• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

footer logo

pieces of me

“As you all can see the ball has stopped half way to its porch. It's suspended there to remind us before we pop the champagne and celebrate the New Year, to stop and reflect on the year that has gone by. To remember both our triumphs and our missteps, our promises made and broken. The times we opened ourselves up to great adventures or close ourself down for fear of getting hurt. Cause that's what New Year's is all about, getting another chance. The chance to forgive, to do better, to do more, to give more, to love more. And stop worrying about what if and start embracing what will be. So when that ball drops at midnight, and it will drop, let's remember to be nice to each other, kind to each other. And not just tonight, but all year long. Thank you.” –Claire Morgan (New Year’s Eve, 2011)


Judul                : New Year’s Eve
Genre               : komedi romantis multiplot
Sutradara         : Garry Marshall
Rilis                  : 9 Desember 2011
Pemain             : Hilary Swank, Robert De Niro, Michelle Pfeiffer, Zac Efron, Ashton Kutcher, Lea Michele, Sarah Jessica Parker, Abigail Breslin, Jake T. Austin, Seth Meyers, Jessica Biel, Katherine Heigl, Jon Bon Jovi, Josh Duhamel, Halle Berry

Is the New Year’s Eve really something? Well I guess it is for some people. Malam pergantian tahun oleh beberapa orang dijadikan sebagai sebuah momentum istimewa. Penyambutan hari baru, resolusi baru, dan mungkin, cinta yang baru. Film garapan sutradara Garry Marshall, “New Year’s Eve”, mencoba memotret kehidupan beberapa orang di New York pada malam tahun baru 2012. Tentang harapan mereka, tentang cita-cita, tentang mewujudkan keinginan, dan juga tentang cinta.
Cerita dibuka dengan Claire Morgan (Hilary Swank), Vice President dari Times Square Alliance, yang pada saat itu bertanggung jawab untuk acara perayaan malam tahun baru di New York Times Square. Acara itu adalah acara rutin yang setiap tahun diadakan. Hampir seluruh penduduk New York akan tumpah ruah di jalanan sepanjang Times Square untuk menyaksikan acara itu. Maka dari itu, acara ini sangat penting bagi Morgan. Selain bagi karirnya, juga bagi kehidupannya. Karena sedari kecil, ia tidak pernah melewatkan perayaan itu bersama sang ayah yang kini sedang terbaring sakit di rumah sakit, Stan Harris (Robert De Niro).
Di sisi lain, Ingrid (Michelle Pfeiffer), mengalami hari yang teramat buruk di akhir tahun, sebelum ia akhirnya bertemu dengan Paul (Zac Efron), yang kemudian membantunya untuk membebaskan diri dari kungkungan rasa frustasi dan mewujudkan daftar keinginan yang ingin dilakukan Ingrid pada hari itu juga. Bersama, mereka berdua berkeliling kota New York sepanjang hari demi mewujudkan daftar keinginan Ingrid.
Randy (Ashton Kutcher) adalah seseorang yang sangat skeptis dengan perayaan tahun baru karena baru saja putus cinta. Ia tengah menyapu bersih seluruh ornamen perayaan malam tahun baru ketika kemudian ia terjebak di dalam lift apartemennya bersama dengan Elise (Lea Michele), salah seorang penghuni baru apartemen. Di dalam lift yang macet itu, mereka berdua berbagi kisah masing-masing.
Kim (Sarah Jessica Parker) adalah seorang orang tua tunggal yang pada malam itu kebagian jatah untuk bersama dengan putri semata wayangnya, Hailey (Abigail Breslin). Sayangnya, sebagai seorang remaja puber yang sedang jatuh cinta, Hailey justru lebih ingin menghabiskan malam tahun baru dengan pacarnya, Seth (Jake T. Austin), ketimbang dengan ibunya sendiri yang jarang ditemuinya. Maka dari itu, Hailey berusaha keras untuk mencari celah supaya dapat kabur dari ibunya dan menghabiskan waktu bersama dengan Seth dan kawan-kawan mereka.
Di sebuah rumah sakit, sepasang suami istri sedang menunggu kelahiran anak pertama mereka, Griffin (Seth Meyers) dan Tess (Jessica Biel). Di rumah sakit itu ditetapkan sayembara bahwa bayi pertama yang lahir pada tanggal 1 Januari akan mendapatkan hadiah uang dalam jumlah yang cukup besar. Griffin dan Tess sangat optimis bahwa mereka dan bayi mereka akan mendapatkan hadiah itu. Namun ternyata, mereka harus bersaing dengan pasangan optimis lainnya.
Salah satu  perusahaan rekaman terbesar di New York, Ahern Records, bersiap untuk acara perhelatan malam tahun mereka yang spektakuler. Adalah Laura (Katherine Heigl), seorang pemilik katering yang pada malam itu bertugas untuk menyediakan konsumsi pada acara pesta tersebut, bertemu lagi dengan mantan kekasihnya, Jensen (Jon Bon Jovi), seorang musisi yang pada malam itu akan mengisi acara di pesta Ahern Records. Rupanya Jensen memiliki maksud tersembunyi. Ia berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Laura dan kembali padanya.
Terlepas dari cerita-cerita utama di atas, ada dua cerita yang menarik perhatian saya. Pertama adalah kisah milik suster rumah sakit yang menjaga ayah Morgan, Harris, yaitu suster Aimee (Halle Berry). Ia menghabiskan malam pergantian tahunnya bertugas jaga di rumah sakit, ditemani sebuah laptop dan ber-Sykpe dengan sang suami yang ternyata seorang tentara yang sedang bertugas di medan perang. Meskipun hanya saling memandang melalui layar laptop, setidaknya Aimee tahu bahwa suaminya baik-baik saja nun jauh di sana, dan bahwa mereka saling mencintai.
Kedua adalah kisah milik Sam (Josh Duhamel). Pada siang hari ia menghadiri pernikahan salah seorang sahabatnya di luar kota. Hanya dalam waktu beberapa jam saja ia harus segera kembali ke New York untuk menyampaikan pidatonya dalam acara pesta Ahern Records. Naas, mobilnya mogok di tengah jalan, dan tidak ada bengkel yang buka pada hari libur itu. Alhasil ia harus kembali ke New York dengan menumpang salah satu van keluarga. Selama perjalanan ia berbagi cerita dengan keluarga itu, yang berujung pada kesadarannya untuk berani mengambil tindakan dalam cinta.
Sam adalah pria mapan yang tampan. Tidak ada sesuatu yang kurang dari dirinya, kecuali cinta. Ia bertemu dengan banyak gadis, namun tak ada satupun yang berani untuk ia seriusi. Ia terlalu skeptis dengan hubungan yang serius. Hingga setahun yang lalu, ia bertemu dengan seorang wanita dan benar-benar jatuh cinta. Namun ia ketakutan, yang menyebabkannya untuk mundur dan menghilang dari hubungan tersebut. Ia teringat janji terakhir mereka, untuk bertemu di suatu tempat pada malam tahun baru. Namun Sam masih ragu dan tidak tahu, apakah ia memiliki keberanian untuk datang ke sana. Perbincangan dengan keluarga asing di van itu mencerahkan pikirannya. Ketika cinta datang, ia tidak mungkin salah. Ia harus berani untuk mengambil risikonya, bagaimanapun hasil akhirnya. Itulah fase kehidupan. Setidaknya ia telah berusaha, dan tak akan ada yang ia sesali kelak.
Pada akhirnya Sam mengambil sikap. Tepat tengah malam, pada waktu pergantian tahun, ia pergi ke tempat itu. Namun wanita itu tidak terlihat di sana. Ketika ia hampir putus asa menunggu, wanita itu akhirnya datang. Melalui kisah Sam, kita diberitahu untuk jangan takut mengambil risiko dalam cinta, karena lari dari cinta tidak akan membawa kita kemana-mana kecuali kesendirian.
Dengan demikian, perayaan malam tahun baru di New York berlangsung meriah dengan masing-masing orang memiliki kisahnya sendiri. Tahun yang baru, di bumi yang sama, di bawah langit sama, disinari oleh matahari yang sama, di atas tanah yang sama, dengan harapan baru, cinta yang baru, untuk kehidupan yang lebih baik. These are their stories. So, how about your New Year’s Eve?

