In Time
“For a few to be immortal, many
must die.” –Henry Hamilton (In Time, 2011)
Apa jadinya bila waktu adalah
segalanya? Ya, bahkan salam kehidupan nyata pun sebenarnya waktu adalah sebuah
variabel yang sangat berharga dan tak dapat tergantikan. Dalam sebuah film
berjudul “In Time”, waktu digunakan sebagai nyawa bagi manusia, mata uang dan
segala sumber kehidupan. Film fiksi ilmiah ini mengambil setting waktu pada
tahun 2161 dimana manusia diceritakan berhenti bertambah tua secara fisik
ketika ia telah mencapai usia 25 tahun. Setelah usia tersebut, mereka harus
bekerja untuk memperoleh tambahan waktu yang mereka gunakan untuk hidup
sekaligus membeli segala kebutuhan hidup mereka. Ketika waktu yang mereka
miliki habis, maka mereka akan secara otomatis meninggal dunia. Mereka dapat
saling melakukan transfer waktu dari orang ke orang.
Sayangnya, tidak semua manusia
memperoleh keadilan dalam kehidupan tersebut. Masyarakat terbagi dalam dua
jenis kelas sosial yang dibedakan berdasarkan lokasi yang disebut dengan zona
waktu. Kalangan miskin, atau menengah kebawah, tinggal dalam wilayah yang
disebut Dayton .
Sementara para orang kaya dengan status menengah keatas tinggal secara mewah
dan eksklusif dalam sebuah kota
bernama New Greenwich. Orang- orang di Dayton
harus bekerja keras sehari-harinya hanya untuk mengusahakan hidup mereka selama
sehari kedepan. Waktu yang mereka miliki biasanya hanya dalam hitungan jam,
atau hari. Sementara orang-orang di New Greenwich bahkan tidak memikirkan itu
sama sekali. Mereka telah hidup selama ratusan atau ribuan tahun dan memiliki
waktu sebanyak itu pula.
Film ini menceritakan Will Salas
(Justin Timberlake) yang merasa muak dengan ketidakadilan yang terjadi di bumi,
terutama setelah kematian ibunya, Rachel Salas (Olivia Wilde). Pada suatu hari
ia menyelamatkan Henry Hamilton (Matt Bomer), seorang kaya dari New Greenwich
yang dikejar-kejar oleh mafia Dayton ,
Fortis (Alex Pettyfer). Henry sebenarnya memang lari ke Dayton karena ia sudah bosan dengan hidup.
Melihat ketulusan hati Will, ia memutuskan untuk memberikan seluruh sisa waktu
yang dimilikinya kepada pria itu. Alhasil, Will menggunakan pemberian waktu
Henry untuk memasuki New Greenwich , dengan
harapan bahwa ia akan dapat melakukan perubahan untuk kehidupan masyarakat Dayton .
Di New Greenwich, Will bertemu
dengan Sylvia Weis (Amanda Seyfried), putri dari Philippe Weis (Vincent
Kartheiser), seorang miliarder pemilik bank waktu. Sebuah kejadian
mengakibatkan Will dan Sylvia bekerja sama untuk ‘mencuri’ waktu-waktu dari
bank dan membagikannya secara cuma-cuma kepada masyarakat yang membutuhkan.
Namun mereka juga dikejar-kejar oleh para penjaga waktu, yaitu semacam polisi
dalam kehidupan tersebut, yang dipimpin oleh Raymond Leon (Cillian Murphy).
Sanggupkah Will dan Sylvia bertahan menjalani hidup mereka yang bagaikan Robin
Hood itu?
“In Time” dirilis pada tahun
2011. Film berdurasi 109 menit ini meskipun menuai bermacam-macam kritik baik
bagus maupun kurang, menuai sukses secara box
office. Seperti kebanyakan film action
lainnya, “In Time” juga mengandalkan teknologi canggih dalam pembuatan filmnya.
Amanda Seyfried tampak apik dalam penampilannya yang ‘berbeda’ di film ini.
Apabila sebelumnya ia selalu tampil sebagai gadis manis berambut pirang, dalam
film ini rambutnya berwarna gelap dengan potongan bob pendek. Sangat
melambangkan citra futuristik dalam film ini. Timberlake juga terlihat lumayan
meskipun ia lebih cocok berperan dalam film komedi seperti filmnya yang
sebelumnya, “Friends with Benefits”.
“No
one should be immortal, if even one person has to die.” –Will Salas (In
Time, 2011)
Tags:
alex pettyfer
amanda seyfried
cillian murphy
in time
justin timberlake
matt bomer
movie
olivia wilde
vincent kartheiser
0 komentar