Bye Bye Doesn't Mean Forever
“Mamma mia, here I go again. My my, how can I resist you? Mamma mia,
does it show again? My my, just how much I’ve missed you. Yes, I’ve been broken
hearted. Blue, since the day we parted. Why, why did I ever let you go?”
–ABBA, Mamma Mia
“One bride. Three possible fathers. Take a trip down the aisle you’ll
never forget.” (Mamma Mia! The Movie, 2008)
Beberapa malam yang lalu aku baru
saja akan beranjak tidur untuk menutup hari yang panjang ketika aku tak sengaja
melihat televisi sedang memutar film “Mamma Mia!”. Rasa capekku seketika hilang
berganti rasa senang karena bisa melihat film itu untuk kedua kalinya. Sebelum
ini aku menonton “Mamma Mia!” melalui DVD. Waktu itu seketika aku jatuh cinta
dengan jalan ceritanya yang lucu, setting
lokasinya yang indah, pemain-pemainnya yang atraktif, dan yang terpenting, cover lagu-lagu ABBA di dalamnya.
Sebagai penggemar berat lagu-lagu ABBA, aku senang ada sebuah film musikal yang
dibuat dengan lagu-lagu mereka.
“Mamma Mia!” dirilis pada tahun
2008, diangkat dari sebuah kisah drama teater musikal yang dipentaskan di West End pada tahun 1999. Film musikal ini bercerita
tentang Sophie Sheridan, yang ingin bertemu dengan ayah kandungnya sebelum ia
menikah. Namun ibunya, Donna Sheridan, tidak pernah memberitahu Sophie siapa
ayah kandungnya. Untuk itu, Sophie mengundang tiga orang pria yang ada dalam
buku harian ibunya menjelang hari pernikahannya, tanpa memberitahu ibu dan
calon suaminya sama sekali. Ketika ketiga pria tersebut, sahabat-sahabat
Sophie, serta sahabat-sahabat ibu Sophie datang berkumpul untuk pernikahan
Sophie, saat itulah kehebohan-kehebohan terjadi.
Selain banyak faktor yang membuat
aku menyukai film ini, ada satu hal yang menarik dari jalan cerita “Mamma
Mia!”. Yaitu bahwa kisah dalam film ini menyiratkan bahwa ‘kalau jodoh memang
tak akan kemana’. Kalimat yang klise memang, namun itu terjadi dalam kebanyakan
cerita, bahkan sebagian besar. Yang menjadi sorotanku di sini bukan pada
pencarian Sophie atas jati diri dan ayah kandungnya, bukan pula pada relasi
Sophie dan ibunya, Donna, yang membesarkan dia seorang diri, atau pada
persahabatan sejati Donna dengan grup The Dynamos-nya, meski ketiga hal
tersebut juga menarik untuk disimak. Aku justru tertarik pada hubungan antara
Donna dan Sam Carmichael, salah satu mantan kekasih Donna sekaligus kandidat
ayah kandung Sophie.
Sam adalah nama pertama yang
tertulis dalam buku harian Donna. Dua puluh tahun yang lalu, mereka menjalani
kisah cinta singkat pada musim panas di sebuah pulau terpencil yang indah
(pulau yang kini ditinggali Donna dan Sophie). Namun mereka harus berpisah
karena Sam telah memiliki tunangan, sehingga ia harus pulang untuk menikahi
tunangannya. Setelah 20 tahun berlalu, mereka bertemu kembali di tempat yang
sama, menjelang pernikahan anak Donna. Chemistry
di antara mereka tak sanggup membohongi, bahwa sebenarnya mereka berdua masih
saling mencintai.
Terlihat dalam film, ketika
pertama kali ketiga mantan pacar Donna bertemu Sophie, hanya Sam yang memiliki
alasan datang ke tempat itu untuk menemui Donna, dan bertemu dengan Donna
adalah prioritas utamanya. Lalu, ketika bercerita pada sahabatnya, Donna mampu
menyebutkan nama kedua mantan kekasihnya dengan lancar, namun ia sedikit
tersendat ketika menyebut nama Sam, nafasnya sedikit tertahan dan ia terlihat
sesak. Serta beberapa adegan kecil lainnya yang mendukung spekulasi bahwa ada
sesuatu antara Donna dan Sam.
Ternyata benar, Donna dan Sam
memang saling mencintai, terbukti pada ending
film ini. Semuanya terungkap bahwa dulu, setelah musim panas berakhir dan Sam
pulang untuk menikahi tunangannya, ia tidak jadi menikah dan kembali ke tempat
itu. Namun waktu itu ia mendapati bahwa Donna telah pergi bersama laki-laki
lain. Patah hati, Sam pulang lagi dan menikah dengan mantan tunangannya tadi,
namun kini mereka telah bercerai. Donna pun sepeninggalan Sam pada musim panas
itu, ia memang pergi dengan laki-laki lain, namun itu hanyalah salah satu
bentuk pelariannya karena patah hati ditinggal pergi oleh Sam. Sesungguhnya
hanya Sam seorang yang dicintai oleh Donna.
It takes 20 years for a couple like Donna and Sam to reunite and be
together. Lagi-lagi, kalau sudah jodoh memang tak kemana. Pernah berpisah
sekian lama, bahkan pernah bersama dengan orang lain, bisa dipertemukan kembali
dan bisa bersama-sama lagi. It’s about
the right time. Tak ada yang mustahil di dunia ini. :)
“Mamma mia, even if I say bye bye, leave me now or never. Mamma mia,
it’s a game we play. Bye bye doesn’t mean forever. Mamma mia, now I really
know. My my, I could never let you go.” –ABBA, Mamma Mia
0 komentar