“As we move forward into this new year, let's try to remember that sometimes it's okay to listen to your heart. I know it's risky, take that leap of faith. Happy New Year, everybody.” –Sam (New Year’s Eve, 2011)

“Sometimes it feels like there are so many things we can't control, earthquakes, floods, reality shows. But it's important to remember the things we can, like forgiveness, second chances, fresh starts. Because the one thing that turns the world from a lonely place to a beautiful place, is love. Love in any of its forms. Love gives us hope, hope for the New Year. That's New Year's Eve to me. Hope, and a great party.” –Sam (New Year’s Eve, 2011)
Wrote by Mashita Fandia
“Come up to meet you, tell you I’m sorry, you don’t know how lovely you are. I had to find you, tell you I need you, tell you I set you apart. Tell me your secrets, and ask me your questions, oh let’s go back to the start.” –Coldplay, The Scientist


Pada tanggal 4 November 2002, band rock alternative asal Inggris, Coldplay, merilis single bertajuk “The Scientist”. Lagu ini merupakan second single dari studio album kedua Coldplay, “A Rush of Blood to the Head”, yang telah dirilis sebelumnya pada tanggal 26 Agustus 2002. Lagu ini diciptakan oleh seluruh personil Coldplay, yang terdiri dari Chris Martin, Guy Berryman, Jonny Buckland, dan Will Champion. Sebuah music video (MV) dari lagu ini ditayangkan secara perdana pada tanggal 14 Agustus 2002, dengan Jamie Thraves sebagai sutradara. MV “The Scientist” yang unik dengan tema reverse narrative ini meraih banyak penghargaan, termasuk triple crown dalam ajang 2003 MTV Video Music Awards untuk kategori Best Group Video, Best Direction, dan Breakthrough Video.
Lagu ini secara sederhana menceritakan seseorang yang tulus mengungkapkan rasa maaf dan keinginannya untuk kembali bersama dengan orang yang dicintainya. Meskipun ia tahu bahwa waktu tidak dapat diputarbalikkan, setidaknya kesalahan yang telah ia buat sebelumnya dapat menjadi pelajaran untuk masa depan mereka. Perasaan memang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah atau dengan ilmu pengetahuan manapun. Cinta tak mengenal logika, katanya. Sebanyak apapun argumen yang telah mereka miliki, sebesar apapun emosi meledak diantara mereka, mereka akan selalu kembali untuk satu sama lain, mereka akan selalu saling membutuhkan. Lagu ini menuturkan seseorang yang mencoba meyakinkan orang yang dicintainya untuk memulai segalanya dari awal lagi. Tidak ada cinta yang mudah, tidak ada cinta yang tidak menyakitkan, namun setidaknya, mereka harus tetap bersama untuk menghadapi itu semua, karena perpisahan bukanlah penyelesaian.

