49 Days
“Life is like a comedy. That kind of stuffs happens all the time.”
–The Scheduler (49 Days, 2011)
“On a day like this, I wish there was at least one person I could cry in
front of. Just one person will be good.” –Shin Ji Hyun (49 Days, 2011)
“This today of yours is the precious
tomorrow of someone who passed away yesterday.” –Shin Ji Hyun (49 Days, 2011)
Apa yang akan kamu lakukan jika
sisa waktu kehidupanmu di dunia ini tinggal 49 hari? Melakukan apa saja yang
belum pernah kamu lakukan? Melakukan apa saja yang kamu inginkan? Pergi ke mana
saja yang belum pernah kamu datangi? Atau, menghabiskan waktu dengan orang-orang
yang kamu sayangi? Sebuah kebudayaan di Korea mempercayai bahwa roh atau
arwah seseorang yang telah meninggal, berkelana di dunia selama 49 hari sebelum
akhirnya beralih ke kehidupan yang selanjutnya atau reinkarnasi. Selama 49 hari
tersebut, roh atau arwah itu diperlihatkan bagaimana ia hidup di kehidupan
sebelumnya, dan ia akan memperoleh karmanya di kehidupan yang akan datang.
Shin Ji-hyun (Nam Gyu-Ri) adalah
seorang gadis kaya yang cantik dan ceria. Kehidupannya terlihat sempurna. Ia
memiliki kedua orang tua yang sangat menyayanginyya, sahabat dan teman yang
memujanya, serta seorang tunangan yang sangat mencintainya. Namun kesempurnaan
itu memudar ketika suatu hari ia mengalami kecelakaan mobil yang membuatnya
koma, seminggu sebelum pernikahannya. Roh Ji-hyun yang tidak dapat kembali ke
tubuhnya karena koma, bertemu dengan The Scheduler (Jung Il-Woo), versi modern
dari malaikat maut. The Scheduler menemukan bahwa belum saatnya Ji-hyun untuk
mati, karena itu ia memberikan waktu 49 hari bagi Ji-hyun untuk dapat kembali
hidup. Jika selama 49 hari tersebut Ji-hyun mampu mengumpulkan air mata dari
tiga orang yang sungguh-sungguh mencintainya, maka ia akan mampu hidup kembali.
Tiga orang itu tidak boleh memiliki hubungan darah dengan dirinya, seperti ayah
dan ibunya.
Selama 49 hari perjalanannya,
Ji-hyun hanya diizinkan untuk meminjam tubuh Song Yi-kyung (Lee Yo-Won), gadis
yang sebelumnya mencoba bunuh diri di jalan raya sehingga menyebabkan tabrakan
beruntun, termasuk mobil Ji-hyun. Pada siang hari, Ji-hyun meminjam tubuh
Yi-kyung, sementara malam harinya Yi-kyung yang asli pergi bekerja. Namun,
menemukan tiga orang yang tulus mencintai Ji-hyun tidaklah mudah. Justru
setelah koma, ia mengetahui bahwa dua orang yang paling disayanginya setelah
kedua orang tuanya, yaitu tunangannya Kang Min-ho (Bae Soo-Bin) dan sahabatnya
Shin In-jung (Seo Ji-Hye), ternyata selama ini berselingkuh di belakangnya.
Bahkan mereka berdua merencanakan sebuah kejahatan yang lebih besar.
Sebaliknya, orang yang selama ini ia kira selalu membencinya, ternyata justru
adalah orang yang paling mencintainya, yaitu teman sekolahnya dulu, Han Kang
(Jo Hyeon-Jae).
Seiring berlalunya hari, berbagai
kejutan datang menimpa Ji-hyun. Berbagai kenyataan menerpanya, membuatnya
merasa sedih sekaligus nyaris putus asa. Namun Ji-hyun menyadari, ia bukan
satu-satunya orang yang paling menderita di dunia. Menghabiskan waktunya
bersama Yi-kyung, Ji-hyun lambat laun menyayangi wanita itu. Ia pun mencari
tahu mengapa Yi-kyung pada akhirnya menjalani kehidupan yang penuh depresi
seperti sekarang ini. Rupanya, Yi-kyung semenjak kecil dibesarkan di panti
asuhan, di sana
ia bertemu dengan teman seumurannya yang bernama Song Yi-soo. Bahkan nama Song
Yi-kyung adalah pemberian dari Yi-soo karena Yi-kyung kecil lupa pada nama
aslinya. Yi-kyung dan Yi-soo tumbuh besar bersama, pada akhirnya menjadi
sepasang kekasih. Namun pada suatu hari lima
tahun yang lalu, Yi-soo meninggal dalam kecelakaan motor. Sejak itu Yi-kyung
sebatang kara dan seolah kehilangan hasrat hidupnya, bahkan berkali-kali ia
mencoba bunuh diri.
