t reach you. It’s okay if I can’t touch you. Like what you’re doing right now, just stay exactly where you are.” –Baek Ah Yeon, Daddy Long Legs (OST. Cheongdamdong Alice) [translated lyrics]



Solois wanita jebolan ajang pencarian bakat populer “K-Pop Star”, Baek Ah Yeon, menyumbangkan suara emasnya untuk mengisi jajaran soundtrack serial drama “Cheongdamdong Alice”. Ia membawakan sebuah lagu berjudul “Daddy Long Legs”. Lagu manis ini dirilis pada tanggal 15 Desember 2012 sebagai single “Cheongdamdong Alice OST Part 3”.
The title “Daddy Long Legs” is taken from the title of 1912 novel by Jean Webster. The story is about a girl who is supported by a man whom she doesn’t know, that later she called him as ‘Daddy long legs’. Just like the story of ‘Daddy long legs’ in the novel, this song lyrics portrait the pure feeling of love that doesn’t need recognition. When we truly love someone, we would give our full support for them, even though they might don’t understand that we are the person behind it. As long as that person is happy, it doesn’t matter if we couldn’t reach them. As long as we give the best for them, it doesn’t matter if we couldn’t touch them. As long as they stay right where they are just like now, it doesn’t matter if they couldn’t see us.



Sebagai lagu soundtrack pertama Baek Ah Yeon, “Daddy Long Legs” menuai kesuksesan. Lagu pop ballad ini merajai berbagai online music charts sejak perilisannya, seperti Bugs, Soribada, Melon, dan Mnet. “Daddy Long Legs” kemudian menjadi bagian dari album “Cheongdamdong Alice: Original Sound Track Vol.1” yang dirilis pada tanggal 8 Januari 2013.

“It must be love, what I’m feeling right now. It must be love, although it may be lacking. Even if I close my eyes, even if I block my ears, I can still feel you in my love.” –Baek Ah Yeon, Daddy Long Legs (OST. Cheongdamdong Alice) [translated lyrics]



* Ditulis sambil mendengarkan lagu “Daddy Long Legs” oleh Baek Ah Yeon, yang merupakan OST dari serial drama “Cheongdamdong Alice”. Lirik lagu berupa romanisasi dari huruf Hangul Korea, beserta dengan translasinya ke dalam Bahasa Inggris.

“Hangeoreum hangeoreum gayo geudaedo naegero wayo
(Step by step I walk away, you come and follow me)
Geudae jageun misoneun naegen jeonbuga dwaeyo
(Your small smile means everything to me)

Sarangigetjyo ireon nae maeumeun sarangigetjyo bujokhajiman
(It must be love, what I’m feeling right now, it must be love, although it may be lacking)
Nuneul gamado gwireul magado geudaen neukkyeojineun naeanui sarang
(Even if I close my eyes, even if I block my ears, I can still feel you in my love)

Daheul su eobseodo dwaeyo manjil su eobseodo dwaeyo
(It’s okay if I can’t reach you, it’s okay if I can’t touch you)
Jigeumcheoreom geudaero geu jari geugose nama
(Like what you’re doing right now, just stay exactly where you are)

Ireoke geudaemaneul geurineunde ireoke amugeotdo motaneunde
(Like this, I’m only missing you, like this, I can’t do anything)
Geudaeui heunjeokjocha geuriunde geudaeui maeummajeo meomundamyeon
(I miss even the traces of you, I can’t even understand how you’re feeling)
Geudaeui nungilmajeo bichundamyeon naejeonbul dajueodo mojarayo
(I can’t even see your teary gaze, even if I give you everything, it still won’t be enough)”
Wrote by Mashita Fandia
“I don’t know why I’m like this, but the one thing I do know is that I love you. I don’t know where the end is, but the one thing I do know is that I can’t stop. I love you, I love you, no one in this world can replace this love. You are at a place where I can reach, but I can’t have you. But though tears come, I still look at you.” –Jung Dong Ha, Just Look At You (OST. Missing You) [translated lyrics]



Vokalis dari rock band Boohwal, Jung Dong Ha, turut berpartisipasi dalam mengisi jajaran soundtrack untuk serial drama “Missing You”. Ia menyumbangkan suara emasnya dalam lagu yang berjudul “Just Look At You”. Lagu ini dirilis sebagai single “Missing You OST Part 2” pada tanggal 29 November 2012. Dong Ha’s emotional voice and the song’s calm melody are setting the mood for the sad story of the drama.
“Just Look At You” portraits the feeling of desperation that unrequited irreplaceable love brings. When we don’t have that courage to grab onto our love, because of our dark past that might hurt them, we hardly pull back. But at the same time, we’re afraid to lose them forever if we get farther away from them, so we stand still at the same place and time. We could only wonder if we could turn back the time and rewrite our history, so that this love wouldn’t hurt so much and we could be together with that person whom we love. Now we can only look at them as our tears falling, because we can’t reach them even they’re right in front us. Now we can only look at them as we miss them, because we can’t erase them from the deepest part of our hearts.



Lagu rock ballad ini ditulis liriknya oleh Jo Eun Hee, dengan aransemen musik dari komposer Shin In Soo. “Just Look At You” kemudian menjadi bagian dari album “Missing You: Original Sound Track” yang dirilis pada tanggal 16 Januari 2013. The song stands out for its sad melody and its string arrangement, expressing the sadness of separation in the lyrics.

