The Man behind the Avatar
“I had
read tons of science fiction. I was fascinated by other worlds, other
environments. For me, it was fantasy, but it was not fantasy in the sense of
pure escapism.” –James Cameron
James Francis
Cameron, lahir pada tanggal 16 Agustus 1954 di Ontario, Kanada, adalah seorang
sutradara, produser, penulis naskah dan editor film. Pria yang merupakan
seorang seniman visual ini juga seorang penjelajah laut dalam. James Cameron,
sosok ambisius yang berada dibalik kesuksesan beberapa film fenomenal, seperti
“Terminator”, “Titanic” dan “Avatar”. Cameron telah dinominasikan untuk enam
Academy Awards, dan berkat film “Titanic” ia berhasil menggondol tiga piala
Oscar. Pria berusia 57 tahun ini berhasil membukukan rekor dengan menyutradarai
dua film terlaris sepanjang masa di seluruh dunia, yaitu “Titanic” dan
“Avatar”, dengan pemasukan sebesar 2,12 miliar USD dan 2,78 miliar USD.
James Cameron
muda, waktu itu ia berusia sekitar 23 tahun, memutuskan untuk terjun ke dalam
dunia perfilman setelah menonton film “Star Wars”. Bersama kedua sahabatnya,
Cameron mulai belajar mengoperasikan kamera secara otodidak. Kamera tersebut
mereka dapatkan dari hasil mengumpulkan uang untuk menyewanya. Sembari
meneruskan belajarnya, Cameron bekerja sebagai pembuat maket di Roger Corman
Studios. Berbekal keahlian visualnya, Cameron mengawali karir di Hollywood sebagai seorang art director dan effects work
designer. Pada suatu malam ketika ia sedang sakit, Cameron bermimpi buruk
tentang seorang robot yang dikirim dari masa depan untuk membunuhnya. Mimpi
inilah yang menjadi inspirasinya dalam melahirkan “The Terminator”, film yang
kelak akan mengubah jalan hidupnya selamanya.
Perjuangan James
Cameron dalam mewujudkan petualangan tokoh Kyle Reese dan Sarah Connor ke dalam
layar lebar. Setelah selesai menggarap naskah untuk “The Terminator”, Cameron
berjuang keras untuk mencari rumah produksi yang mau membeli naskahnya,
sekaligus menjadikannya sutradara dari naskah yang telah dibuatnya itu. Pada
akhirnya, film itu diproduksi oleh Pacific Western Production, sebuah rumah
produksi baru yang membeli naskah tersebut hanya senilai satu dolar. Bersama
dengan Hemdale Pictures dan Orion Pictures sebagai distributor, “The
Terminator” diproduksi dan dirilis pada tahun 1984. This movie was a huge success. It was a box office hit, breaking expectations by Orion Pictures
executives that the film would be regarded as no more than a sci-fi film, and
only last a week in theaters. “The Terminator” was a low-budget film which cost 6,5 million USD to make, cutting
expenses in such ways as recording the audio track in mono. However, this movie
eventually earned over 78 million USD worldwide.
Pada tahun 1986,
film garapan Cameron berikutnya dirilis ke pasaran, yaitu “Aliens”. “Aliens”
merupakan sekuel dari film garapan Ridley Scott pada tahun 1979, “Alien”. Film
ini sukses secara box office dan meraih tujuh nominasi dalam ajang Academy
Awards, serta memenangkan dua diantaranya, yaitu untuk kategori Best Sound Effects Editing dan Best Visual Effects. Kesuksesan “The
Terminator” yang sebelumnya juga mendorong Cameron untuk membuat sekuel dari
film tersebut. Hingga akhirnya pada tahun 1991, “Terminator 2: Judgment Day”
dirilis. “Terminator 2”, or “T2”, as it was
abbreviated, broke box-office records and became the highest-grossing film of
that year. Film ini meraih empat
Academy Awards untuk
kategori Best Makeup, Best Sound, Best Sound Effects Editing, dan Best
Visual Effects.
