• Home
  • Download
    • Premium Version
    • Free Version
    • Downloadable
    • Link Url
      • Example Menu
      • Example Menu 1
  • Social
    • Facebook
    • Twitter
    • Googleplus
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Entertainment
  • Travel
  • Contact Us

footer logo

pieces of me

“One day you'll meet someone and it'll literally take your breath away. Like you can't breathe. Like no oxygen to the lungs.” (Friends with Benefits, 2011)



Tahun 2011 sepertinya menjadi tahun ‘persahabatan’. Banyak film bertemakan ‘dari temen jadi demen’ yang dirilis pada tahun 2011. Salah satunya adalah film “Friends with Benefits”. Pada awalnya film ini sempat dipandang remeh oleh beberapa pihak karena garis besar cerita yang hampir sama dengan film “No Strings Attached” yang telah rilis sebelumnya, serta pencapaian “No Strings Attached” yang tidak begitu bagus. Namun pada akhirnya sutradara film ini, Will Gluck akhirnya membuktikan bahwa “Friends with Benefits” adalah film yang berbeda dan bahkan sanggup memperoleh pencapaian yang lebih baik daripada “No Strings Attached”.
Dylan (Justin Timberlake) adalah seorang desainer grafis yang bekerja di sebuah perusahaan internet kecil di Los Angeles. Pada suatu hari sebuah agensi pekerjaan menawarinya wawancara dengan majalah GQ di New York. Alhasil terbanglah Dylan ke New York dan di sanalah ia bertemu dengan Jamie (Mila Kunis). Jamie adalah seorang yang ditugaskan oleh agensi pekerjaan untuk ‘menjual’ Dylan kepada perusahaan yang membutuhkan tenaganya. Berkat perkenalan tersebut, Jamie dan Dylan selalu bersama kemanapun mereka pergi. Apalagi Dylan adalah orang baru di New York yang masih belum tahu apa-apa. Jamie dengan sukarela menjadi tour guide bagi Dylan dan memperkenalkan ‘budaya’ New York kepada pria itu.
Rupanya Dylan dan Jamie memiliki banyak kesamaan. Kesamaan-kesamaan itulah yang membuat mereka akhirnya dekat dan cocok satu sama lain sebagai teman. Termasuk kesamaan cara pandang mereka terhadap relasi. Mereka berpendapat bahwa hubungan fisik akan terasa jauh lebih menyenangkan dan nyaman apabila dilakukan tanpa adanya keterikatan emosi dan komitmen. Pandangan ini didasari oleh pengalaman mereka berdua yang selalu gagal dalam menjalin sebuah komitmen dengan pasangan-pasangan mereka yang sebelumnya. Hingga akhirnya pada suatu malam, mereka berdua mencoba untuk melakukan hubungan fisik tanpa bumbu emosional. Alhasil hubungan mereka menjadi pertemanan dengan hubungan fisik tanpa emosi.
Akankah hubungan yang mereka bangun ini bertahan lama? Ataukah pada akhirnya Dylan dan Jamie memilih untuk menghentikan hubungan fisik mereka dan mulai berkencan dengan orang lain? Atau sebaliknya, justru hubungan mereka berkembang menjadi sepasang kekasih yang sesungguhnya? Karena meskipun mereka sempat menyangkal bahwa mereka telah mulai saling menyukai satu sama lain, pada akhirnya mereka memang saling menumbuhkan rasa sayang dan cinta untuk satu sama lain. Dylan dan Jamie menunjukkan bahwa untuk menjalin sebuah komitmen tidak hanya membutuhkan kita untuk menjadi seorang ‘kekasih’ saja, melainkan juga harus dapat menjadi kekasih sekaligus sahabat dan partner.

“Friends with Benefits” dinilai jauh lebih sukses dibandingkan “No Strings Attached” yang memiliki tema yang sama. Meskipun film ini merupakan sebuah film komedi romantis yang tipikal urban, setidaknya nilai plus dalam film ini terletak pada alur ceritanya yang kuat dan chemistry yang ditampilkan oleh pasangan Timberlake dan Kunis dalam menghidupkan karakter Dylan dan Jamie. Banyak yang menilai bahwa akting mereka terlihat sangat natural dan mereka bekerja sama dengan sangat baik dan penuh harmoni dalam film ini. Well, I agree with that. Timberlake and Kunis have really made such a charming and comedic sweet couple.

“Well, you're Prince Charming isn't coming to rescue you in a horse and carriage. That's not who you want. I mean, you're looking for a man to be your partner. You could take on the world with.” (Friends with Benefits, 2011)

Wrote by Mashita Fandia
“We don't get to pick who we fall in love with, and it doesn't happen like it should.” (No Strings Attached, 2011)



Emma Kurtzman (Natalie Portman) dan Adam Franklin (Ashton Kutcher) bertemu pertama kali ketika mereka berdua mengikuti sebuah perkemahan musim panas ketika masih sama-sama remaja. Semenjak itu mereka beberapa kali bertemu secara tidak sengaja namun tidak pernah terlibat kontak secara intens. Hingga pada suatu hari Adam mabuk-mabukan karena merasa depresi mendapati mantan kekasihnya kini berpacaran dengan ayah kandungnya. Secara acak ia menghubungi kontak di telepon genggamnya yang ternyata adalah Emma. Tak sengaja, Adam tidur bersama Emma.
Karena dua hal, pertama adalah ketidakpercayaan Emma dan Adam atas adanya cinta sejati, kedua adalah kesibukan mereka dengan profesi masing-masing, mereka berdua memutuskan untuk menjalani sebuah hubungan kasual. Sejak saat itu mereka menerapkan peraturan bahwa hubungan mereka adalah berlandaskan hubungan fisik semata, tanpa turut membawa serta perasaan di dalamnya. Singkat cerita, mereka adalah sepasang teman yang berhubungan fisik. Meskipun pada awalnya sempat menyangkal, namun seiring berjalannya waktu, Adam mulai merasakan bahwa ia jatuh cinta kepada Emma.
Ketika Adam memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada Emma, gadis itu justru marah kepadanya. Emma selama ini tumbuh menjadi seorang wanita yang merasa skeptis dengan komitmen, maka dari itu ketika ia juga mulai merasakan jatuh cinta kepada Adam, ia merasa takut. Emma merasa takut bahwa perasaan Adam kepadanya tidak sebesar perasaan ia kepada Adam sehingga itu hanya akan menyakiti hatinya. Selama mereka berdua berpisah, Adam disibukkan dengan pekerjaannya sebagai asisten sutradara sebuah program televisi, sementara Emma juga disibukkan dengan pekerjaannya sebagai dokter di rumah sakit. Saat mereka berjauhan itulah Emma mulai menyadari bahwa ia membutuhkan Adam.

