The Living Legend of Speed
“I'm Valentino Rossi. And I want to be a
person, not an icon.” –Valentino Rossi
Valentino Rossi, lahir di Urbino,
Italia, pada 16 Februari 1979, adalah salah satu bintang dalam sirkuit Moto GP
yang paling berprestasi sepanjang masa. Hingga saat ini, pembalap yang dijuluki
sebagai ‘The Doctor’ ini telah mengantongi sembilan gelar juara dunia, dengan
tujuh diantaranya adalah juara kelas para raja, yaitu Moto GP. Mewarisi minat
dan bakat membalap dari sang ayah, Graziano Rossi, The Doctor memegang rekor
posisi pertama untuk memenangi kejuaraan kategori mesin 500 cc dengan 79
kemenangan, serta posisi kedua untuk memenangi kejuaraan di seluruh kategori mesin
dengan 105 kemenangan. Pembalap dengan nomor motor 46 ini juga merupakan satu-satunya
pembalap yang menjjadi juara dunia di seluruh kategori mesin, mulai dari 125
cc, 250 cc, 500 cc, 800 cc hingga 990 cc.
Pada musim 2011 lalu The Doctor
memutuskan untuk hengkang dari tim Yamaha, berpindah ke tim pabrikan asal
negaranya sendiri, Ducati. Pada pembukaan musim Moto GP 2012 kali ini memang
The Doctor belum menunjukkan kemajuan yang signifikan dikarenakan belum
menemukan setting mesin yang pas untuk Ducati Desmosedici GP12 yang
ditungganginya. Meskipun begitu, kiprahnya di dunia balap motor dunia selama
ini tak perlu diragukan lagi. Bahkan Valentinik, sebutan untuk para fans
setianya di seluruh dunia, tetap mendukungnya dan yakin bahwa The Doctor akan
bangkit kembali dari keterpurukannya.
Rossi kecil telah mengenal
kendaraan bermesin sejak dia berumur lima
tahun. Pada tahun 1990, ia mulai menjuarai berbagai kompetisi lokal dan
regional untuk kelas anak-anak dan remaja di Italia. Ia bergabung dengan tim
Aprilia untuk kelas 125 cc pada tahun 1996. Pada bulan Agustus, ia naik podium
untuk pertama kalinya sebagai juara di sirkuit Brno , Republik Ceko. Pada tahun berikutnya,
1997, The Doctor menjadi juara dunia untuk kelas 125 cc. Masih bersama dengan
Aprilia, The Doctor naik ke kelas 250 cc pada tahun berikutnya dan langsung
menduduki posisi runner up di akhir
musim. Lalu pada tahun 1999, ia menjuarai kelas 250 cc sebagai juara dunia.
Rossi bergabung dengan kelas para
raja pada tahun 2000, dibawah bendera tim Nastro Azzuro Honda. Pada waktu itu
kelas Moto GP masih menggunakan spek mesin dengan kekuatan 500 cc. Bersama
dengan Honda NSR500 yang ditungganginya, pada tahun pertama The Doctor
menduduki posisi runner up, lalu
menjadi juara dunia pada tahun berikutnya, 2001. Pada tahun 2002, perubahan
peraturan dalam kelas Moto GP ditetapkan dengan mengganti standar spek mesin
menjadi 800 cc (untuk tahun-tahun selanjutnya kelas Moto GP mengalami beberapa
perubahan penggunaan standar spek mesin, antara 800 cc dan 990 cc). Meskipun
demikian, rupanya hal tersebut tidak berpengaruh pada prestasi The Doctor. Pada
tahun 2002 dan 2003 ia menjadi juara dunia bersama tim Repsol Honda.
Tahun 2004, Rossi membuat sebuah
keputusan fenomenal ketika ia memutuskan untuk pindah ke tim pabrikan Yamaha,
meninggalkan tim Honda yang telah membawanya dalam banya kemenangan. Pada waktu
itu tim Yamaha dikenal sebagai tim yang kurang berprestasi. Namun pada tahun
pertamanya di Yamaha, The Doctor berhasil menjadi juara dunia bersama Yamaha
YZR-M1 yang ditungganginya. Begitu pula pada tahun berikutnya, 2005. Ini
membuatnya menjadi juara dunia secara berturut-turut untuk lima kali. Dua tahun berikutnya bersama
Yamaha dilalui dengan berat, walaupun demikian The Doctor pada akhir musim
masih mampu menempati urutan kedua dan ketiga. Ia terpaksa menyerahkan gelar
juara dunia pada tahun 2006 untuk Nicky Hayden dan tahun 2007 untuk Casey
Stoner. Pada tahun 2008, The Doctor kembali tampil maksimal dan merebut kembali
gelar juara dunia Moto GP-nya yang keenam. Tahun berikutnya ia meraih gelar
juara dunia yang ketujuh, membuatnya menjadi juara dunia selama dua kali
berturut-turut. Musim 2010 adalah tahun terakhirnya bersama tim Yamaha, namun
The Doctor hanya sanggup menyelesaikan musim tersebut di posisi tiga, dengan
rekan setimnya, Jorge Lorenzo, sebagai peraih juara dunia.
