I Love You, Mom
Ketika pertama kali membaca judul film ini, perkiraan saya sungguh berkebalikan dengan kenyataannya. Saya mengira bahwa film “Wedding Dress” ini merupakan film komedi romantis. Namun setelah menontonnya, sungguh saya tidak menyangka bahwa film ini adalah film drama. Dan bukan hanya drama biasa, melainkan drama yang sangat menguras air mata! Baru sekali ini saya menonton film
Film ini mengisahkan kehidupan
seorang orang tua tunggal, Soo Go-Eun (Song Yoon-Ah), dengan putri semata
wayangnya, Jang So-Ra (Kim Hyang-Ki). Hubungan ibu dan anak, sungguh tema yang
sensitif apalagi bagi perempuan yang dekat dengan ibunya. Di usianya yang masih
sangat muda, bahkan masil kecil, So-Ra harus menghadapi kenyataan bahwa ibunya
mengidap suatu penyakit keras yang menggerogoti nyawa ibunya. Go-Eun bekerja
sebagai perancang busana pengantin wanita, selama itu ia sibuk dengan
pekerjaannya sehingga jarang memiliki quality
time bersama putrinya. Setelah mengetahui penyakit yang dideritanya, ia
berusaha sekeras mungkin untuk membahagiakan putrinya.
So-Ra, tumbuh tanpa sosok ayah
yang telah meninggal, serta ibu yang selalu sibuk bekerja, terbiasa melakukan
segalanya seorang diri. Hingga pada suatu hari ia mendapati bahwa ibunya pun
akan segera meninggalkannya. Pada hari-hari terakhir ibunya, So-Ra melakukan
segala cara untuk membuat ibunya tenang dan bahagia. Banyak adegan dalam film
ini yang sangat sedih dan mengharukan. Seperti saat So-Ra telah mengetahui
penyakit ibunya, namun ia pura-pura tidak tahu karena tidak ingin membuat
ibunya khawatir. Sementara Go-Eun berusaha untuk merahasiakan penyakitnya dari
putrinya dan tampak sekuat mungkin di hadapan putrinya.
Apparently, I’m not the only one who’s been impressed with this movie.
Here I have some quotes from other reviewers of “Wedding Dress”.
“Kalau kamu cewek, barangkali hatimu terbuat dari batu,
jika film ini tidak sanggup menyentuh perasaan terdalammu.
Dalam film berdurasi 109 menit ini, tidak banyak adegan menangis meraung raung,
tidak ada dialog anak yang menangis disamping jasad ibunya sambil berteriak
‘Ibu... ibu, jangan tinggalkan aku, Bu...’. Tapi dialognya yang dalam, ketabahan
Go Eun menghadapi detik detik terakhir hidupnya, hingga adegan So Ra, anaknya,
menahan sedih, justru akan membuat keteguhan hati penonton luluh berkeping keping.”
–Glen Ahsan (http://glenahsantraveller.blogspot.com)
“Film ini sangat memukau, terutama pemeran dari Sora (Kim Hyang Gi).
Penampilan anak kecil ini begitu mengesankan. Ia mampu membuat penonton akan
terbawa dengan alur cerita yang sederhana, namun dalam. Awalnya, alur cerita tidak
terlalu menarik, biasa saja. Lama kelamaan, film ini menjadi semakin menarik. Apalagi
ketika Sora dan Ibunya semakin dekat, dan penyakit sang Ibu yang kian semakin parah.”
–Bintang Jiwa (http://raihashirou.wordpress.com)
“Saat terakhir yang paling mengharukan, yakni saat So-ra bangun dari pelukan ibunya.
Yang sebetulnya dia tahu kalau napas mama nya uda gak ada tapi dia berlagak pura-pura
gak tau dan mengajak ibunya ngobrol. Dia pun berdiri di pintu ruangan mamanya dan tidak
memperbolehkan siapapun masuk seraya berkata, ‘Mamaku sedang istirahat, jangan diganggu,’”
–Mecchi (http://mecchi89.blogspot.com)
Tidak seperti film-film mainstream yang mengumbar kisah cinta
antara pria dan wanita, film yang dirilis pada tahun 2009 ini menggambarkan
dengan baik hubungan antara ibu dan anak perempuannya. Dengan segala
pertengkaran yang pernah mereka alami, kebahagiaan yang mereka bagi bersama,
tawa dan air mata yang mewarnai hidup mereka, mereka saling memiliki satu sama
lain dengan ketulusan dan rasa sayang yang tak ada habisnya. Film ini sangat
layak untuk ditonton. Akting si cilik Hyang-Ki dan sang ibu Yoon-Ah pun sangat
menawan, natural, dan chemistry yang
mereka bangun sebagai ibu-anak sangatlah kuat dan dalam. Dan tentu saja saran
saya, siapkan sekotak tisu sebelum mulai menonton film ini. :’)
Tags:
movie
wedding dress
0 komentar