Apakah pada akhirnya Emma sanggup mengalahkan egonya dan mengakui perasaannya untuk Adam? Lalu bagaimana akhir dari hubungan pertemanan mereka yang unik tersebut? “No Strings Attached” adalah sebuah film komedi romantis yang dirilis pada tahun 2011. Film berdurasi 108 menit ini memperoleh kritik yang kurang memuaskan. Sebagian besar menilai kekurangan terletak pada alur cerita yang terlalu mudah ditebak dan chemistry yang kurang terasa dari karakter Emma dan Adam yang dibawakan oleh Portman dan Kutcher. Terlepas dari itu semua, “No Strings Attached” cukup menghibur untuk ditonton pada waktu senggang.

“Hey, you can't call me and tell me that you miss me. I don't want to have that conversation on the phone. So you can't text me and you can't e-mail me and you can't write on my wall. Like, if you really miss me, you need to grow up and get in your car and come and see me.” –Adam Franklin (No Strings Attached 2011)

Wrote by Mashita Fandia
“I’ve watched you for too long. I stood there with no words, just hiding my pitiful heart.” –2AM, Confession of a Friend



Kata orang, tidak ada yang namanya murni pertemanan ketika seorang pria dan seorang wanita berteman baik, pasti ada salah satu di antara mereka yang memiliki perasaan lebih untuk yang lainnya. Apakah benar begitu? Well, meskipun banyak pihak yang menyangkal bahwa mereka tidak akan jatuh cinta dengan seseorang yang sudah mereka anggap teman atau sahabat sendiri, tidak sedikit pasangan yang bermula dari sebuah pertemanan ataupun bahkan persahabatan. Itulah kenyataannya. Lagu 2AM yang berjudul “Confession of a Friend” ini mengisahkan seseorang yang jatuh cinta pada teman baiknya sendiri.
Entah sejak kapan tepatnya ia mulai merasakan perasaan yang lebih dari sekadar teman kepada sahabatnya itu. Semuanya ditandai dengan hatinya yang mulai berubah dalam caranya memandang sahabatnya. Ia merasa cemburu setiap kali sahabatnya datang kepadanya untuk bercerita tentang kekasih sahabatnya itu. Ia bahkan merasa marah setiap kali melihat sahabatnya menangis karena kekasihnya. Selama itu, ia hanya sanggup memendam perasaannya sendiri dalam hati.
Ketidakberanian dia untuk mengungkapkan perasaannya kepada sahabatnya didasari oleh banyak hal. Salah satunya dan yang paling kuat adalah kata-kata sahabatnya yang selalu menyuratkan bahwa ia merasa sangat senang memilikinya sebagai seorang teman baik. Bahwa mempunyai sahabat sepertinya adalah sebuah anugerah. Sahabatnya juga berkata padanya untuk tidak berubah dan tetap seperti itu, tetap menjadi seorang sahabat yang baik baginya. Setiap kali sahabatnya berkata demikian, ia akan mengurungkan niatnya untuk mengungkapkan perasaannya.
Namun bahkan setiap penahanan diri pun ada batasnya. Ia akhirnya memutuskan untuk mengungkapkan semuanya. Ia memutuskan untuk memberi tahu sahabatnya bahwa selama ini ia telah jatuh cinta padanya. Selama ini ia menyembunyikan perasaannya demi menjaga hubungan pertemanan mereka. Ia rela mengorbankan perasaannya, meskipun sangat menyakitkan baginya untuk melihat dan berdiri di samping sahabatnya tanpa dapat melakukan atau mengatakan apapun yang berkaitan dengan perasaannya. Ia terpaksa menahan perasaannya dan menyembunyikan hatinya.
Sebagai seorang sahabat yang paling mengenal orang tersebut, dia merasa bahwa dirinya adalag orang yang tepat dan sanggup menjaga sahabat yang dicintainya itu. Mungkin karena mereka telah lama saling mengenal sehingga dapat memahami satu sama lain dengan cukup baik. Namun dalam lagu ini tidak dikisahkan apa yang terjadi setelah dia memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya kepada sahabatnya. Lagu ini hanya berkutat pada perasaan orang tersebut yang diam-diam memendam cinta untuk sahabatnya sendiri.

“Confession of a Friend” merupakan lagu andalan 2AM yang terdapat dalam single albummusic video (MV) dibuat untuk lagu ini. Dalam MV ini ditampilkan seorang model perempuan yang berperan sebagai ‘sahabat’ keempat personel 2AM yang diam-diam mereka cintai. Lagu ini juga mereka pentaskan dalam berbagai program acara musik di Korea. kedua mereka yang bertajuk “Time for Confession”. Selain lagu ini, dalam album tersebut juga terdapat dua lagu lainnya, beserta versi instrumental dari ketiga lagu tersebut. Lagu ini dirilis pada tahun 2009 dengan sebuah
2AM adalah sebuah ballad vocal group yang terdiri dari empat orang, yaitu Jo Kwon, Changmin, Seulong dan Jinwoon. 2AM merupakan bagian dari boy band One Day yang dibentuk oleh JYP atau Park Jin Young pada tahun 2008. One Day kemudian dibagi menjadi dua subgroup, yaitu 2PM sebagai dance group dan 2AM sebagai vocal group. Karena itu, lagu-lagu 2AM adalah lagu-lagu pop ballad yang bertempo slow dan menonjolkan karakter vokal masing-masing personelnya serta musikalitas yang tinggi.
Lagu-lagu ballad 2AM memang terkenal jago dalam memeras perasaan dan menggenggam hati para pendengarnya. Salah satunya ya lagu ini. Apalagi saya adalah penggemar yang mudah jatuh cinta dengan lagu-lagu ballad. Maka jangan heran apabila pada masa yang akan datang mungkin akan banyak lagu-lagu 2AM yang dibahas dalam blog saya. They’re so talented and have many great ballad songs!



“To remain as a good friend to you, I had to push the confession deep down my throat. But now I’ll confess to you, that I love you.” –2AM, Confession of a Friend





* Ditulis sambil mendengarkan lagu “Confession of a Friend” oleh 2AM. I discovered them by myself right after I discovered 2PM, so I feel very proud to know this nowadaysbest ballad group. ^^ Korean

* Lirik lagu “Confession of a Friend”. Lirik lagu berupa romanisasi dari Bahasa Hangul Korea beserta dengan translasinya ke dalam Bahasa Inggris.