Kecintaan James
Cameron terhadap lautan menimbulkan rasa ketertarikannya yang sangat besar atas
tragedi tenggelamnya kapal RMS Titanic pada tahun 1902. Ini pun
menginspirasinya untuk menulis sebuah naskah film berdasarkan kisah nyata
tersebut. Cameron membingkai tragedi ini dengan kisah cinta antara dua karakter
fiksional yang merupakan penumpang dari kapal RMS Titanic. Meskipun sempat
mendapatkan berbagai kritikan pedas dan pandangan meremehkan dari berbagai
pihak atas film ini, “Titanic” akhirnya selesai diproduksi dan dirilis pada
tanggal 19 Desember 1997. Pada waktu itu film ini memecahkan rekor sebagai film
terlaris sepanjang masa di seluruh dunia, serta meraih sebelas piala Oscar dari
14 nominasi yang didapatkannya. Cameron memperoleh Oscar untuk kategori Best Director. Bersamaan dengan perayaan
satu abad tenggelamnya kapal RMS Titanic, pada tanggal 4 April 2012 Cameron
merilis ulang “Titanic” dalam versi 3D.
Setelah hampir selama 12 tahun
sejak peluncuran film terakhir garapannya, “Titanic”, James Cameron bak
menghilang dari muka bumi. Ia menggarap beberapa film documenter dan serial,
serta mematangkan sebuah proyek film 3D yang menurut kabar akan dibuat secara
‘besar-besaran’. Pada penghujung tahun 2009 ia kembali muncul dengan film
terbarunya yang menggemparkan, “Avatar”. Cameron telah memiliki ide cerita
mengenai Avatar sejak tahun 1994, dan seharusnya film ini sudah akan memulai
proses pra-produksi setelah proses paska-produksi ketika “Titanic” berakhir.
Pada waktu itu film “Avatar” ini direncanakan untuk dirilis pada tahun 1999.
Namun Cameron menginginkan penggunaan teknologi yang sangat canggih digunakan
dalam filmnya ini untuk lebih menampakkan kesan ‘nyata’, dia berkata, “Technology
needed to catch up with my vision of the film,”. Ini menunjukkan sisi
ambisius dari James Cameron, yang kemudian rupanya berbuah manis. “Avatar”
berhasil mengalahkan rekor yang sebelumnya telah dibuat oleh filmnya sendiri,
“Titanic”, sebagai film terlaris sepanjang masa di seluruh dunia. Film ini
memperoleh sembilan nominasi Academy Awards dan memenangkan tiga diantaranya.
Pria ini
menyukai lautan dan fiksi ilmiah. Terbukti dengan petualangannya menyelami
lautan terdalam di Palung Mariana, bagian barat Samudra Pasifik pada akhir
Maret 2012 kemarin. Baginya, laut adalah sumber inspirasi, sementara fiksi
ilmiah dan film adalah sarana eskapisme terbaik yang dapat dicapainya dalam
kehidupan ini. Maka dari itu, karya-karya Cameron tidak hanya mengandalkan
tampilan visual, melainkan juga jalan cerita dan makna yang dalam dan
menginspirasi. James Cameron adalah salah satu sutradara dan penulis naskah
fiksi ilmiah terbaik yang dimiliki oleh dunia. Imajinasinya yang unik,
atraktif, lepas tak berbatas, dipadukan dengan keahlian visualnya yang luar
biasa, detail, artistik, serta dibalut dengan sifatnya yang ambisius dan
perfeksionis, membuat karya-karya James Cameron abadi sepanjang masa.
“Pick
up a camera. Shoot something. No matter how small, no matter how cheesy, no
matter whether your friends and your sister star in it. Put your name on it as
director. Now you’re a director. Everything after that you’re just negotiating
your budget and your fee.” –James Cameron
Sumber: http://en.wikipedia.org/James_Cameron & http://imdb.com/JamesCameron
Sumber: http://en.wikipedia.org/James_Cameron & http://imdb.com/JamesCameron
0 komentar