Ji-hyun akhirnya menemukan bahwa
The Scheduler sebenarnya adalah roh dari Song Yi-soo yang kecelakaan lima tahun lalu. Ketika
mati, ia merasakan bahwa ada sebuah unfinished
business di dunia yang membuat arwahnya tidak tenang. Karena itu, dia
menjadi The Scheduler selama lima
tahun untuk kemudian mendapatkan satu hari hidup di dunia untuk menyelesaikan
urusannya yang tertunda. Namun selama menjadi The Scheduler, ingatan manusianya
dihapuskan. Penemuan Ji-hyun lah yang kemudian memulihkan ingatan manusianya.
Akibat kontak batin yang terjalin antara Ji-hyun dan Yi-kyung karena
menggunakan tubuh yang sama, pada minggu terakhir dari 49 hari itu Yi-kyung
dapat melihat sosok roh Ji-hyun. Bahkan mereka dapat berkomunikasi satu sama
lain. Setelah itu, dapatkah Ji-hyun kembali hidup? Berhasil kah perjuangannya
selama 49 hari itu, mendapatkan bukti cinta yang murni dari tiga orang yang
bukan keluarganya? Lalu bagaimana dengan kisah cinta tragis antara Yi-kyung dan
Yi-soo?
“49 Days” saat ini sedang tayang
di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia, tetapi bila anda tidak sabar
menunggu tiap harinya, anda dapat menyewa DVD-nya di rental terdekat, seperti
yang saya lakukan. Serial ini ditayangkan di stasiun TV SBS di Korea pada tahun
2011, kemudian tayang di Filipina dengan judul “Pure Love”. Walaupun merupakan
serial drama melankolis, “49 Days” sama sekali jauh dari kata membosankan. Justru
serial ini berhasil membuat saya selalu merasa penasaran akan kelanjutan dan
akhir ceritanya. Bahkan untuk menonton 20 episode dari serial ini, saya hanya
membutuhkan waktu tiga hari saja. Saking penasarannya, saya hanya berhenti
menonton untuk tidur, mandi, dan pergi ke kampus.
Again and again, we all love surprises, don’t we? Well, at least I love
surprises. Dan, sedari awal hingga akhir, serial ini sukses menyajikan
berbagai kejutan yang jarang dapat diterka oleh kebanyakan penontonnya. Saya
jamin itu. And finally, the ending
is…fantastic! Memang bukan termasuk dalam kategori happy ending, tetapi serial ini berhasil menyajikan sebuah ending yang jauh dari prediksi. Well, lagi-lagi kejutan. Selain segala
kejutan yang diberikannya, serial ini menimbulkan kesan yang cukup mendalam
setelah menontonnya. Bahwa kadang sesuatu tidak seperti kelihatannya, dan bahwa
orang-orang yang ada di sekitar kita sekarang, bisa saja mereka pernah ada
dalam kehidupan kita sebelumnya, tetapi kita tidak mengingatnya. Detail-detail
kecil seperti itu sangat diperhatikan dalam serial ini. Tonton, dan rasakan sensasinya.
Well, tentunya selain menyajikan cerita yang sangat menarik, serial
ini juga menampilkan artis papan atas Korea, seperti Lee Yo-Won, Jo Hyeon-Jae
dan Bae Soo-Bin. Selain itu, si tampan Jung Il-Woo juga tampil sebagai The
Scheduler alias Song Yi-soo. Tak heran ketika pertama kali melihat serial ini
di televisi secara sepintas, saya merasa bahwa semua pemeran dalam serial ini
tidak asing lagi di mata saya. Tidak ketinggalan, satu lagi unsur pendukung
bagus tidak sebuah serial, yaitu soundtrack-nya.
Lagu-lagu dalam soundtrack serial ini
sejalan dengan serialnya, yaitu totally
nggerus! Lagu-lagunya enak didengar dan sangat mendukung suasana dalam
serial ini. Cerita oke, artis-artisnya jempol, soundtrack-nya top, singkat kata, worth to watch! ;)
“Human’s hearts are frickle, they change,
that’s their specialty. Forever? There’s no such thing. Love, then hate. Hot,
then cold. Upset, then grateful. Full of resentment, then understanding. And it
goes on.”
–The Scheduler (49 Days, 2011)
0 komentar