“The Scientist” menjadi bagian dari soundtrack untuk sebuah film drama berjudul “Wicker Park” yang dirilis pada tahun 2004. Album “Wicker Park: Soundtrack Album” dirilis pada tanggal 24 Agustus 2004. Dalam film tersebut, lagu ini muncul pada scene terakhir ketika tokoh utama wanita yang diperankan oleh Diane Kruger pada akhirnya bertemu dengan tokoh utama pria yang diperankan oleh Josh Hartnett. Secara apik, lagu Britpop ballad ini mengiringi pertemua yang dramatis antara kedua karakter utama dalam film tersebut. Honestly, I never like this song until I watch “Wicker Park”. This song is absorbed really well in that movie, so that I can’t help but falling in love with this song. Indeed, “The Scientist” is a sweet sorrow song which people can never get bored listened to.

“Nobody said it was easy, it’s such a shame for us to part. Nobody said it was easy, no one ever said it would be this hard. I’m going back to the start.” –Coldplay, The Scientist




* Ditulis sambil mendengarkan lagu “The Scientist” oleh Coldplay.

“Come up to meet you, tell you I’m sorry
You don’t know how lovely you are
I had to find you, tell you I need you
Tell you I set you apart
Tell me your secrets, and ask me your questions
Oh let’s go back to the start
Running in circles, coming up tails
Heads on a science apart

Nobody said it was easy, it’s such a shame for us to part
Nobody said it was easy, no one ever said it would be this hard
Oh, take me back to the start

I was just guessing at numbers and figures
Pulling the puzzles apart
Questions of science, science and progress
Don’t speak as loud as my heart
And tell me you love me, come back and haunt me
Oh and I rush to the start
Running in circles, chasing our tails
Coming back as we are

Nobody said it was easy, oh it’s such a shame for us to part
Nobody said it was easy, no one ever said it would be so hard
I’m going back to the start

Ooooohhhhhhh”
Wrote by Mashita Fandia
“And so it is, just like you said it would be, life goes easy on me, most of the time. And so it is, the shorter story, no love, no glory, no hero in her sky.” –Damien Rice, The Blower’s Daughter (OST. Closer)



Penyanyi dan musisi asal Irlandia, Damien Rice, turut menyumbangkan sebuah lagu apiknya untuk mengisi soundtrack sebuah film drama berjudul “Closer”. Lagu berjudul “The Blower’s Daughter” ini juga merupakan bagian dari debut studio album Rice yang bertajuk “O”. “The Blower’s Daughter” merupakan debut single Rice yang dirilis pada bulan September 2001. Lagu ini diciptakan sendiri oleh Rice dan kemudian menjadi soundtrack film “Closer” pada tahun 2004.
Lagu ini bercerita tentang perpisahan, tentang luka, tentang rasa sakit, tentang cinta yang bertepuk sebelah tangan, tentang kasih tak sampai, tentang penolakan. Damien Rice menuturkan pengalaman pribadinya ketika jatuh cinta kepada seorang putri dari pemain klarinet, the blower’s daughter, yang tidak kesampaian. Cinta itu adalah cinta satu sisi. Ketika si lelaki hanya memiliki perempuan itu di benaknya, hanya mampu melihat perempuan itu, si perempuan justru membenci si pria dengan sepenuh hati, dan ingin meninggalkan segala kenangan bersama pria itu di belakang. Pada akhirnya, seperti yang telah mereka kira sebelumnya, mereka berjalan di rute masing-masing, sendiri, hingga mereka menemukan seseorang yang baru.

“The Blower’s Daughter” terdapat dalam album perdana Damien Rice, “O”, yang dirilis pada tanggal 1 Februari 2002. Ketika film “Closer” dirilis pada tahun 2004, album soundtrack untuk film ini tidak dirilis. Namun “The Blower’s Daughter” muncul dalam trailer dan filmnya sebagai background music (BGM). Banyak orang justru baru mengetahui lagu ini ketika muncul dalam film yang dibintangi oleh Julia Roberts, Natalie Portman, Jude Law, dan Clive Owen tersebut. Indeed, this song fits really well with the movie.

“And so it is, just like you said it should be, we’ll both forget the breeze, most of the time. And so it is, the colder water, the blower’s daughter, the pupil in denial.” –Damien Rice, The Blower’s Daughter (OST. Closer)




* Ditulis sambil mendengarkan lagu “The Blower’s Daughter” oleh Damien Rice.

“And so it is, just like you said it would be
Life goes easy on me, most of the time
And so it is, the shorter story
No love, no glory, no hero in her sky

I can’t take my eyes off of you, I can’t take my eyes off you
I can’t take my eyes off of you, I can’t take my eyes off you
I can’t take my eyes off you, I can’t take my eyes

And so it is, just like you said it should be
We’ll both forget the breeze, most of the time
And so it is, the colder water
The blower’s daughter, the pupil in denial

Did I say that I loathe you?
Did I say that I want to leave it all behind?