“Gwae oelrae dwesseo nae mamee jogeumshik
(It’s been a while)
Byunhagi shijakhanji honjasseo gwaerrohhanji
(Since my heart started to change, since I’ve been dealing with it lonesome)
Uhnjaebootunga neega oldaemada
(Every time you came back to me)
Nuhreul oelineun namjaga nuhmoona meewosseo
(I hated the guy that made you cry)

Charari naega noel jikineungae
(I would rather protect you)
Naeuljido moreunna saenggakee
(Although I didn’t know if it will make it better)

Eejaeneun naega noel ahnahjoogo
(This time I will hold you)
Saranghaejoogo shipdan saenggakee deulosseo
(And loving you is all that I think)

Baby, eejaeneun naegewa, and be my lady
(Baby, come to me now, and be my lady)
Nuhmoona oelraedongan jikyeobwasseo mal obshi sosseo
(I’ve watched you for too long, I stood there with no words)
Ahntakkawoon gaseumeul soomgimyeo
(Just hiding my pitiful heart)
Chinguroh, chinguroh jinaeya handaneun eeyuroh
(As friends, to remain as a good friend to you)
Mokgaji chaollatdon geu gobaekeul chamahyahaesseo
(I had to push the confession deep down my throat)
Hajiman eejaeneun gobaekhalgae nuhreul saranghae
(But now I’ll confess to you, that I love you)

Nae soneul jabgo nabakkae obdamyeo
(You held my hand and told me you only have me)
Nagahteun chingooreul dungae jeongmal keun chukbogiramyeo
(You said it’s really a blessing for keeping me as a friend)
Byeonchi maljago mareul halttaemada
(Every time when you said, “Let’s never change,”)
Jogeumshik jajaraneun nae sarangeul nullosseo
(I had to push my feelings deep down)

Charari naega nuhl jikineungae
(It might be best if I protect you)
Naeuljido moreundaneun saenggakee
(Even though not knowing if it would be better)

Jakkuman deullotjiman chamasseo
(I kept thinking, kept trying to hold it in)
Nuhreul eeruhbuhrikka duryuhwoh hajiman
(I was too afraid of losing you, but)”
Wrote by Mashita Fandia
“Having someone help you doesn’t mean that you fail. It just means that you’re not in it alone.” –Eric Messer (Life as We Know It, 2010)



Holly Berenson (Katherine Heigl) dan Eric Messer (Josh Duhamel) adalah dua manusia yang bagaikan air dan minyak. Setiap kali bertemu, mereka berdua pasti berselisih dan selalu ada saja yang mereka perdebatkan. Semuanya berawal dari perkenalan dan pertemuan pertama mereka yang diatur oleh sahabat mereka masing-masing. Kedua sahabat mereka yang saling berpacaran berniat untuk menjodohkan mereka berdua. Namun rupanya kepribadian serta selera mereka yang bertolak belakang menjadi sebab utama ketidakcocokan mereka.
Karena sahabat mereka pada akhirnya mereka, frekuensi pertemuan Holly dan Messer menjadi lebih sering. Apalagi setiap keluarga sahabat mereka menyelenggarakan sebuah acara. Mereka bahkan menjadi orang tua baptis untuk anak sahabat mereka. Berkat pertemuan-pertemuan tersebut Holly dan Messer jadi lebih mengenal satu sama lain sebagai teman, walaupun tetap saja pertemanan mereka selalu penuh dengan perselisihan. Namun sepertinya takdir berkata lain bagi mereka berdua. Meskipun kepribadian mereka bagaikan air dan minyak yang berbeda 180 derajat, takdir sepertinya enggan memisahkan mereka. Pada suatu hari, kedua sahabat mereka meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil, meninggalkan seorang anak bayi perempuan mereka, Sophie, menjadi yatim piatu.
Rupanya sebelum meninggal, kedua orang tua Sophie telah secara diam-diam mengangkat Holly dan Messer sebagai orang tua asuh yang akan merawat dan membesarkan Sophie apabila mereka meninggal secara mendadak. Holly dan Messer sangat terkejut dengan kenyataan ini. Mereka berdua sangat minim pengalaman dalam berumah tangga, apalagi merawat seorang bayi. Meskipun pada awalnya mereka mengelak dari tugas tersebut, akhirnya mereka memutuskan untuk bekerja sama dalam merawat Sophie.
Hidup dan tinggal serumah dengan seseorang yang bukan kekasih, bahkan selalu berselisih pendapat dengannya, ditambah lagi harus merawat seorang bayi, tentunya bukanlah sesuatu yang mudah. Sanggupkah Holly dan Messer bertahan hingga akhir? Ataukah mereka hanya akan menyerah begitu saja di tengah jalan? Yang jelas, untuk membangun sebuah keluarga memang harus ada yang dikorbankan. Dalam hal ini, selain ego, karir juga dipertaruhkan. Holly yang bekerja sebagai pengusaha toko roti dan Messer yang bekerja di stasiun televisi untuk program acara olahraga, sebelum memiliki Sophie dan masih hidup lajang tentunya mereka dapat mengembangkan karirnya tanpa mempertimbangkan faktor ‘keluarga’. Cara mereka dalam mengambil keputusan untuk karir dan masa depan mereka pun tentunya berubah setelah mereka menjadi sebuah keluarga.

Bagaimana kemudian Holly dan Messer menghadapi perubahan-perubahan tersebut? Sementara mereka saling menumbuhkan rasa untuk satu sama lain, walaupun mereka saling menyangkal perasaan tersebut, karena mereka terlalu yakin bahwa mereka tidak mungkin saling menyukai satu sama lain. Melalui hidup bersama untuk merawat Sophie, Holly dan Messer saling belajar. Belajar untuk mengalah, belajar untuk melepaskan ego mereka masing-masing, belajar untuk mencintai seseorang dengan seutuhnya, serta belajar untuk memberikan skala prioritas dalam hidup mereka terhadap apa yang mereka anggap sangat berharga, yaitu keluarga.
“Life as We Know It” adalah sebuah film komedi romantis yang dirilis pada tahun 2010. Meskipun memperoleh respon yang dibawah rata-rata, beberapa pihak menilai bahwa sisi positif dari film ini terletak pada pasangan Heigl dan Duhamel yang charming dan sanggup menghidupkan chemistry tokoh Holly dan Messer dalam film ini. Sayangnya akting cemerlang mereka berdua tidak didukung dengan naskah yang lebih kuat. Meskipun demikian, film berdurasi 115 menit ini sangat menghibur untuk ditonton.

