“Now that I’ve finally learned how
to love you, I don’t even know where to start on how to break up with you.”
–Shinhwa, Hurts
Patah hati, perpisahan dan
bayang-bayang masa lalu. Sebelum ini sudah beberapa kali saya me-review lagu tentang patah hati,
perpisahan dan bayang-bayang masa lalu yang selalu menghantui. Lalu apa yang
membuat lagu berjudul “Hurts” ini kemudian menjadi istimewa? Selain karena lagu
ini dibawakan oleh Shinhwa sang legenda, tentunya karena lagu ini memenuhi
klasifikasi sebagai sebuah lagu galau nan sendu yang bagus. Mengapa? Karena
mendengar lagu ini sanggup memeras hati, menyayat jiwa, serta memunculkan
nelangsa bagi para pendengarnya.
Lagu ini mengisahkan seseorang
yang merasakan luka yang sangat dalam akibat perpisahannya dengan orang yang
dicintainya. Paska perpisahan tersebut, ia belum sanggup lepas dari
bayang-bayang masa lalunya itu. Dalam lagu ini tergambar berbagai perasaan
dilematis yang ia alami. Mulai dari rasa kecewa, rasa frustasi, hingga
penguatan kepada dirinya sendiri untuk mengatasi keresahannya. Dalam setiap
proses dan fase yang ia lalui, ia merasakan rasa sakit. Sakit yang ditimbulkan
oleh perasaan cinta yang dalam kepada orang yang telah berpisah dengannya.
Penyebab utama mengapa seseorang
kesulitan untuk lepas dari bayang-bayang masa lalunya adalah rasa sakit yang
terlampau dalam. Keegoisan seseorang kadang menghalanginya untuk menyadari
bahwa tidak hanya dia seorang yang merasa sakit atas perpisahan tersebut. Bahwa
mungkin saja orang yang dicintainya juga tersakiti atas perpisahan mereka.
Bahwa mereka sebenarnya sama-sama menderita. “I gently lie next to you and engrave your face
in my heart, you must be suffering too.” Namun ego seseorang membuatnya
merasa bahwa ia yang paling tersakiti atas perpisahan mereka, walaupun mungkin
sebenarnya ia bukan satu-satunya. “Our
heart and lips say different things, it must be so hurtful.” Hati tak ingin
berpisah, namun apa daya mulut mengharuskannya untuk melepaskan sang kekasih.
Hal itu menimbulkan luka yang teramat sangat.
Hari-hari setelah perpisahan
dengan orang dari masa lalunya itu ia jalani dengan tertatih. Setiap saat ia
selalu berusaha menguatkan dirinya untuk dapat bertahan dan melalui
kesendiriannya. “I tell myself, ‘Please
don’t weaken again,’ So that the ink and tears that have spread in my heart
could dry up. You break me like a fist of ash. So I can let go of you within.”
Apabila orang yang dicintainya ingin pergi meninggalkannya, maka ia berharap
orang itu akan pergi begitu saja. Pergi tanpa meninggalkan luka dan kesedihan
baginya. Pergi tanpa memunculkan kegalauan padanya. Hanya pergi begitu saja,
membawa semua kenangan yang mereka miliki bersama hingga tidak menghantuinya. “It’s my last wish, please just go.”
Terkadang setelah perpisahan
terjadi, muncul semacam rasa bersalah dan menyesal atas segala perkataan maupun
perbuatan yang ia lakukan ketika terbawa emosi. Semua orang pasti menginginkan
sebuah perpisahan yang baik-baik. Namun ketika itu terjadi, biasanya orang
cenderung terbawa amarah atas rasa kecewa mereka. Sehingga ini menyebabkannya
mengucapkan kata-kata yang mungkin kelak akan disesalinya. “I turned my head coldly, in the words that I have thrown mindlessly, while
they weren’t our honest feelings. Words that we couldn’t fetch back have torn
each others hearts. ‘I don’t love you anymore, I hope you to
be happy with that person.’” Kata-kata yang waktu perpisahan itu
terjadi meluncur keluar begitu saja tanpa dipikirkan secara matang terlebih
dahulu.
“Even if I smile, I can’t smile when I’m caught in our memories.” Ada kalanya kenangan
datang menyergapnya. Ketika hal itu terjadi, ia bahkan tidak sanggup menutupi
kesakitannya dengan senyuman. “I couldn’t
see anything because of the tears that have filled up. What was the beginning
of the cause? I kept thinking about it. I didn’t know I was wrong. Because of
my greed, now you’re gone. And I want you back.” Semakin waktu berjalan,
semakin ia memikirkan sebab perpisahannya dengan kekasihnya dulu. Semakin ia
berpikir, semakin ia menyalahkan dirinya sendiri atas perpisahannya tersebut.
Semakin ia menyalahkan dirinya sendiri, semakin ia menginginkan untuk dapat
kembali bersama dengan orang yang dicintainya.
