Life as We Know It
“Having someone help you doesn’t
mean that you fail. It just means that you’re not in it alone.” –Eric
Messer (Life as We Know It, 2010)
Holly Berenson (Katherine Heigl)
dan Eric Messer (Josh Duhamel) adalah dua manusia yang bagaikan air dan minyak.
Setiap kali bertemu, mereka berdua pasti berselisih dan selalu ada saja yang
mereka perdebatkan. Semuanya berawal dari perkenalan dan pertemuan pertama
mereka yang diatur oleh sahabat mereka masing-masing. Kedua sahabat mereka yang
saling berpacaran berniat untuk menjodohkan mereka berdua. Namun rupanya
kepribadian serta selera mereka yang bertolak belakang menjadi sebab utama
ketidakcocokan mereka.
Karena sahabat mereka pada
akhirnya mereka, frekuensi pertemuan Holly dan Messer menjadi lebih sering.
Apalagi setiap keluarga sahabat mereka menyelenggarakan sebuah acara. Mereka
bahkan menjadi orang tua baptis untuk anak sahabat mereka. Berkat
pertemuan-pertemuan tersebut Holly dan Messer jadi lebih mengenal satu sama
lain sebagai teman, walaupun tetap saja pertemanan mereka selalu penuh dengan
perselisihan. Namun sepertinya takdir berkata lain bagi mereka berdua. Meskipun
kepribadian mereka bagaikan air dan minyak yang berbeda 180 derajat, takdir
sepertinya enggan memisahkan mereka. Pada suatu hari, kedua sahabat mereka
meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil, meninggalkan seorang anak bayi
perempuan mereka, Sophie, menjadi yatim piatu.
Rupanya sebelum meninggal, kedua
orang tua Sophie telah secara diam-diam mengangkat Holly dan Messer sebagai
orang tua asuh yang akan merawat dan membesarkan Sophie apabila mereka
meninggal secara mendadak. Holly dan Messer sangat terkejut dengan kenyataan
ini. Mereka berdua sangat minim pengalaman dalam berumah tangga, apalagi
merawat seorang bayi. Meskipun pada awalnya mereka mengelak dari tugas
tersebut, akhirnya mereka memutuskan untuk bekerja sama dalam merawat Sophie.
Hidup dan tinggal serumah dengan
seseorang yang bukan kekasih, bahkan selalu berselisih pendapat dengannya,
ditambah lagi harus merawat seorang bayi, tentunya bukanlah sesuatu yang mudah.
Sanggupkah Holly dan Messer bertahan hingga akhir? Ataukah mereka hanya akan
menyerah begitu saja di tengah jalan? Yang jelas, untuk membangun sebuah
keluarga memang harus ada yang dikorbankan. Dalam hal ini, selain ego, karir
juga dipertaruhkan. Holly yang bekerja sebagai pengusaha toko roti dan Messer
yang bekerja di stasiun televisi untuk program acara olahraga, sebelum memiliki
Sophie dan masih hidup lajang tentunya mereka dapat mengembangkan karirnya tanpa
mempertimbangkan faktor ‘keluarga’. Cara mereka dalam mengambil keputusan untuk
karir dan masa depan mereka pun tentunya berubah setelah mereka menjadi sebuah
keluarga.
Bagaimana kemudian Holly dan
Messer menghadapi perubahan-perubahan tersebut? Sementara mereka saling
menumbuhkan rasa untuk satu sama lain, walaupun mereka saling menyangkal
perasaan tersebut, karena mereka terlalu yakin bahwa mereka tidak mungkin
saling menyukai satu sama lain. Melalui hidup bersama untuk merawat Sophie,
Holly dan Messer saling belajar. Belajar untuk mengalah, belajar untuk
melepaskan ego mereka masing-masing, belajar untuk mencintai seseorang dengan
seutuhnya, serta belajar untuk memberikan skala prioritas dalam hidup mereka
terhadap apa yang mereka anggap sangat berharga, yaitu keluarga.
“Life as We Know It” adalah
sebuah film komedi romantis yang dirilis pada tahun 2010. Meskipun memperoleh
respon yang dibawah rata-rata, beberapa pihak menilai bahwa sisi positif dari
film ini terletak pada pasangan Heigl dan Duhamel yang charming dan sanggup menghidupkan chemistry tokoh Holly dan Messer dalam film ini. Sayangnya akting
cemerlang mereka berdua tidak didukung dengan naskah yang lebih kuat. Meskipun
demikian, film berdurasi 115 menit ini sangat menghibur untuk ditonton.
0 komentar