Wrote by Mashita Fandia
“Sometimes the things you want the most don't happen and what you least expect happens. I don't know – you meet thousands of people and none of them really touch you. And then you meet one person and your life is changed forever.” –Jamie Randall (Love and Other Drugs, 2010)



Untuk kedua kalinya setelah film “Brokeback Mountain” pada tahun 2005, lima tahun kemudian Jake Gyllenhaal dan Anne Hathaway dipertemukan kembali dalam sebuah film berjudul “Love and Other Drugs”. Film yang dirilis pada tahun 2010 ini bukan merupakan sebuah film drama yang ‘berat’ seperti “Brokeback Mountain”, melainkan sebuah film komedi romantis yang diangkat dari sebuah novel non-fiksi karya Jamie Reidy, “Hard Sell: The Evolution of a Viagra Salesman”. Meskipun berlatar belakang bisnis dan ekonomi, film ini lebih memfokuskan pada hubungan percintaan yang dijalani oleh si salesman dengan seorang wanita yang dicintainya.
“Love and Other Drugs” ber-setting waktu pada tahun 1996 ketika Jamie Randall (Jake Gyllenhaal) mulai bekerja di Pfizer, sebuah perusahaan distributor obat-obatan. Jamie adalah seorang laki-laki yang berjiwa pemberontak dan suka bertindak sesuai dengan kehendaknya sendiri. Selama ini ia bekerja dengan mengandalkan ketampanan dan pesona fisiknya. Termasuk ketika menjalani pekerjaan barunya sebagai penjual obat. Pada suatu saat ketika ia sedang melakukan pekerjaannya, di rumah sakit ia bertemu dengan Maggie Murdock (Anne Hathaway). Maggie adalah wanita cantik yang merupakan pasien salah satu dokter di rumah sakit tersebut.
Somehow and someway, Maggie membuat Jamie tergila-gila padanya. Lelaki yang terkenal playboy itu bahkan sampai mengungkapkan perasaannya kepada Maggie. Ia mengatakan bahwa itu adalah pertama kalinya ia merasa sungguh-sungguh sampai berani berkata cinta kepada seorang wanita. Namun rupanya Maggie tidak ingin terikat komitmen dengan siapapun, termasuk Jamie, walaupun sebenarnya wanita itu juga menyayanginya. Ternyata alasan dibalik itu semua adalah karena Maggie menderita penyakit Alzheimer.
Semakin tinggi pohon, maka semakin kencang angin bertiup. Begitu pula dengan kehidupan Jamie. Kesuksesannya dalam karirnya berkat menjual Viagra rupanya tidak seiring dengan perjalanan cintanya. Setelah mengetahui bahwa Maggie mengidap Alzheimer, ia berusaha keras untuk membawa wanita itu pada pengobatan terbaik yang bisa mereka dapatkan. Namun pada saat yang bersamaan, tuntutan karirnya juga sangat menyita perhatian dan waktu Jamie. Lalu apa yang akan terjadi pada Jamie dan Maggie? Sanggupkah mereka bersama setelah semua yang terjadi?

Meskipun di luarnya sosok Jamie terlihat selalu ceria dan percaya diri akan penampilannya, sebenarnya ia adalah pribadi yang mudah merasa minder karena sebuah kekurangan yang dimilikinya. Namun ia selalu menutupi semua itu. Maggie adalah wanita pertama yang ia temui yang selalu mengatakan apa yang ada dalam pikirannya. Ia sanggup menyentuh hati Jamie karena berhasil mengetahui kekurangan Jamie tanpa membuat pria itu merasa minder sama sekali. Hanya ketika bersama Maggie, Jamie merasa sangat nyaman untuk menjadi dirinya sendiri. Meeting Maggie is a life-changing for him.
Film berdurasi 112 menit ini menuai komentar yang cukup baik. Kebanyakan dari kritik tersebut mengatakan bahwa akting cemerlang Gyllenhaal dan Hathaway yang sanggup menampilkan chemistry yang apik antara Jamie dan Maggie lah yang membuat film ini menjadi sangat menghibur. Bahkan Gyllenhaal dan Hathaway memperoleh nominasi dalam ajang Golden Globe untuk penampilan mereka dalam “Love and Other Drugs”. Film ini sangat menarik dan menghibur untuk ditonton dikala senggang.

Wrote by Mashita Fandia
“Now that I’ve finally learned how to love you, I don’t even know where to start on how to break up with you.” –Shinhwa, Hurts