Meskipun demikian, sesungguhnya
ia tidak pernah berharap untuk terjebak dalam masa lalu. Entah mengapa, dalam
lagu ini walaupun dia digambarkan sangat menginginkan untuk dapat kembali
bersama orang dicintainya, digambarkan juga bahwa dia sangat menginginkan untuk
dapat melupakan masa lalunya dan melangkah maju. Namun langkahnya selalu
tersendat oleh rasa sakit yang muncul setiap kali kenangan masa lalunya datang.
Rasa sakit karena mantan kekasihnya ingin berpisah dengannya justru ketika ia
mulai tahu bagaimana rasanya mencintai, sakit karena ia tidak tahu harus mulai
dari mana untuk belajar menjalani perpisahan tersebut. Mungkin karena suatu
sebab tertentu, atau karena rasa sakit yang terlampau dalam itulah, ia tidak
dapat kembali kepada mantan kekasihnya, walau sebenarnya dia ingin. “I shovel all the snow that has piled up to
my heart all night. I take off the smiling clown make-up. I
empty the trash folder that can’t retrieve back. A maze, I pray that someone
will scoop me up.” Pada akhirnya ia akan berusaha membersihkan sisa-sisa
kenangan yang ada di kepala dan hatinya, dan ia berharap suatu saat nanti akan
dapat keluar dari labirin kenangan yang menyiksa itu.
Kalimat paling terakhir dari lagu
ini yang dinyanyikan oleh Hyesung adalah kalimat pamungkas yang sangat sakti. “We can’t live in the past.” Dia harus
melangkah maju dan melanjutkan kehidupannya. Terkungkung dalam pusaran masa
lalu tak akan membawa waktu berputar kembali. Waktu terus berjalan, karena itu
dia harus tetap tersadar. Biarlah kenangan atas luka dan cinta datang
menyergapnya malam ini, namun ketika pagi tiba ia akan melangkah pergi.
Meskipun orang yang ia cintai tak akan pernah tergantikan oleh siapapun, ia
harus merelakannya pergi. Hanya dengan melepaskan segala sakit dan benci di
hati, hanya dengan belajar untuk memaafkan, maka langkahnya akan menjadi jauh
lebih ringan di kemudian hari. Ya, karena kita tidak dapat hidup di masa lalu.
Sesungguhnya kalimat pamungkas
ini mengandung dua makna alias ambigu. Makna pertama adalah seperti yang telah
dijabarkan di atas, yaitu bahwa kita harus meninggalkan masa lalu dan melangkah
maju, tanpa orang tersebut. Namun dalam kalimat tersebut juga terkandung makna
lainnya. Makna kedua adalah bahwa kita tidak dapat hidup dalam kubangan
kesalahan dan kekecewaan di masa lalu. Maka apabila kita kembali bersama dengan
orang yang kita cintai itu, kita harus meninggalkan segala luka di belakang dan
tidak mengungkitnya kembali. Ketika kita kembali padanya, maka kita harus
memulai sesuatu yang baru dan lebih baik, tanpa menoleh ke belakang lagi dan
hanya menjadikan masa lalu sebagai pelajaran.
“Hurts” adalah sebuah lagu pop ballad yang merupakan salah satu lead single dari album terbaru Shinhwa,
“The Return”. Lagu ini ditampilkan dalam berbagai comeback stage mereka beserta dengan lead singleKorea .
Lagu ini menonjolkan karakter suara masing-masing personel Shinhwa yang kuat
dan charming. Bahkan setelah 14 tahun
lamanya mereka berkecimpung di dunia musik Korea , kemampuan vokal mereka tidak
mengalami penurunan, justru semakin terdengar matang. lainnya, “Venus”, dalam program-program acara musik di
stasiun televisi
Jun Jin dan Andy masing-masing
membawakan bagian rap mereka dengan
manis. Apalagi bagian rap Eric,
suaranya terdengar dalam dan berat, sangat seksi. Suara Minwoo terdengar
sempurna dalam setiap bagiannya. Begitu juga dengan suara Dongwan pada seluruh
bagian yang ia nyanyikan, terutama bagian “I
don’t want nobody else but you”. Tentu saja yang paling menggetarkan hati
adalah suara merdu Hyesung. Terutama ketika ia menyanyikan bagian “Majimag butagiya jebal geunyang gajwo”
dan kalimat terakhir “We can’t live in
the past”. Sungguh meluluhkan hati. This
song has a deep meaning, and covered with a bittersweet melody and charming
voices. “Hurts” is a heart-breaking
ballad song, a nice and perfect one from the living legend, Shinhwa.
“When the morning comes, I will
probably wake up from this sweet dream
and leave. I don’t want nobody else but you. But I need to let you go.”
–Shinhwa, Hurts
* Ditulis sambil mendengarkan
lagu “Hurts” oleh Shinhwa. Ketika membuka daftar lagu di album terbaru Shinhwa,
entah mengapa saya langsung tertarik untuk mendengar lagu ini, mungkin karena
judulnya yang catchy, “Hurts”. Ketika
pertama kali saya mendengarkan lagu ini, saya langsung jatuh cinta. Dan benar
saja, sesuai dugaan saya, lagu ini merupakan salah satu lagu andalan dalam
album terbaru Shinhwa. :’)
* Lirik lagu “Hurts”. Lirik lagu
berupa romanisasi dari Bahasa Hangul Korea , beserta dengan translasinya
ke dalam Bahasa Inggris.