I can’t take my mind off of you, I can’t take my mind off you
I can’t take my mind off of you, I can’t take my mind off you
I can’t take my mind off you, I can’t take my mind, my mind, my mind

  • ’Til I find somebody new”
Wrote by Mashita Fandia
“I bruise you, you bruise me. We both bruise so easily. Too easily to let it show. I love you, and that’s all I know.” –Five For Fighting, All I Know (OST. Chicken Little)



John Ondrasik, penyanyi dan musisi asal Amerika Serikat yang terkenal dengan nama panggung Five For Fighting, turut berpartisipasi dalam mengisi soundtrack film animasi “Chicken Little”. Ia membawakan sebuah lagu berjudul “All I Know”, yang merupakan remake dari lagu berjudul sama yang dibawakan oleh Art Garfunkel pada tahun 1973. Meskipun lagu ini tidak dirilis sebagai single, “All I Know” merupakan salah satu signature song dari soundtrack “Chicken Little”.
Orang bilang, sesuatu yang mudah datang, maka akan mudah pergi pula, easy come easy go. Namun kenyataan mengatakan, hal demikian tidak selalu berlaku. Terkadang sesuatu yang datang dengan cepat, tidak akan secepat itu pergi. Salah satunya adalah cinta. Lagu ini bercerita tentang rasa itu, rasa yang datang dengan mudahnya, begitu cepatnya, namun ia tinggal untuk selamanya. “And all my plans keep falling through. All my plans, they depend on you. Depend on you to help them grow. I love you, and that’s all I know.” Ketika chemistry itu telah hadir diantara dua orang, maka tidak perlu waktu lama bagi mereka untuk saling jatuh kepada satu sama lain. Meskipun tidak ada satupun yang abadi di dunia ini, dan mereka menyadari bahwa perpisahan di depan mata, mereka percaya bahwa cinta akan menemukan jalannya untuk selalu kembali. Yang mereka tahu, mereka saling mencintai, dan itu cukup. “When the singers gone, let the song go on. It’s a fine line between the darkness and the dawn. They say in the darkest night, there’s a light beyond.”

 
“All I Know” diciptakan oleh Jimmy Webb dan telah dirilis dalam berbagai versi, termasuk oleh Five For Fighting. Lagu versi Five For Fighting dirilis pada tanggal 1 November 2005, sebagai bagian dari album “Chicken Little: Soundtrack Album”. Lagu soul pop ballad ini muncul sebagai background music (BGM) dalam salah satu adegan di film animasi ini. Indeed, this song is the only ballad on the soundtrack list, and it successfully completes the tracks.

“And the ending always comes at last. Endings always come too fast. They come too fast, and they pass too slow. I love you, and that’s all. It’s really all I know. It’s all I know.” –Five For Fighting, All I Know (OST. Chicken Little)


* Ditulis sambil mendengarkan lagu “All I Know” oleh Five For Fighting.

“I bruise you, you bruise me
We both bruise so easily
Too easily to let it show
I love you, and that’s all I know

And all my plans keep falling through
All my plans, they depend on you
Depend on you to help them grow
I love you, and that’s all I know

When the singers gone, let the song go on
It’s a fine line between the darkness and the dawn
They say in the darkest night, there’s a light beyond

And the ending always comes at last
Endings always come too fast
They come too fast, and they pass too slow

I love you, and that’s all
It’s really all I know
It’s all I know
It’s all I know”
Wrote by Mashita Fandia
“When the evening shadows and the stars appear, and there is no one there to dry your tears. I could hold you for a million years, to make you feel my love.” –Adele, Make You Feel My Love


Penyanyi dan penulis lagu muda berbakat asal Inggris, Adele, merilis debut album yang bertajuk “19” pada tanggal 28 Januari 2008. Dalam album perdananya ini, Adele merilis lima lagu sekaligus sebagai single andalan. Salah satu lagu yang dirilis sebagai single adalah sebuah lagu berjudul “Make You Feel My Love”. Lagu ini merupakan remake dari hits lama milik Bob Dylan dengan judul yang sama, sekaligus merupakan satu-satunya lagu yang bukan ciptaan Adele dalam album ini. Lagu ini diciptakan oleh musisi kawakan Bob Dylan. Untuk versi Adele, “Make You Feel My Love” diproduseri oleh Jim Abbiss, yang juga memproduseri sebagian besar lagu dalam album Adele ini. Sebuah music video (MV) juga dirilis pada bulan September 2008.
Lagu ini menggambarkan perasaan cinta yang begitu dalam, sehingga apapun rela dilakukan untuk membuat orang yang dicintai merasakan cinta itu. “When the rain is blowing in your face, and the whole world is on your case. I could offer you a warm embrace, to make you feel my love.” Cinta dapat membuat seseorang rela melakukan apa saja untuk membuktikan rasa cinta itu nyata adanya. “I’d go hungry, I’d go black and blue, I’d go crawling down the avenue. No, there’s nothing that I wouldn’t do, to make you feel my love.” Apapun akan ditempuh seseorang untuk meyakinkan orang yang ia cintai akan apa yang dirasakannya. “The storms are raging on the rolling sea, and on the highway of regret. Though winds of change are blowing wild and free, you ain’t seen nothing like me yet.” Tidak peduli bagaimana keadaannya, masa bodoh dengan apa yang menghadang dan menghalang, cinta akan menemukan jalannya, dan cinta akan menguatkan. “I could make you happy, make your dreams come true, nothing that I wouldn’t do. Go to the ends of the earth for you, to make you feel my love.” Indeed, love needs to be shown, not only spoken. Lirik dari lagu ini dirangkai dengan sangat apik. Seperti sebuah puisi cinta yang manis, berima dan bermakna dalam, namun tidak berlebihan. Lirik lagu ini berhasil melukiskan sebuah perasaan cinta yang tulus dan murni, dengan sederhana.