Patah hati, perpisahan dan bayang-bayang masa lalu. Sebelum ini sudah beberapa kali saya me-review lagu tentang patah hati, perpisahan dan bayang-bayang masa lalu yang selalu menghantui. Lalu apa yang membuat lagu berjudul “Hurts” ini kemudian menjadi istimewa? Selain karena lagu ini dibawakan oleh Shinhwa sang legenda, tentunya karena lagu ini memenuhi klasifikasi sebagai sebuah lagu galau nan sendu yang bagus. Mengapa? Karena mendengar lagu ini sanggup memeras hati, menyayat jiwa, serta memunculkan nelangsa bagi para pendengarnya.
Lagu ini mengisahkan seseorang yang merasakan luka yang sangat dalam akibat perpisahannya dengan orang yang dicintainya. Paska perpisahan tersebut, ia belum sanggup lepas dari bayang-bayang masa lalunya itu. Dalam lagu ini tergambar berbagai perasaan dilematis yang ia alami. Mulai dari rasa kecewa, rasa frustasi, hingga penguatan kepada dirinya sendiri untuk mengatasi keresahannya. Dalam setiap proses dan fase yang ia lalui, ia merasakan rasa sakit. Sakit yang ditimbulkan oleh perasaan cinta yang dalam kepada orang yang telah berpisah dengannya.
Penyebab utama mengapa seseorang kesulitan untuk lepas dari bayang-bayang masa lalunya adalah rasa sakit yang terlampau dalam. Keegoisan seseorang kadang menghalanginya untuk menyadari bahwa tidak hanya dia seorang yang merasa sakit atas perpisahan tersebut. Bahwa mungkin saja orang yang dicintainya juga tersakiti atas perpisahan mereka. Bahwa mereka sebenarnya sama-sama menderita. “I gently lie next to you and engrave your face in my heart, you must be suffering too.” Namun ego seseorang membuatnya merasa bahwa ia yang paling tersakiti atas perpisahan mereka, walaupun mungkin sebenarnya ia bukan satu-satunya. “Our heart and lips say different things, it must be so hurtful.” Hati tak ingin berpisah, namun apa daya mulut mengharuskannya untuk melepaskan sang kekasih. Hal itu menimbulkan luka yang teramat sangat.
Hari-hari setelah perpisahan dengan orang dari masa lalunya itu ia jalani dengan tertatih. Setiap saat ia selalu berusaha menguatkan dirinya untuk dapat bertahan dan melalui kesendiriannya. “I tell myself, ‘Please don’t weaken again,’ So that the ink and tears that have spread in my heart could dry up. You break me like a fist of ash. So I can let go of you within.” Apabila orang yang dicintainya ingin pergi meninggalkannya, maka ia berharap orang itu akan pergi begitu saja. Pergi tanpa meninggalkan luka dan kesedihan baginya. Pergi tanpa memunculkan kegalauan padanya. Hanya pergi begitu saja, membawa semua kenangan yang mereka miliki bersama hingga tidak menghantuinya. “It’s my last wish, please just go.”
Terkadang setelah perpisahan terjadi, muncul semacam rasa bersalah dan menyesal atas segala perkataan maupun perbuatan yang ia lakukan ketika terbawa emosi. Semua orang pasti menginginkan sebuah perpisahan yang baik-baik. Namun ketika itu terjadi, biasanya orang cenderung terbawa amarah atas rasa kecewa mereka. Sehingga ini menyebabkannya mengucapkan kata-kata yang mungkin kelak akan disesalinya. “I turned my head coldly, in the words that I have thrown mindlessly, while they weren’t our honest feelings. Words that we couldn’t fetch back have torn each others hearts. ‘I don’t love you anymore, I hope you to be happy with that person.’” Kata-kata yang waktu perpisahan itu terjadi meluncur keluar begitu saja tanpa dipikirkan secara matang terlebih dahulu.
“Even if I smile, I can’t smile when I’m caught in our memories.” Ada kalanya kenangan datang menyergapnya. Ketika hal itu terjadi, ia bahkan tidak sanggup menutupi kesakitannya dengan senyuman. “I couldn’t see anything because of the tears that have filled up. What was the beginning of the cause? I kept thinking about it. I didn’t know I was wrong. Because of my greed, now you’re gone. And I want you back.” Semakin waktu berjalan, semakin ia memikirkan sebab perpisahannya dengan kekasihnya dulu. Semakin ia berpikir, semakin ia menyalahkan dirinya sendiri atas perpisahannya tersebut. Semakin ia menyalahkan dirinya sendiri, semakin ia menginginkan untuk dapat kembali bersama dengan orang yang dicintainya.
Meskipun demikian, sesungguhnya ia tidak pernah berharap untuk terjebak dalam masa lalu. Entah mengapa, dalam lagu ini walaupun dia digambarkan sangat menginginkan untuk dapat kembali bersama orang dicintainya, digambarkan juga bahwa dia sangat menginginkan untuk dapat melupakan masa lalunya dan melangkah maju. Namun langkahnya selalu tersendat oleh rasa sakit yang muncul setiap kali kenangan masa lalunya datang. Rasa sakit karena mantan kekasihnya ingin berpisah dengannya justru ketika ia mulai tahu bagaimana rasanya mencintai, sakit karena ia tidak tahu harus mulai dari mana untuk belajar menjalani perpisahan tersebut. Mungkin karena suatu sebab tertentu, atau karena rasa sakit yang terlampau dalam itulah, ia tidak dapat kembali kepada mantan kekasihnya, walau sebenarnya dia ingin. “I shovel all the snow that has piled up to my heart all night. I take off the smiling clown make-up. I empty the trash folder that can’t retrieve back. A maze, I pray that someone will scoop me up.” Pada akhirnya ia akan berusaha membersihkan sisa-sisa kenangan yang ada di kepala dan hatinya, dan ia berharap suatu saat nanti akan dapat keluar dari labirin kenangan yang menyiksa itu.
Kalimat paling terakhir dari lagu ini yang dinyanyikan oleh Hyesung adalah kalimat pamungkas yang sangat sakti. “We can’t live in the past.” Dia harus melangkah maju dan melanjutkan kehidupannya. Terkungkung dalam pusaran masa lalu tak akan membawa waktu berputar kembali. Waktu terus berjalan, karena itu dia harus tetap tersadar. Biarlah kenangan atas luka dan cinta datang menyergapnya malam ini, namun ketika pagi tiba ia akan melangkah pergi. Meskipun orang yang ia cintai tak akan pernah tergantikan oleh siapapun, ia harus merelakannya pergi. Hanya dengan melepaskan segala sakit dan benci di hati, hanya dengan belajar untuk memaafkan, maka langkahnya akan menjadi jauh lebih ringan di kemudian hari. Ya, karena kita tidak dapat hidup di masa lalu.
Sesungguhnya kalimat pamungkas ini mengandung dua makna alias ambigu. Makna pertama adalah seperti yang telah dijabarkan di atas, yaitu bahwa kita harus meninggalkan masa lalu dan melangkah maju, tanpa orang tersebut. Namun dalam kalimat tersebut juga terkandung makna lainnya. Makna kedua adalah bahwa kita tidak dapat hidup dalam kubangan kesalahan dan kekecewaan di masa lalu. Maka apabila kita kembali bersama dengan orang yang kita cintai itu, kita harus meninggalkan segala luka di belakang dan tidak mengungkitnya kembali. Ketika kita kembali padanya, maka kita harus memulai sesuatu yang baru dan lebih baik, tanpa menoleh ke belakang lagi dan hanya menjadikan masa lalu sebagai pelajaran.

“Hurts” adalah sebuah lagu pop ballad yang merupakan salah satu lead single dari album terbaru Shinhwa, “The Return”. Lagu ini ditampilkan dalam berbagai comeback stage mereka beserta dengan lead singleKorea. Lagu ini menonjolkan karakter suara masing-masing personel Shinhwa yang kuat dan charming. Bahkan setelah 14 tahun lamanya mereka berkecimpung di dunia musik Korea, kemampuan vokal mereka tidak mengalami penurunan, justru semakin terdengar matang. lainnya, “Venus”, dalam program-program acara musik di stasiun televisi
Jun Jin dan Andy masing-masing membawakan bagian rap mereka dengan manis. Apalagi bagian rap Eric, suaranya terdengar dalam dan berat, sangat seksi. Suara Minwoo terdengar sempurna dalam setiap bagiannya. Begitu juga dengan suara Dongwan pada seluruh bagian yang ia nyanyikan, terutama bagian “I don’t want nobody else but you”. Tentu saja yang paling menggetarkan hati adalah suara merdu Hyesung. Terutama ketika ia menyanyikan bagian “Majimag butagiya jebal geunyang gajwo” dan kalimat terakhir “We can’t live in the past”. Sungguh meluluhkan hati. This song has a deep meaning, and covered with a bittersweet melody and charming voices. “Hurts” is a heart-breaking ballad song, a nice and perfect one from the living legend, Shinhwa.



