“Do you know what fate is? It’s
building a bridge of chances with someone you love.” (My Sassy Girl,
2001)
Siapa yang tidak tahu “My Sassy
Girl”? Sebuah film yang dirilis pada tahun 2001 ini sangat fenomenal dan
menjadi jalan pembuka bagi perfilman Korea untuk dikenal di seluruh
dunia. Film ini memulai era film-film drama romantis di Korea . Bahkan setelah lebih dari 10
tahun, film ini masih merupakan salah satu tontonan favorit yang tak lekang
dimakan waktu. “My Sassy Girl” berkisah tentang cinta, pengorbanan, penantian,
takdir dan jodoh, yang dikemas dalam cerita dengan alur yang manis dan segar.
Cerita dalam film ini diangkat dari sebuah kisah nyata seorang bernama Kim Ho
Sik yang mem-posting kisah cintanya
dalam blog pribadinya, yang kemudian diadaptasi menjadi sebuah novel.
Gyun Woo (Cha Tae Hyun) adalah
seorang mahasiswa yang selebor dan suka bertindak seenaknya sendiri, walaupun
sebenarnya ia berhati lembut. Pada suatu hari di stasiun kereta api bawah
tanah, ia menolong seorang gadis cantik yang sedang mabuk (Jun Ji Hyun). Akibat
menolong gadis tersebut, bajunya kotor karena terkena muntahan, badannya
pegal-pegal karena menggendong si gadis, serta ia harus kehilangan uang untuk
membayar sewa kamar motel si gadis. Bahkan dia sempat dipenjara selama beberapa
jam akibat menolong gadis tersebut.
Kesialan Gyun Woo rupanya tidak
berhenti sampai di situ. Keesokan harinya gadis itu menghubunginya lagi. Karena
tidak sanggup menolak, akhirnya dimulailah petualangan Gyun Woo bersama si
gadis yang galak dan ugal-ugalan tersebut. Mereka memang berpacaran, namun
lebih tepatnya Gyun Woo hanya menemani si gadis sepanjang hari dan ditindas
olehnya. Gyun Woo tidak dapat menolak ataupun meninggalkan gadis itu, karena ia
merasa gadis itu menyimpan sesuatu. Meskipun ia selalu terlihat tersenyum
bahagia di luar, ia selalu merasa bahwa gadis itu menyimpan sebuah kesedihan
yang mendalam. Karena itulah Gyun Woo selalu mengabulkan apa yang diinginkan
oleh gadis itu.
Rupanya si gadis belum dapat
melupakan mantan kekasihnya yang telah meninggal. Gyun Woo mengetahui hal
tersebut bukan dari mulut gadis itu sendiri, melainkan dari spekulasi yang ia dapatkan
selama bersamanya. Sebuah spekulasi yang tepat sasaran. Mengetahui hal
tersebut, Gyun Woo yang mulai jatuh cinta pada gadis itu berusaha untuk
menyembuhkan lukanya dan membuatnya bahagia. Namun pada suatu hari mereka harus
berpisah. Selain karena orang tua gadis itu tidak menyetujui hubungan mereka
karena menilai Gyun Woo adalah seorang mahasiswa bodoh yang tak memiliki masa
depan, juga karena si gadis membutuhkan waktu untuk move on dari masa lalunya.
Akhirnya mereka berdua menulis
sebuah surat
yang mereka kubur di dekat sebuah pohon di perbukitan. Mereka berjanji akan
bertemu di sana dua tahun lagi untuk membaca surat tersebut. Selama dua
tahun tersebut, Gyun Woo berusaha keras menjadi orang yang lebih baik. Ia
belajar dan bekerja. Namun gadis itu tidak datang dua tahun kemudian. Gyun Woo
terus menanti, tetapi ia tidak datang. Rupanya gadis itu datang setahun
kemudian, karena tahun lalu ia merasa ia belum memiliki cukup kekuatan untuk
menemui Gyun Woo. Setelah itu ia berusaha menghubungi Gyun Woo, namun ia tidak
dapat menemukannya. Satu setengah tahun kemudian, gadis itu menemui ibu dari almarhum
mantan kekasihnya. Empat setengah tahun yang lalu sang bibi ingin mengenalkannya
pada seorang pria, namun gadis itu selalu menolaknya, hingga hari itu.
Memang kalau belum jodoh itu
pasti kemana-mana, tetapi kalau memang jodoh tak akan kemana. Rupanya lelaki
yang ingin dikenalkan oleh sang bibi sejak empat setengah tahun yang lalu
adalah Gyun Woo, keponakan dari bibi tersebut, alias sepupu dari almarhum
mantan kekasihnya. Empat setengah tahun yang lalu pula, Gyun Woo sedang dalam
perjalanan untuk menemui sang bibi, yang katanya ingin mengenalkannya pada
seorang gadis, sebelum ia akhirnya terjebak bersama si gadis yang sedang mabuk
di kereta api bawah tanah. Rupanya, lelaki dan gadis yang ingin dipertemukan
oleh sang bibi adalah mereka berdua.
“Aku merasa seperti telah bertemu
dengan lelaki dari masa depan.” Begitulah ujar si gadis di akhir film. A really great ending with great chemistry
too from the characters. Perfect! Wikipedia mencatat “My Sassy Girl”
sebagai the highest grossing Korean
comedy film of all time. 4,852,845 tickets were sold nationwide and 1,765,100
in Seoul over
its 10 weeks in the cinemas. Film berdurasi 123 menit ini sempat dibuat remake versi Hollywood pada tahun 2008
dengan judul yang sama. Namun seperti yang dapat ditebak, versi remake tersebut gagal total. Versi
originalnya lebih mampu menghanyutkan penonton dalam emosi dan menyentuh
perasaan penonton. Chemistry yang
ditampilkan Cha Tae Hyun dan Jun Ji Hyun juga lebih greget dibandingkan para
pemeran versi Hollywood .
Every original thing is better! “My
Sassy Girl” is a perfect bitter-sweet
romance.
Wrote by Mashita Fandia