Single “Make You Feel My Love” dirilis pada tanggal 27 Oktober 2008, sebagai single kelima sekaligus terakhir dari album perdana Adele, “19”. Lagu soul pop ballad ini berhasil meraih sertifikat Platinum di Inggris dan sertifikat Gold di Amerika Serikat. Adele sendiri berhasil membawakan lagu manis ini dengan penuh penghayatan, sehingga para pendengarnya dapat merasakan lirik-lirik indah dari lagu ini menjadi nyata. Meskipun lagu ini telah dirilis dalam berbagai versi oleh banyak penyanyi, versi Adele adalah yang paling sukses. Bahkan tidak banyak orang yang tahu sebelumnya bahwa lagu ini merupakan lagu remake. Indeed, the melody of this song fits well with Adele’s deep and strong voice.

“I know you haven’t made your mind up yet, but I would never do you wrong. I’ve known it from the moment that we met, no doubt in my mind where you belong.” –Adele, Make You Feel My Love



* Ditulis sambil mendengarkan lagu “Make You Feel My Love” oleh Adele.

“When the rain is blowing in your face
And the whole world is on your case
I could offer you a warm embrace
To make you feel my love

When the evening shadows and the stars appear
And there is no one there to dry your tears
I could hold you for a million years
To make you feel my love

I know you haven’t made your mind up yet
But I would never do you wrong
I’ve known it from the moment that we met
No doubt in my mind where you belong

I’d go hungry, I’d go black and blue
I’d go crawling down the avenue
No, there’s nothing that I wouldn’t do
To make you feel my love

The storms are raging on the rolling sea
And on the highway of regret
Though winds of change are blowing wild and free
You ain’t seen nothing like me yet

I could make you happy, make your dreams come true
Nothing that I wouldn’t do
Go to the ends of the earth for you
To make you feel my love
To make you feel my love”
Wrote by Mashita Fandia
“Now I understand. All the time I waited, all my faded plans, every single tragedy was leading up to someone that loves me like you. In a world full of broken promises, you were my portrait of truth.” –Faith Hill, All I Ever Wanted (OST. Life As We Know It)


Faith Hill, penyanyi solo wanita asal Amerika Serikat, menyumbangkan suara emasnya untuk mengisi jajaran soundtrack film “Life As We Know It”. Lagu berjudul “All I Ever Wanted” ini terdapat dalam album “Life As We Know It: Original Motion Picture Soundtrack”, yang dirilis pada tanggal 5 Oktober 2010. Lagu ini diciptakan oleh komposer Ryan Tedder. “All I Ever Wanted” adalah sebuah lagu pop ballad yang menonjolkan vokalitas kuat milik Faith Hill.
Lagu ini mengisahkan tentang seseorang yang pada akhirnya menemukan pasangan jiwa dan kebahagiaan, setelah melalui perjalanan panjang beserta rasa sakit dan luka. Kata orang, great thing takes time. Setelah seluruh luka, setelah semua kesakitan, setelah seluruh rasa kesepian, setelah semua kesendirian, setelah segala yang telah ia lalui, pada akhirnya ia menemukan labuhan tempat hatinya bertambat. Some things are worth waiting for. Dan terkadang tanpa kita sadari, sesuatu yang selalu kita tunggu sebenarnya ada di dekat kita selama ini. Dengan seluruh waktu yang telah dijalani, masa lalu yang kelam, ketika pada akhirnya seseorang menemukan apa yang mereka cari maka mereka akan menghargainya lebih dari apapun juga. Karena mereka pernah merasakan pahitnya kehilangan dan pedihnya ditinggalkan. Dan cinta itu akan terasa jauh lebih indah dari apapun yang pernah ada.

“All I Ever Wanted” digunakan sebagai background music (BGM) dalam trailer film “Life As We Know It”. Selain itu, lagu ini juga muncul sebagai BGM credit title dalam film ini. Secara eksplisit, lagu ini merupakan pengiring dari kisah dua karakter utama dalam film tersebut, yaitu Holly Berenson (diperankan oleh Katherine Heigl) dan Eric Messer (diperankan oleh Josh Duhamel), di mana mereka akhirnya menemukan tambatan hati setelah pencarian panjang.

“It took a little pain to find what I believe in, all I ever needed was you. Opened up my eyes, finally I’m seeing it, all I ever wanted, all I ever needed was you. I told his heart not to leave or lie. It took so long just to realize. All I ever wanted, all I ever needed was you.” –Faith Hill, All I Ever Wanted (OST. Life As We Know It)


* Ditulis sambil mendengarkan lagu “All I Ever Wanted” oleh Faith Hill.

“Opened up my heart, start to feel again
Take another step, now I understand
All the time I waited, all my faded plans
Every single tragedy was leading up to someone that loves me like you
In a world full of broken promises, you were my portrait of truth
And suddenly I confess

All I ever wanted, all I ever wanted
All I ever wanted was you
All I ever wanted, all I ever needed
All I ever needed was you
It took a little pain to find what I believe in
All I ever needed was you
Opened up my eyes, finally I’m seeing it
All I ever wanted, all I ever needed was you

I ignored the stars, each and every day
Don’t give them credit ‘cause all they ever did was bring me pain
Waited for a love, I didn’t have a name
You could call me crazy, but it’s all I had to keep me sane
And out of the darkness comes light and I feel like I'm staring at the sun
The shadow we cast feels so right, it took so many wrongs to find the way