“When the morning comes, I will probably wake up from this sweet dream and leave. I don’t want nobody else but you. But I need to let you go.” –Shinhwa, Hurts






* Ditulis sambil mendengarkan lagu “Hurts” oleh Shinhwa. Ketika membuka daftar lagu di album terbaru Shinhwa, entah mengapa saya langsung tertarik untuk mendengar lagu ini, mungkin karena judulnya yang catchy, “Hurts”. Ketika pertama kali saya mendengarkan lagu ini, saya langsung jatuh cinta. Dan benar saja, sesuai dugaan saya, lagu ini merupakan salah satu lagu andalan dalam album terbaru Shinhwa. :’)

* Lirik lagu “Hurts”. Lirik lagu berupa romanisasi dari Bahasa Hangul Korea, beserta dengan translasinya ke dalam Bahasa Inggris.

“Salmyeosi yeope nuwo ni eolgul gaseume saegyeo neo yeogsi himdeultende
(I gently lie next to you and engrave your face in my heart, you must be suffering too)
Gonhi jamdeun eolgullo haengbokan kkumeul kkuneun
(With a sleeping face, you’re dreaming a happy dream)

Neo useodo useojiji anha chueoge sarojabhil ttae
(Even if I smile, I can’t smile when I’m caught in our memories)
Achimi oji anhasseumyeon neol bonael su eobtge
(I wish the morning not come, so I don’t have to let you go)

And it hurts, and it hurts so bad
Uri maeumgwa ibsureun seoro dareun mareul haneunde apahaltende
(Our heart and lips say different things, it must be so hurtful)
And it hurts, and it hurts so bad
Yeongwonhi nae gaseumen neobakke eobseo wae moreuni
(You’re always the only one in my heart, why don’t you know?)
Neon wae moreuni, and it hurts
(Why don’t you know? And it hurts)

Let it hurt, let it hurt, let it hurt so bad
Let it hurt, let it hurt, let it hurt so bad

Jebal dasineun yaghaejiji malja saenggakwa mareun dareuge
(I tell myself, “Please don’t weaken again,” unlike my thoughts and words)
Gaseume beonjin ingkeuwa nunmuri mareuge
(So that the ink and tears that have spread in my heart could dry up)
Han jumui jaecheoreom jabeul su eobtneun saecheoreom nal kkaetteuryeo
(You break me like a fist of ash, like a bird that you can’t catch)
Geu sogeseo neol tteona bonaege
(So I can let go of you within)

Chagabke gogael dollyeo, hamburo deonjin maldeure nan
(I turned my head coldly, in the words that I have thrown mindlessly, while they weren’t)
Jinsimi animyeonseo seoroui mameul jjijeonwa juwo dameul su eobtneun mal
(Our honest feelings, words that we couldn’t fetch back have torn each others hearts)

Deo isang saranghaji anha geu saramgwa haengbokaesseumyeon hae
(I don’t love you anymore, I hope you to be happy with that person)
Majimag butagiya jebal geunyang gajwo
(It’s my last wish, please just go)

Ije gyeouna baewosseo neol saranghaneun beob
(Now that I’ve finally learned how to love you)
Galpi jocha mot jabgesseo neowa ibyeorhaneun beob
(I don’t even know where to start on how to break up with you)
Modu byeonhaeganeun geose gildeuryeojyeo ganeun geot
(I’m getting used to everything changing while living)
Saneun geot, manheun geoseul da pogihae ganeun geot
(I’m living, and I’m giving up many things)
Gaseum nopikkaji ssahin bamsae naerin nuneul chiwo
(I shovel all the snow that has piled up to my heart all night)
Utneun ppiero hwajangeul naneun jiwo
(I take off the smiling clown make-up)
Boggu hal su eobtneun hyujitongeul biwo
(I empty the trash folder that can’t retrieved back)
Miro, wiro nal geonjyeojugil gido
(A maze, I pray that someone will scoop me up)

Achimi omyeon dalkomhan kkumeseo kkaeseo tteonagetji
(When the morning comes, I will probably wake up from this sweet dream and leave)
I don’t want nobody else but you
Bonaeya haneunde
(But I need to let you go)

Amugeotdo anboyeo nunmuri chaollaseo
(I couldn’t see anything because of the tears that have filled up)
Eodibuteo jalmotdwaetneunji meori soge maemdorasseo
(What was the beginning of the cause? I kept thinking about it)
Mollasseo i was wrong
(I didn’t know, I was wrong)
Nae yogsim ttaemae now you’re gone
(Because of my greed, now you’re gone)
And I want you back, baby girl I want you back

We can’t live in the past”

Wrote by Mashita Fandia
“I keep going to the same place as you just like destiny. I can feel you even just by looking at your shadow. Now I’m going crazy because afraid of losing you.” –Shinhwa, Venus



The Emperors are back! Shinhwa, a legendary Korean hallyu group is now coming back with their 10th album, “The Return”. After four years hiatus during their mandatory military services, Shinhwa releases their single titled “Venus” on March 23rd 2012, remarking their 14th anniversary of their first debut on March 24th 1998. Shinhwa is the longest running Korean boy band with no line-up change. Consist of six members, Eric Mun, Lee Minwoo, Kim Dongwan, Shin Hyesung, Jun Jin, andnow Shinhwa has returned and ready to grab their crown back! Everyone please make a way! Andy Lee,
Venus adalah seorang dewi cinta dan kecantikan dalam mitologi Romawi kuno. Venus juga merupakan nama dari salah satu planet dalam tata surya yang sering digunakan untuk melambangkan kaum wanita. Dalam lagu ini, Venus digunakan sebagai istilah untuk menyebut seorang wanita yang kecantikannya bagaikan dewi yang turun dari surga. Apabila diartikan secara umum, ‘Venus’ merupakan gambaran sosok ideal yang diinginkan oleh seseorang dari lawan jenisnya. Lagu ini menggambarkan perasaan seseorang yang telah menemukan sosok idamannya dan seketika merasa bahwa orang itu adalah ‘the one’ yang ditakdirkan baginya.
Segala perasaan mulai dari kesan pertama ketika melihat orang tersebut, hingga perasaan yang hadir kemudian, seluruhnya dituangkan dalam lagu ini. Apabila anda mengikuti seri novel atau film “Twilight”, imprint, yaitu perasaan yang terjadi ketika seorang manusia serigala bertemu dengan soulmate mereka, seperti itulah yang tergambar dalam lagu ini. Ketika melihat orang itu sejak pertama kalinya, dia langsung ter-imprinted. Melihat sosok orang tersebut yang sempurna dimatanya membuatnya terpaku dan merasa seperti sedang dalam mimpi. Kehadiran sosok itu sanggup menerangi dan melelehkan hatinya yang beku. Perasaan ini berujung pada keinginannya untuk memiliki sosok tersebut, serta rasa akan takut kehilangannya.
Sejak pertemuan dengan sang ‘Venus’, ia merasa itu adalah takdir mereka. Sehingga ketika pertemuan-pertemuan mereka berikutnya, ia selalu merasa bahwa jiwa dan batinnya terkoneksi atau memiliki chemistry dengan sosok tersebut. Inilah yang semakin meyakinkannya bahwa sosok itu adalah ‘Venus’ yang ditakdirkan untuk bersamanya, belahan jiwanya.