Tahun 2011, Rossi bergabung dengan tim Ducati, yang sebelumnya menjadi musuh bebuyutan ketika ia masih bergabung dengan tim Yamaha. Namun sayang, tahun pertama yang dijalani The Doctor bersama tim pabrikan asal kampung halamannya sendiri ini justru sangat buruk. Untuk pertama kali sepanjang karirnya, ia gagal memenangi balapan bahkan untuk satu seri sekalipun. Pada akhir musim ia hanya sanggup berada di posisi tujuh. Sayangnya pula, prestasi ini berlanjut hingga awal musim 2012 sekarang ini. Meskipun banyak pihak yang meramalkan bahwa ‘keajaiban’ The Doctor telah usai di usianya yang telah mencapai 33 tahun ini, banyak juga pihak yang masih menyimpan harapan bahwa The Doctor akan bangkit kembali.
Valentino ‘The Doctor’ Rossi
bukan juara dunia biasa. Ia adalah legenda hidup. Ia bukan hanya sekadar atlet
balap, melainkan juga entertainer
sejati. Sepanjang karir balapnya, ia tidak pernah tidak menyuguhkan aksi
sirkuit yang memukau. Berkali-kali penonton dibuat seolah berhenti bernapas
ketika melihat aksi The Doctor di lapangan aspal. Saya ingat betul ketika masih
duduk di bangku SMP dan SMA dulu, The Doctor dengan gaya balapnya yang agresif membuat saya dan
ayah saya berteriak-teriak histeris setiap kali ia menyalip lawannya. Balapan
waktu itu tidak pernah tidak menarik. Apalagi dengan gaya balap The Doctor yang terkenal liar.
Selain gaya balap yang agresif, Rossi juga terkenal
sebagai pembalap dengan selebrasi yang ‘istimewa’. Ia tak pernah
menyelenggarakan perayaan kemenangan langsung di sirkuit yang biasa-biasa saja.
Setiap selebrasinya pasti meriah, heboh, unik, menarik, serta mengundang
perhatian bahkan decak kagum para penonton. Salah satu yang paling saya ingat
adalah ketika The Doctor meraih podiumnya yang keseratus di sirkuit Assen,
Belanda pada gelaran Moto GP musim 2009. Waktu itu ia menyiapkan sebuah banner raksasa sepanjang 100 meter
dengan gambar foto-foto kemenangannya, mulai dari kemenangan pertama sejak ia
masih di kelas 250 cc hingga kemenangannya saat itu yang ke-100. Itu hanyalah
satu dari sekian banyak selebrasi kemenangan yang ia lakukan sepanjang karir
membalapnya.
Sebagai seorang juara dunia,
Rossi benar-benar memiliki sebuah mental juara. Ini terbukti ketika ia memulai start balap dari posisi tengah atau
belakang sekalipun, ia sanggup merangsek hingga ke barisan terdepan selama
balapan, bahkan finish di posisi
pertama. Pembalap yang telah meraih pole
position (sebutan untuk posisi start
balap yang paling depan) selama 59 kali sepanjang karirnya ini, bahkan ketika
ia start dari posisi 12 sekalipun ia
akan sanggup perlahan-lahan maju ke depan, bahkan dapat menjuarai balapan.
Tentu saja itu akan terjadi ketika ia didukung pula dengan mesin kuda besinya
yang prima. Untuk itu, The Doctor memiliki ritual khusus sebelum ia membalap.
Biasanya ia akan berlutut di depan atau samping motornya untuk berdoa dan
‘berbicara’ kepada sang motor. The Doctor telah menjalani jatuh bangun
sepanjang karir balapnya. Berbagai pengalaman lah yang menempa mental juaranya
hingga saat ini.
Tidak ada pembalap berprestasi
lainnya yang se-nyentrik Valentino Rossi. Tidak ada pembalap berprestasi yang
mampu menyuguhkan ketegangan sekaligus hiburan bagi para penontonnya selain The
Doctor. Segala kemenangan dan prestasinya yang didukung dengan jiwa entertainer-nya membuat balapan selalu
menarik pada masa kejayaannya. Bahkan rekannya sesama pembalap, serta para
jurnalis balap, menjulukinya sebagai ‘The GOAT’, yang berarti ‘The Greatest of
All Times’. Hingga kini The Doctor telah menjalani 259 balapan, dengan 105
kemenangan, 175 kali naik podium, 59 kali meraih pole position, 86 kali fastest
lap, dan mengumpulkan 4404 poin sepanjang karir balapnya. Namun itu semua
hanya angka, sedangkan yang sanggup menorehkan kesan di hati para pecinta balap
adalah aksi nyatanya yang selama 16 tahun diperlihatkan di atas sirkuit. Aksi
nyata tersebut yang membuat The Doctor menjadi sebuah legenda hidup yang terus
menggeber kuda besinya. Yes, indeed he
really is the greatest of all times. Long live The Doctor!
“Riding a race bike is an art, a thing that
you do because you feel something inside.” –Valentino Rossi
Sumber: http://en.wikipedia.org/Valentino_Rossi
& http://motogp.com
Tags:
moto gp
valentino rossi
0 komentar