All I needed was you

I played a part, acting like I knew just who you are
Traded every day that I can love anyone but you
I played a part, acting like it’s written in the stars
Loneliness was killing me enough, I said I can’t make it through

All I ever wanted, all I ever needed
It took a little pain to find what I believe in
All I ever needed was you
Opened up my eyes, finally I’m seeing it
All I ever wanted, all I ever needed was you
I told his heart not to leave or lie
It took so long just to realize
All I ever wanted, all I ever needed was you”
Wrote by Mashita Fandia
“That thing, that moment when you kiss someone, and everything around you becomes hazy, and the only thing in focus is you and this person, and you realize that that person is the only person you’re supposed to kiss for the rest of your life. And for one moment you get this amazing gift, and you wanna laugh, and you wanna cry ‘cause you feel so lucky that you found it and so scared that it’ll go away all at the same time.” –Josie Geller (Never Been Kissed, 1999)


Judul                : Never Been Kissed
Genre              : komedi romantis
Sutradara        : Raja Gosnell
Rilis                 : 9 April 1999
Pemain            : Drew Barrymore, David Arquette, Michael Vartan, Leelee Sobieski, John C. Reilly, Jessica Alba, James Franco, Jeremy Jordan, Molly Shannon

High School only happens once. But if only you had a chance, just one chance, to live in that moment again, what would you change? How would you live it? Fortunately, Josie Geller has her second chance to live the High School life. But indeed, being 17 on her 25 is not as easy as she thinks. It happens on a 1999 movie, “Never Been Kissed”. This movie is about finding love, and moreover, it’s about finding your own self, your own identity.
Josie Geller (Drew Barrymore) adalah seorang copy editor di sebuah surat kabar terkemuka di Chicago, Chicago Sun-Times. Geller adalah wanita yang cerdas, namun kepribadiannya tidak mengizinkan Geller menunjukkan sisi cantik dari dirinya. Ia sangat teratur, rapi, pemalu dan mudah merasa canggung, segala sesuatu yang dikategorikan ke dalam istilah nerd atau culun. Namun di balik seluruh kepribadiannya itu, ia memiliki hasrat terpendam untuk menjadi seorang reporter. Seluruh rekan kerjanya meragukan kemampuan Geller sebagai seorang reporter, karena menjadi seorang reporter membutuhkan keberanian, ketangguhan, keliaran, dan rasa percaya diri super tinggi, sesuatu yang tidak terlihat dalam diri Geller.
Pada suatu hari, sebuah kesempatan untuk meninggalkan meja kantor dan rutinitas kerjanya datang. Ia ditugaskan untuk melakukan sebuah reportase investigasi untuk artikel utama undercover story, dengan cara menyamar sebagai salah satu murid SMA di South Glen South High School. Pekerjaan ini bukan main-main, dan Geller tidak hanya mempertaruhkan karirnya sendiri, melainkan juga kredibilitasnya sebagai seorang jurnalis. Alhasil, Geller berusaha untuk menyelami kembali kehidupan seorang remaja berusia 17 tahun. Namun semua tak semudah yang ia bayangkan. Bayang-bayang kehidupan SMA-nya yang tidak dapat dikatakan indah dan bahagia terus membayangi dirinya. Akankah Geller mengubah kondisi itu? Ataukah ia hanya akan terjebak di masa lalu dan mengulang kelamnya masa SMA?
Adalah Rob Geller (David Arquette), adik kandung Josie yang semasa SMA merupakan salah satu murid populer, jauh berkebalikan dengan kakaknya yang culun. Rob tahu cara bersenang-senang, dan ia tak dapat tinggal diam melihat kakaknya berjuang sendirian dengan tuntutan pekerjaan dan bayang-bayang kelam masa lalunya. Rob pun turun tangan. Ia turut menyamar menjadi murid di SMA yang sama. Dengan mudahnya, Rob menjadi salah satu murid populer. Ia pun memanfaatkan kesempatan ini untuk ‘mengangkat’ Josie menjadi salah satu dari golongan murid populer. Dengan status barunya, Josie siap memberikan big news untuk surat kabarnya.
Penyamaran Josie berjalan lancar dan sempurna, berkat bantuan Rob, yang baik secara langsung maupun tak langsung menyokong mental Josie untuk menghadapi kesempatan keduanya dengan lebih baik. Perlahan, bayang-bayang keterpurukan masa SMA-nya memudar, berganti sebuah kisah SMA sempurna yang diidam-idamkan oleh banyak gadis. Ia bergabung dengan geng gadis cantik terpopuler di sekolah. Ia mengencani pria paling tampan di sekolah. Ia bahkan terpilih sebagai Prom Queen dalam acara pesta Prom Night sekolah. Tidak ada cemooh. Tidak ada lemparan telur. Tidak ada kejahilan-kejahilan iseng dari murid-murid populer. Perfect!
Namun ada satu hal, hanya cukup satu hal, untuk mengacaukan segalanya. Ia jatuh cinta. Josie jatuh cinta kepada Sam Coulson (Michael Vartan), yang tak lain tak bukan adalah seorang guru di SMA tempat ia menyamar. Jatuh cinta yang membuatnya terjebak dalam pilihan sulit, antara mempertahankan karirnya, atau meraih sesuatu yang selama ini selalu didambakannya; cinta.