“Venus” adalah sebuah lagu elektro-pop bernuansa up beat disco dance. Lirik lagu ini ditulis oleh Minwoo dan musiknya diaransemen oleh Andrew Nelson. Lagu ini merupakan lead track dari album “The Return”. Sebuah music video (MV) untuk “Venus” dibuat dengan Kim Kwang Suk sebagai sutradaranya. Banyak yang mengatakan bahwa tema dari album dan MV lagu ini adalah vampir modern dengan nuansa dark. Dalam MV ini, keenam anggota Shinhwa digambarkan tengah berada dalam kegalauan dan kerisauan mereka masing-masing dalam mencari sosok ‘Venus’ tersebut. Sosok ‘Venus’ ditampilkan oleh seorang model wanita.
As a comeback song, “Venus” is just perfect! Lagu ini menampilkan kemampuan vokal mereka yang tetap enerjik dan kuat meskipun 14 tahun telah berlalu sejak debut mereka. Irama musik yang sanggup membuat para pendengarnya ikut berdendang dan bergoyang ini berhasil menunjukkan bahwa Shinhwa kembali dengan sesuatu yang baru dan berbeda. Seiring dengan image mereka yang semakin menunjukkan kedewasaan dan kematangan sebagai sunbae (senior) dalam kancah musik Korea. Koreografi dari lagu ini pun dibuat khas Shinhwa, dengan gerakan yang seksi, rumit dan susah untuk diikuti. Vokal, musik, serta koreografi yang matang ini membuktikan bahwa Shinhwa tidak hanya sekadar kembali, melainkan kembali untuk menjadi yang terbaik dan mengukuhkan tempat mereka sebagai legenda.

Sesuai dengan namanya, Shinhwa, yang berarti mitologi Korea kuno, mereka bagaikan sebuah mitologi yang dikenang dan diceritakan secara turun temurun oleh berbagai generasi. Memulai debut mereka 14 tahun yang lalu sebagai salah satu grup dalam generasi pertama Korean idols group, Shinhwa adalah pertama dan satu-satunya grup yang bertahan lebih dari sepuluh tahun tanpa menambah atau mengurangi anggota mereka sama sekali. Grup yang telah mengalami pasang surut dalam industri musik ini beranggotakan enam pria. Eric sang leader, Minwoo sebagai vokalis sekaligus dancer, Hyesung dan Dongwan sebagai vokalis, Jun Jin sebagai rapper sekaligus dancer, dan Andy sang maknae.
Setelah album mereka sebelumnya, “Volume 9”, yang rilis pada tahun 2008, keenam anggota Shinhwa disibukkan dengan proyek individual. Selama empat tahun ini kebanyakan waktu mereka habiskan untuk menuntaskan wajib militer mereka, kecuali Hyesung yang dihapuskan kewajibannya karena cedera permanen pada lutut yang didapatnya sejak tahun 2001. Pada bulan Juli 2011, Shinhwa adalah grup pertama di Korea yang memiliki rumah produksi dan manajemen artisnya sendiri, yaitu Shinhwa Company, dengan Eric sebagai CEO, Minwoo sebagai co-CEO, serta empat anggota lainnya sebagai pemegang saham.
Dengan Shinhwa Company, pada bulan Maret 2012 Shinhwa merilis album terbaru mereka, “The Return”. Bulan ini dipilih sebagai bulan kelahiran Shinhwa sekaligus menandai peringatan 14 tahun hidupnya Shinhwa sejak mereka debut pada bulan Maret 1998. Album ini dirilis pada tanggal 23 Maret, lalu dilanjutkan dengan konser akbar “2012 Shinhwa Grand Tour in Seoul: The Return” pada tanggal 24 dan 25 Maret. MV dari lagu “Venus” dirilis pada tanggal 28 Maret, yang dilanjutkan dengan penampilan comeback stage mereka di M-Net Countdown pada 29 Maret, KBS Music Bank pada 30 Maret dan MBC Music Core pada 31 Maret.
Kembalinya sang legenda ke dalam kancah musik Korea membuat decak kagum dari berbagai pihak. Banyak yang terkesima dengan kekompakan para anggota Shinhwa dan usaha keras mereka untuk tetap dapat eksis dalam industri musik Korea yang sangat ketat persaingannya. Apalagi sekarang ini banyak sekali idol group yang bermunculan dan jauh lebih muda dari mereka. Namun Shinhwa tidak kehilangan kharisma mereka. Bahkan banyak yang menilai bahwa mereka terlihat jauh lebih matang dan seksi di usia 30-an sekarang ini.

Shinhwa rupanya tidak hanya sekadar legenda, melainkan juga telah menjadi inspirasi bagi kebanyakan idol group muda sekarang ini. Big Bang, 2PM, Super Junior, Beast, bahkan Girls’ Generation pun mengaku telah menjadikan Shinhwa sebagai role model atau panutan mereka. Raja dari para hallyu group saat ini, Big Bang, malah menyatakan sejak debut mereka bahwa musik dan gaya mereka terinspirasi dari Shinhwa. Shinhwa pun menyatakan bahwa mereka merasa bangga atas pencapaian yang telah diraih Big Bang selama ini. Pengaruh Shinhwa yang mengakar ini terbukti dari banyaknya idol yang menonton comeback concert mereka pada tanggal 24 dan 25 Maret lalu.
Great inspiration always makes great influence. Great hardship always makes great achievement. Great passion and sincerity makes great music. Great music makes legend. It’s amazing to see Shinhwa has made it this far in 14 years without disbanding. That’s really incredible! Welcome back, Emperors. Shinhwa Forever!

“I got to love you, no one else above you. 24/7 always thinking of you. Spread your wings, fly higher than the clouds. Higher baby, let’s fly, touch the sky. No doubt that you’re one of a kind. Now let’s ride to the moon, we can own the night. Empty your heart and I’ll blow your mind.” –Shinhwa, Venus







* Ditulis sambil mendengar lagu “Venus” oleh Shinhwa. Sekitar 10 tahun yang lalu, saya mengenal Shinhwa dan lagu-lagunya untuk pertama kalinya berkat sebuah serial Taiwan yang saya tonton di televisi. I was so glad and proud for having a chance to know them. Shinhwa is a living legend. Shinhwa Forever!

* Lirik lagu “Venus”. Lirik berupa romanisasi dari Bahasa Hangul Korea beserta translasinya ke dalam Bahasa Inggris.