“Salmyeosi yeope nuwo
ni eolgul gaseume saegyeo neo yeogsi himdeultende
(I gently lie next to you and engrave your face
in my heart, you must be suffering too)
Gonhi jamdeun eolgullo haengbokan kkumeul kkuneun
Gonhi jamdeun eolgullo haengbokan kkumeul kkuneun
(With a sleeping face, you’re dreaming a happy dream)
Neo useodo useojiji
anha chueoge sarojabhil ttae
(Even if I smile, I can’t smile when I’m caught in our memories)
(Even if I smile, I can’t smile when I’m caught in our memories)
Achimi oji
anhasseumyeon neol bonael su eobtge
(I wish the morning not come, so I don’t have to let you go)
And it hurts, and it hurts so bad
Uri maeumgwa ibsureun seoro dareun mareul haneunde apahaltende
(Our heart and lips say different things, it must be so hurtful)
Uri maeumgwa ibsureun seoro dareun mareul haneunde apahaltende
(Our heart and lips say different things, it must be so hurtful)
And it hurts, and it hurts so bad
Yeongwonhi nae
gaseumen neobakke eobseo wae moreuni
(You’re always the only one in my heart, why don’t you know?)
(You’re always the only one in my heart, why don’t you know?)
Neon wae moreuni, and
it hurts
(Why don’t you know? And it hurts)
Let it hurt, let it hurt, let it hurt so bad
Let it hurt, let it hurt, let it hurt so bad
Let it hurt, let it hurt, let it hurt so bad
Jebal dasineun
yaghaejiji malja saenggakwa mareun dareuge
(I tell myself, “Please don’t weaken again,” unlike my
thoughts and words)
Gaseume beonjin ingkeuwa nunmuri mareuge
Gaseume beonjin ingkeuwa nunmuri mareuge
(So that the ink and tears that have spread in my heart could dry up)
Han jumui jaecheoreom
jabeul su eobtneun saecheoreom nal kkaetteuryeo
(You break me like a fist of ash, like a bird that you can’t catch)
Geu sogeseo neol
tteona bonaege
(So I can let go of you within)
Chagabke gogael
dollyeo, hamburo deonjin maldeure nan
(I turned my head coldly, in the words that I have thrown mindlessly,
while they weren’t)
Jinsimi animyeonseo
seoroui mameul jjijeonwa juwo dameul su eobtneun mal
(Our honest feelings, words that we couldn’t fetch back have torn each
others hearts)
Deo isang saranghaji
anha geu saramgwa haengbokaesseumyeon hae
(I don’t love you anymore, I hope you to be happy
with that person)
Majimag butagiya jebal geunyang gajwo
Majimag butagiya jebal geunyang gajwo
(It’s my last wish, please just go)
Ije gyeouna baewosseo
neol saranghaneun beob
(Now that I’ve finally learned how to love you)
Galpi jocha mot jabgesseo neowa ibyeorhaneun beob
Galpi jocha mot jabgesseo neowa ibyeorhaneun beob
(I don’t even know where to start on how to break up with you)
Modu byeonhaeganeun
geose gildeuryeojyeo ganeun geot
(I’m getting used to everything changing while living)
Saneun geot, manheun
geoseul da pogihae ganeun geot
(I’m living, and I’m giving up many things)
(I’m living, and I’m giving up many things)
Gaseum nopikkaji ssahin
bamsae naerin nuneul chiwo
(I shovel all the snow that has piled up to my heart all night)
Utneun ppiero hwajangeul naneun jiwo
Utneun ppiero hwajangeul naneun jiwo
(I take off the smiling clown make-up)
Boggu hal su eobtneun hyujitongeul biwo
Boggu hal su eobtneun hyujitongeul biwo
(I empty the trash folder that can’t retrieved back)
Miro, wiro nal geonjyeojugil gido
Miro, wiro nal geonjyeojugil gido
(A maze, I pray that someone will scoop me up)
Achimi omyeon
dalkomhan kkumeseo kkaeseo tteonagetji
(When the morning comes, I will probably wake up
from this sweet dream and leave)
I don’t want nobody else but you
I don’t want nobody else but you
Bonaeya haneunde
(But I need to let you go)
Amugeotdo anboyeo
nunmuri chaollaseo
(I couldn’t see anything because of the tears that have filled up)
Eodibuteo
jalmotdwaetneunji meori soge maemdorasseo
(What was the beginning of the cause? I kept thinking about it)
Mollasseo i was wrong
Mollasseo i was wrong
(I didn’t know, I was wrong)
Nae yogsim ttaemae now you’re gone
Nae yogsim ttaemae now you’re gone
(Because of my greed, now you’re gone)
And I want you back, baby girl I want you back
And I want you back, baby girl I want you back
We can’t live in the past”
0 komentar