Bagi saya, “Never Been Kissed” bukanlah film komedi romantis biasa. Meskipun film ini memiliki alur yang tertebak, dengan ending ‘happily ever after’ pada umumnya, “Never Been Kissed” berhasil menyuguhkan sebuah ide yang dalam tentang ‘penemuan jati diri’ dengan kisah yang ringan dan menghibur. Josie Geller memang tidak dapat mengubah masa lalu. Masa SMA-nya ia lalui dengan penderitaan batin yang diakibatkan oleh ketidakmampuannya untuk diterima oleh lingkungan pergaulan murid populer. Ketidakmampuan yang semakin diperparah dengan sikap intimidatif murid-murid populer, kecenderungan mereka untuk ‘menindas’ murid-murid yang tidak termasuk dalam circle mereka. Penyamaran Josie lebih dari sekadar tuntutan pekerjaan baginya. Penyamaran ini adalah misi hidupnya. Misi untuk membebaskan dirinya sendiri dari kungkungan masa lalu. Misi untuk menemukan dirinya sendiri, untuk mencintai dan menerima dirinya sendiri. Terlebih, ini adalah misi untuk mengubah mindset remaja SMA.
Pengalaman Josie Geller memberikan gambaran nyata tentang pergaulan frontal remaja SMA. Ia tidak ingin ada Josie-Josie berikutnya, yang terkungkung oleh rasa trauma akibat segala bentuk penindasan yang ia dapatkan ketika masih remaja dulu. Masa SMA hanya terjadi satu kali, dan setiap orang berhak melaluinya dengan bahagia. Masa SMA adalah satu babak kehidupan, dan setiap insan berhak mengisinya dengan kenangan-kenangan indah.
Pada akhirnya, Josie Geller adalah seorang wanita biasa. Sepanjang 25 tahun hidupnya ia belum pernah merasakan cinta, jatuh cinta. She had a crush once, back then on her real High School life. But that was not a beautiful love story, moreover, that was an awful one. Meskipun pengalaman buruk akan cinta masa SMA-nya tidak membuatnya menjadi skeptis akan cinta, hal ini cukup membuat Josie menjadi pribadi yang tertutup dan sangat berhati-hati dengan cinta, setidaknya sebelum penyamaran itu. Sebelum ia bertemu dengan Sam Coulson.
As it’s said in the movie, when people are in disguise, they tend to feel freer, they do things they wouldn’t do in ordinary life. This is what happen to Josie Geller. Dalam penyamarannya sebagai murid SMA, Josie adalah Josie. Ia mengira bahwa dirinya menjadi seseorang yang baru, namun sebenarnya itu bukanlah dirinya yang baru, melainkan sisi lain dirinya yang terpendam. Disguise changes all the rules. Disguise can be liberating, it can get people do things that they never thought possible. “Never Been Kissed” menggambarkan kepada kita, bahwa sebuah ‘topeng’ bukan hanya digunakan untuk menutupi salah satu sisi dari diri seseorang, melainkan juga dapat digunakan untuk membangkitkan salah satu sisi yang lain. Sisi yang terlupakan. Sisi yang mungkin adalah sebenarnya sisi terbaik yang dimiliki.
Melalui penyamarannya, dengan menggunakan ‘topeng’nya, Josie Geller menemukan jati dirinya. Terlebih, ia menemukan cinta. Lalu ketika ‘topeng’ itu perlahan ditanggalkan, menunjukkan keseluruhan jati dirinya, seutuhnya, dan cinta itu tidak pergi meninggalkan sisinya, maka itulah cinta sejati. Penyamaran Josie membuka pencariannya, menjawab seluruh pertanyaan, menyembuhkan luka, dan menemukan jati diri yang seutuhnya.


“All of you people, there’s a big world out there. It’s bigger than the prom and it’s bigger than high school. It won’t matter if you were the prom queen, or the quarterback, or even the biggest nerd in school. Find out who you are and try to not be afraid of it.” –Josie Geller (Never Been Kissed, 1999)

Wrote by Mashita Fandia
“I walked, I ran, I jumped, I flew, right off the ground to float to you. There’s no gravity to hold me down for real.” –Jordin Sparks feat. Chris Brown, No Air


Juara pertama American Idol musim keenam, Jordin Sparks, merilis debut studio album dengan self-titled “Jordin Sparks”, pada tanggal 20 November 2007. Sebuah single yang dibawakan secara duet dengan penyanyi solo pria, Chris Brown, berjudul “No Air”, dirilis sebagai second single dari album ini pada tanggal 11 Februari 2008 secara digital. Single ini kemudian dirilis secara fisik pada tanggal 4 Maret 2008. “No Air” ditulis liriknya dan diaransemen oleh komposer Harvey Mason Jr., Damon Thomas, James Fauntleroy II, dan Erik Griggs. Lagu ini diproduseri oleh The Underdogs.
Lagu ini bercerita tentang sepasang lelaki dan perempuan yang tidak dapat terpisah satu sama lain, karena kehadiran yang satu merupakan adiksi bagi yang lain. Lagu ini menggambarkan salah satu sisi yang ditimbulkan oleh adanya perasaan cinta dan sayang yang mendalam, yaitu rasa ketergantungan. Cinta adalah zat adiktif yang mematikan. Ia bagaikan udara yang kita hirup untuk dapat bertahan hidup. “Tell me how I’m supposed to breathe with no air. Can’t live, can’t breathe with no air, it’s how I feel whenever you ain’t there.” Orang yang dicintainya adalah dunianya, maka apabila orang itu pergi, dunianya runtuh. Kehadiran orang yang dicintainya adalah udara baginya, maka apabila orang itu menghilang, ia tak akan sanggup bernapas. “Tell me how you gonna be without me. If you ain’t here, I just can’t breathe. It’s no air.”