“Nunbusin neoui moseub nal meomchuge hae
(Your dazzling image makes me stop in place)
Meoributeo balkkeutkkaji modu wanbyeokan geol
(From your head to your toes, everything is perfect)
Amu mal eobsi seuchideon neol cheom bon sungan
(The moment I saw you passing by wordlessly)
You light up, light up, light up, light up

Kkumman gatasseo (dreamer, dreamer)
(It feels like a dream (dreamer, dreamer))
Silkeu bich neoui deureseu (angel, angel)
(Your silky light dress (angel, angel))
Sumgyeori neukkyeojyeo (closer, closer)
(I feel your breath (closer, closer))
Neoreul bureugo isseo
(I’m calling out to you)

You’re my love oh oh oh oh oh oh, Venus
Eoreobuteo beorin nae momeul nogyeo
(You melt my frozen body)
Neol jabgo jabgo sipeungeol, just say your love
(I want to catch catch you, just say your love)
Neol jabgo jabgo sipeun mam, just say your love
(My heart wants to catch catch you, just say your love)
You’re my love oh oh oh oh oh oh, Venus
Ttwineun gaseumeun jigeum neol hyanghago
(My heart is beating toward you right now)
Neol gajgo gajgo sipeungeol, just say your love
(I want want you, just say your love)
Neol gajgo gajgo sipeun mam, just say your love
(My heart wants wants you, just say your love)

Hwansangjeogin neoui areumdaum
(Your beauty is fantastic)
You’re a goddess heaven sent falling down
Neomu chawoni dalla
(Your level is so different)
Bigyojochado jeojubadeul beomjoeiljido molla
(Even comparing you to anything might be a cursed sin)

Jakku neowa gateun gosen destiny
(I keep going to the same place as you just like destiny)
Neoui geurimjaman bwado nan neol neukkyeo
(I can feel you even just by looking at your shadow)
Ijen neoreul nohchilkka bwa michil geot gata
(Now I’m going crazy because afraid of losing you)
You light up, light up, light up, light up

Dulmanui sigan (dreamer, dreamer)
(Our time together (dreamer, dreamer))
Geu hwansang sogeseo (angel, angel)
(In that fantasy (angel, angel))
Meomchwoseon my venus (closer, closer)
(My Venus has paused (closer, closer))
Neoreul wonhago isseo
(I want you)

Sinbiroun your eyes nunbusin this night
(Your eyes are so mysterious, this night is so dazzling)
Ajumeon goisseo deryeogalge son kkeute daheul ttae
(I will take you far away when the tips of our hands touch)

E-R-I-C
I got to love you, no one else above you
24/7 always thinking of you
Nal gaereul pyeolchyeo gureumwiro deo nopi naraga
(Spread your wings, fly higher than the clouds)
Higher baby, let’s fly, touch the sky
No doubt that you’re one of a kind
Now let’s ride to the moon, we can own the night
Ne mameul da biwobeorigo
(Empty your heart, and)
I’ll blow your mind

Unlike other girls, your outta this world
Cheonsadeuldo da mureup kkureulgeol
(Even all the angels have bowed before you)
Kkumsogeman ireonaneun beob
(This can only happen in dreams)
Nunape yeosini ilwojuneun geot
(A goddess has appeared in front of my eyes)
These stars all dance around you
All night I’m crazy about you
Don’t ever never leave us
You’re my love, my love Venus”
Wrote by Mashita Fandia
Newer Posts Older Posts Home

About Me

About Me
32 | music | movies | cultural studies

Featured post

Out of the Woods

Let’s analogizing a (romance) relationship as a tropical forest, with all of its maze of trees, wild animals, and dangerous gorges; t...


TSOGM - a fiction

TSOGM - a fiction
Click on the picture to read the stories. Enjoy! ;)
Powered by Blogger.

Blog Archive

  • ►  2022 (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2020 (8)
    • ►  March (4)
    • ►  February (4)
  • ►  2019 (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
  • ►  2018 (199)
    • ►  November (21)
    • ►  October (18)
    • ►  September (19)
    • ►  August (18)
    • ►  July (17)
    • ►  June (17)
    • ►  May (20)
    • ►  April (17)
    • ►  March (19)
    • ►  February (15)
    • ►  January (18)
  • ►  2017 (223)
    • ►  December (18)
    • ►  November (23)
    • ►  October (18)
    • ►  September (18)
    • ►  August (23)
    • ►  July (17)
    • ►  June (17)
    • ►  May (17)
    • ►  April (23)
    • ►  March (17)
    • ►  February (15)
    • ►  January (17)
  • ►  2016 (38)
    • ►  December (16)
    • ►  November (6)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (5)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (5)
  • ►  2015 (189)
    • ►  November (14)
    • ►  October (20)
    • ►  September (17)
    • ►  August (17)
    • ►  July (18)
    • ►  June (18)
    • ►  May (17)
    • ►  April (17)
    • ►  March (19)
    • ►  February (16)
    • ►  January (16)
  • ►  2014 (199)
    • ►  December (16)
    • ►  November (18)
    • ►  October (18)
    • ►  September (16)
    • ►  August (16)
    • ►  July (17)
    • ►  June (16)
    • ►  May (17)
    • ►  April (16)
    • ►  March (17)
    • ►  February (15)
    • ►  January (17)
  • ►  2013 (195)
    • ►  December (16)
    • ►  November (15)
    • ►  October (17)
    • ►  September (15)
    • ►  August (16)
    • ►  July (17)
    • ►  June (18)
    • ►  May (16)
    • ►  April (16)
    • ►  March (16)
    • ►  February (17)
    • ►  January (16)
  • ▼  2012 (215)
    • ►  December (18)
    • ►  November (20)
    • ►  October (17)
    • ►  September (18)
    • ►  August (16)
    • ►  July (18)
    • ►  June (18)
    • ►  May (19)
    • ▼  April (17)
      • Friends with Benefits
      • No Strings Attached
      • Confession of a Friend
      • Life as We Know It
      • Love Is a Drug
      • Hurts
      • The Return of Venus
      • Still Dream High, Keep Fly High!
      • I'll Back Off So You Can Live Better
      • Love Is On the Air
      • Overspeed Scandal
      • Raising My Dad
      • Petty Romance
      • Hello Schoolgirl!
      • Hello My Love!
      • My Wife Got Married
      • Humming
    • ►  March (20)
    • ►  February (18)
    • ►  January (16)
  • ►  2011 (18)
    • ►  December (13)
    • ►  November (5)

FOLLOW US @ INSTAGRAM

Copyright © 2016 pieces of me. Designed by OddThemes & Blogger Templates