“If only I could go back to the beginning. Would we have been different? Would we have been happy? The more I love you, the lonelier I get. I can’t stand this longing, so I can’t push you out of the deepest part of my heart. Though tears come, I still look at you. I miss you, so I look at you.” –Jung Dong Ha, Just Look At You (OST. Missing You) [translated lyrics]



* Ditulis sambil mendengarkan lagu “Just Look At You” oleh Jung Dong Ha, yang merupakan OST dari serial drama “Missing You”. Lirik lagu berupa romanisasi dari huruf Hangul Korea, beserta dengan translasinya ke dalam Bahasa Inggris.

“Geobi na niga nal barabolsurok jakkuman naega neol ulge hanabwa
(I get scared the more you look at me, I guess I keep making you cry)
Sangcheoppunin nae gaseumi neoreul kkeureo aneulkkabwa himgyeopge dwidoraseojiman
(Because my scarred heart might pull you close, I hardly turned away)
Duryeowo ni gyeote meoreojilsurok dasineun doedoragal su eopseul geot gata
(I am afraid, the farther I get from you, because it feels like I can’t ever go back)
Yeongwoni neol ireulkkabwa niga nal ijeulkkabwa eodido nan gal su eopjana
(In case I might lose you forever, in case you might forget me, so I can’t go anywhere)

Moreugesseo naega wae ireonji
(I don’t know why I’m like this)
Na aneun hangaji neol sarangandaneun geot
(But the one thing I do know is that I love you)

Sarangae neol sarangae sesang nugudo i sarangeul daesinal suga eopseo
(I love you, I love you, no one in this world can replace this love)
Sonda eul gose inneun neol nan gajil suga eopseo
(You are at a place where I can reach, but I can’t have you)
Nunmuri nado barabonabwa
(But though tears come, I still look at you)

Moreugesseo i kkeuchi eodinji
(I don’t know where the end is)
Na aneun han gaji meomchul su eopdaneun geot
(But the one thing I do know is that I can’t stop)

Cheo eumeuro doragal su itdamyeon
(If only I could go back to the beginning)
Urin dallajyeosseulkka haengbokal su isseulkka
(Would we have been different? Would we have been happy?)

Sarangamyeon halsurok neomu oerowo geuri umeul chamanael suga eopseo
(The more I love you, the lonelier I get, I can’t stand this longing)
Nae maeum gipeun gose neol mireonael suga eopseo
(So I can’t push you out of the deepest part of my heart)
Nunmuri nado barabonabwa
(Though tears come, I still look at you)
Bogo sipeo neol barabonabwa
(I miss you, so I look at you)”
Wrote by Mashita Fandia
Newer Posts Older Posts Home

About Me

About Me
32 | music | movies | cultural studies

Featured post

Out of the Woods

Let’s analogizing a (romance) relationship as a tropical forest, with all of its maze of trees, wild animals, and dangerous gorges; t...


TSOGM - a fiction

TSOGM - a fiction
Click on the picture to read the stories. Enjoy! ;)
Powered by Blogger.

Blog Archive

  • ►  2022 (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (8)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
  • ►  2019 (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
  • ►  2018 (199)
    • ►  November (21)
    • ►  October (18)
    • ►  September (19)
    • ►  August (18)
    • ►  July (17)
    • ►  June (17)
    • ►  May (20)
    • ►  April (17)
    • ►  March (19)
    • ►  February (15)
    • ►  January (18)
  • ►  2017 (223)
    • ►  December (18)
    • ►  November (23)
    • ►  October (18)
    • ►  September (18)
    • ►  August (23)
    • ►  July (17)
    • ►  June (17)
    • ►  May (17)
    • ►  April (23)
    • ►  March (17)
    • ►  February (15)
    • ►  January (17)
  • ►  2016 (38)
    • ►  December (16)
    • ►  November (6)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (5)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
  • ►  2015 (189)
    • ►  November (14)
    • ►  October (20)
    • ►  September (17)
    • ►  August (17)
    • ►  July (18)
    • ►  June (18)
    • ►  May (17)
    • ►  April (17)
    • ►  March (19)
    • ►  February (16)
    • ►  January (16)
  • ►  2014 (199)
    • ►  December (16)
    • ►  November (18)
    • ►  October (18)
    • ►  September (16)
    • ►  August (16)
    • ►  July (17)
    • ►  June (16)
    • ►  May (17)
    • ►  April (16)
    • ►  March (17)
    • ►  February (15)
    • ►  January (17)
  • ▼  2013 (195)
    • ►  December (16)
    • ►  November (15)
    • ►  October (17)
    • ►  September (15)
    • ►  August (16)
    • ►  July (17)
    • ►  June (18)
    • ▼  May (16)
      • Introduction to Architecture
      • A Werewolf Boy
      • Believe in Me
      • Thinking of You
      • Beautiful Pain
      • Daddy Long Legs
      • Unreachable Love
      • More Painful
      • Love Hurts
      • The Falling Tears
      • Afraid of Love
      • The Third Hospital
      • Youthful Beauty
      • Hate to Lose
      • Lady and the Kids
      • Young on Top: The Maknae Line
    • ►  April (16)
    • ►  March (16)
    • ►  February (17)
    • ►  January (16)
  • ►  2012 (215)
    • ►  December (18)
    • ►  November (20)
    • ►  October (17)
    • ►  September (18)
    • ►  August (16)
    • ►  July (18)
    • ►  June (18)
    • ►  May (19)
    • ►  April (17)
    • ►  March (20)
    • ►  February (18)
    • ►  January (16)
  • ►  2011 (18)
    • ►  December (13)
    • ►  November (5)

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Copyright © 2016 pieces of me. Designed by OddThemes & Blogger Templates