Pada tanggal 20 Februari 2008, sebuah music video (MV) dari “No Air” ditayangkan secara perdana. MV ini disutradarai oleh Chris Robinson dan mengambil lokasi syuting di New York City. MV ini meraih penghargaan dalam ajang 2008 BET Pre-Awards untuk kategori Best Heartbreak Video, serta mendapatkan nominasi untuk kategori Best Female Video dalam ajang 2008 MTV Video Music Awards. “No Air” merupakan lagu pop R n’ B dengan medium tempo semi ballad yang atraktif. Lagu ini meraih sukses dengan merajai berbagai tangga lagu di seluruh dunia, serta dinominasikan ke dalam berbagai ajang penghargaan bergengsi, termasuk dalam 51st Grammy Awards untuk kategori Best Pop Collaboration with Vocals.

“So how do you expect me to live alone with just me? ‘Cause my world revolves around you, it’s so hard for me to breathe.” –Jordin Sparks feat. Chris Brown, No Air



* Ditulis sambil mendengarkan lagu “No Air” oleh Jordin Sparks feat. Chris Brown.

“Tell me how I’m supposed to breathe with no air

If I should die before I wake, it’s ‘cause you took my breath away
Losing you is like living in a world with no air, oh

I’m here alone, didn’t wanna leave, my heart won’t move, it’s incomplete
Wish there was a way that I can make you understand

But how do you expect me to live alone with just me?
‘Cause my world revolves around you, it’s so hard for me to breathe

Tell me how I’m supposed to breathe with no air
Can’t live, can’t breathe with no air
It’s how I feel whenever you ain’t there
It’s no air, no air
Got me out here in the water so deep
Tell me how you gonna be without me
If you ain’t here, I just can’t breathe
It’s no air, no air

No air, air, no air, air
No air, air, no air, air

I walked, I ran, I jumped, I flew, right off the ground to float to you
There’s no gravity to hold me down for real

But somehow I’m still alive inside, you took my breath, but I survived
I don’t know how, but I don’t even care

So how do you expect me to live alone with just me?
‘Cause my world revolves around you, it’s so hard for me to breathe

No air, air
No breathing at all
Baby, without you I can’t breathe
No more
It’s no air, no air”
Wrote by Mashita Fandia
Newer Posts Older Posts Home

About Me

About Me
29 | music | movies | cultural studies

Featured post

Out of the Woods

Let’s analogizing a (romance) relationship as a tropical forest, with all of its maze of trees, wild animals, and dangerous gorges; t...


TSOGM - a fiction

TSOGM - a fiction
Click on the picture to read the stories. Enjoy! ;)
Powered by Blogger.

Blog Archive

  • ►  2020 (8)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
  • ►  2019 (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
  • ►  2018 (199)
    • ►  November (21)
    • ►  October (18)
    • ►  September (19)
    • ►  August (18)
    • ►  July (17)
    • ►  June (17)
    • ►  May (20)
    • ►  April (17)
    • ►  March (19)
    • ►  February (15)
    • ►  January (18)
  • ►  2017 (223)
    • ►  December (18)
    • ►  November (23)
    • ►  October (18)
    • ►  September (18)
    • ►  August (23)
    • ►  July (17)
    • ►  June (17)
    • ►  May (17)
    • ►  April (23)
    • ►  March (17)
    • ►  February (15)
    • ►  January (17)
  • ►  2016 (38)
    • ►  December (16)
    • ►  November (6)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (5)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
  • ►  2015 (189)
    • ►  November (14)
    • ►  October (20)
    • ►  September (17)
    • ►  August (17)
    • ►  July (18)
    • ►  June (18)
    • ►  May (17)
    • ►  April (17)
    • ►  March (19)
    • ►  February (16)
    • ►  January (16)
  • ►  2014 (199)
    • ►  December (16)
    • ►  November (18)
    • ►  October (18)
    • ►  September (16)
    • ►  August (16)
    • ►  July (17)
    • ►  June (16)
    • ►  May (17)
    • ►  April (16)
    • ►  March (17)
    • ►  February (15)
    • ►  January (17)
  • ►  2013 (195)
    • ►  December (16)
    • ►  November (15)
    • ►  October (17)
    • ►  September (15)
    • ►  August (16)
    • ►  July (17)
    • ►  June (18)
    • ►  May (16)
    • ►  April (16)
    • ►  March (16)
    • ►  February (17)
    • ►  January (16)
  • ▼  2012 (215)
    • ▼  December (18)
      • New Year's Eve
      • Back to the Start
      • And So It Is
      • All I Know
      • Make You Feel My Love
      • All I Ever Wanted
      • Never Been Kissed
      • No Air
      • Heartbeat
      • No One
      • Love Don't Cost A Thing
      • Hate That I Love You
      • One In A Million
      • What Can I Do?
      • Everywhere
      • Nobody Wants to be Lonely
      • Sometimes
      • Always on Your Side
    • ►  November (20)
    • ►  October (17)
    • ►  September (18)
    • ►  August (16)
    • ►  July (18)
    • ►  June (18)
    • ►  May (19)
    • ►  April (17)
    • ►  March (20)
    • ►  February (18)
    • ►  January (16)
  • ►  2011 (18)
    • ►  December (13)
    • ►  November (5)

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Copyright © 2016 pieces of me. Designed by OddThemes & Blogger Templates